"Sasuke-san."
"Sasuke-san."
"Sasuke-san."
Lelaki itu mengerjap dan tersadar setelah beberapa pasang mata di ruangan rapat tertuju ke arahnya. Sasuke sedang diberi waktu untuk memberi usulan tentang proyek baru di perusahaannya, tetapi lelaki itu sedikit melamun. Ya, ada hal lain yang tengah ia pikirkan akhir-akhir ini.
Dan ini memasuki hari ketiga. Di mana Sakura belum juga memberi jawaban untuknya.
***
Sakura menengadahkan kepalanya melihat tower crane yang tengah mengangkut besi ke atas. Tatapannya sebenarnya tidak terlalu fokus ke sana, ada hal lain yang lebih ia pikirkan di kepalanya.
Hari ini memasuki hari keempat, di mana empat malam sebelumnya Sasuke mengutarakan keinginannya untuk menikah dengan Sakura.
"Kau bisa memikirkan hal ini baik-baik. Aku menunggu."
Bisikan Sasuke sebelum pulang dari rumahnya kala itu masih terekam jelas di benaknya saat ini.
Menunggu? Sampai kapan dia akan menunggu?
Sakura mengerjap dan tersadar ketika sebuah mobil pengaduk semen melaju ke arahnya.
"Awas!"
Tangan Sakura ditarik cukup kencang oleh Naruto supaya menepi. Mobil besar itu hampir saja menabrak tubuh Sakura jika saja Naruto tidak segera menarik tangannya.
"Ada apa denganmu? Kau mabuk?" Omel lelaki bersurai kuning itu yang masih mencengkram kuat tangan Sakura dan melotot padanya.
"Ya Tuhan, aku kaget." Ucapnya sembari kembali menatap kendaraan besar itu dan memeluk papan dadanya erat.
"Karena itu kau harus hati-hati. Kendaraan besar dan alat-alat berat banyak berlalu lalang di sini."
"Iya, aku benar-benar minta maaf."
Naruto membenarkan posisi topi gadis itu dan menarik tangannya untuk berjalan di pinggir. Mengajaknya ke pos konstruksi dan sedikit mengobrol dengan kepala proyek di sana.
"Kau tidak seperti biasanya. Sedang memikirkan sesuatu?"
Sakura hanya mengerucutkan bibirnya kemudian menggeleng.
"Hei lihat kemari!" Lelaki itu memutar wajah Sakura secara paksa sehingga menatap ke arahnya.
Menatap wajah gadis itu yang tampak lesu membuat Naruto mengerutkan alis dan tak lama menoleh pada objek di belakang Sakura. Lelaki bersurai kuning itu pun menyeringai.
"Oi Sasuke!" Panggilnya seraya mengangkat tangannya.
Mata Sakura membulat seketika dan segera menunduk menutup wajahnya. "Ya Tuhan, kenapa dia di sini?" Gumamnya.
"Kita di sini Sasuke!"
"Hush Naruto! Jangan biarkan dia kemari." Bisiknya sedikit keras pada lelaki itu.
"Hei! Hahaha..." Tawa Naruto sangat keras memenuhi seisi ruangan. Membuat Sakura kembali mendongak dan tampak kebingungan. "Aku bercanda, Sasuke tidak ada."
Perlahan Sakura menoleh ke belakang dan tidak menemukan siapa-siapa di belakangnya. "Kau bohong."
"Pfffttt..." Naruto menahan tawanya kemudian sedikit bersandar pada punggung kursi. "Jadi kau seperti ini gara-gara Sasuke ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbroken Soul
FanfictionSemua ikatan itu terjalin atas dasar cinta. Tetapi percaya atau tidak, hal itu tidak terjadi dalam hubungan kita. Kecuali hanya satu sisi saja, "Aku mencintaimu, tetapi kau tidak." . . Sasuke x Sakura Naruto © Masashi Kishimoto