When We Were Young VII (Sasuke Sakura)

650 95 17
                                    

"Sakura mana?"

Gaara yang baru masuk ke dapur mengerutkan alis mendapati pertanyaan dari Tsunade. Lelaki itu baru pulang dari kegiatan organisasi sekolah, jadi ia memang tidak pulang bersama dengan Sakura. Lelaki itu menoleh ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 5 sore, dan di jam itu biasanya Sakura memang sudah pulang.

"Tadi siang dia bilang kalau ingin menjenguk Shion dulu di rumah sakit. Tapi sepertinya masih di sana ya?"

Tsunade menganggukan kepalanya, "Coba kau hubungi dia, Ibu takut ada apa-apa di jalan."

"Baik Bu." Jawabnya sembari duduk di meja makan dan meminum air mineral di atas meja.

Setelah air di gelas itu tandas, Gaara berdiri hendak kembali ke kamar untuk mengambil ponsel, namun suara dari pintu belakang terdengar terbuka dan ia menghentikan langkah kakinya. Sakura sudah pulang.

"Bu, Sakura sudah-"

Belum selesai lelaki itu bicara pada Tsunade. Sakura melewatinya begitu saja dan naik ke kamarnya di lantai atas. Dia tidak mengucapkan salam sama sekali. Hal itu membuat Tsunade dan Gaara saling berpandangan dan tanpa pikir panjang lelaki itu menyusulinya ke kamar.

"Sakura ... Boleh aku masuk?" Tanya lelaki itu sembari mengetuk pintunya pelan.

Karena cukup lama tidak ada jawaban, lelaki itu membuka pintu kamar Sakura perlahan yang kebetulan tidak dikunci.

"Sakura ..." Panggil lelaki itu lagi.

Seperti gadis yang baru diputus oleh pacarnya, Sakura tengkurap di atas ranjang. Ia menenggelamkan wajahnya ke bantal dan tampaknya ia sedang menangis. Gaara tidak tahu apa yang terjadi pada gadis itu, namun karena ia baru pulang dari rumah sakit, sepertinya lelaki itu bisa menebaknya.

"Sasuke?" Tanya lelaki bersurai merah itu yang segera duduk di pinggir ranjang. "Dia masih marah padamu?" Lanjutnya.

Dengan mata yang masih sembab, ia mencoba bangun dan menatap ke arah kekasihnya. "Dia tidak marah," Ucapnya pelan sembari terisak, "Tadi dia tidak masuk sekolah, dia ada di rumah sakit. Tapi tidak mau menemuiku, padahal-"

Melihat kekasihnya yang menangis seperti ini, Gaara segera menghamburkan pelukannya pada gadis itu. Membiarkan Sakura menangis dan membasahi kaosnya yang berwarna putih.

Sakura adalah orang yang sangat perasa. Ia sangat mudah menangis dan sakit hati jika disenggol sedikit saja oleh orang-orang terdekatnya. Termasuk Sasuke, perubahan sikapnya yang cukup mengejutkan itu pasti cukup menyakitinya.

"Padahal aku sudah menyalin tugas untuknya. Aku juga seperti biasa membuat bekal lebih karena Sasuke selalu minta, tapi ..."

"Sudah Sakura ..." Lelaki itu mengelus surai merah muda kekasihnya untuk membuat gadis itu sedikit tenang.

"Sasuke menyebalkan. Aku membencinya," Ucapnya sembari terisak di pelukan Gaara.

Mendengar itu Gaara hanya tertawa, ia yakin kalau Sakura tidak mengatakan itu sungguh-sungguh. Ia hanya kecewa pada dirinya sendiri karena sikap yang diberikan Sasuke tidak sesuai ekspektasinya.

Tak lama Gaara kembali ke dapur, ia mengambil sepotong sandwich dan botol minuman yang diisi oleh air hangat.

"Sakura kenapa?" Tanya Tsunade penasaran karena lelaki itu turun ke dapur seorang diri.

Lelaki bersurai merah itu menyunggingkan senyum tipis, "Dia sedang tidak enak badan Bu." Jawabnya singkat.

***

Gadis bersurai merah muda itu menghela napas dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas. Sekilas ia melihat Sasuke sudah datang. Ia duduk di bangkunya sembari membaca buku dan memasang earphone. Sakura akan mencoba menyapanya hari ini, dan jika respon yang diberikan lelaki itu tetap dingin itu artinya dia-

Unbroken SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang