.43.

90 13 1
                                    


Suara tangis bayi terdengar keras dari sebuah kamar. Terlihat dua orang yang kini tengah sibuk dengan urusan masing-masing saling diam.

"Eum.. maaf Chi.. gue ada kelas pagi jadi gak bisa bantuin lo ngurus Lia."

"Iya santai aja."

"Gue nanti pulang malem, gantiin Edo lagi sakit. Kalo gitu gue berangkat dulu."

Rose hanya mengangguk sambil menatap pintu kamar yang kini kembali tertutup.

Matanya yang sayu menatap putri kecil yang sedang terlelap di depannya. Senyum kecut kembali menghias wajah cantik cewek itu.

Rasa sedih, marah, kecewa semuanya bercampur di dadanya. Rasanya sesak jika Rose mengingat perbuatan yang dia lakukan satu tahun yang lalu.

Dia sadar kesalahannya begitu besar, dia telah menghancurkan perasaan banyak orang. Bahkan Jeje, dia sangat merasa bersalah kepada cowok itu.

"Bahkan lo tau kalo ini bukan anak lo, Je. Rasanya sakit kalo harus elo yang jadi korban di sini." ucap Rose pelan.

✨✨✨✨

"Lis bangun, katanya lo ada kelas pagi?" sambil Mina mengetuk pintu kamar Lisa.

"Lis?" panggilnya sambil terus mengetuk, "Lisa?"

"Minggir, Min. Biar gue sini yang bangunin."

Mendengar perkataan teman satu kost nya itu Mina mengangguk.

"WOI LISA! BANGUN GAK LO?!"

"UDAH JAM 7 MAU TELAT LO?"

Mina melotot melihat cara Jihan membangunkan Lisa. Pantes anak-anak sini nyebut dia kayak preman.

"Berisik banget sih lo!" sentak Lisa yang masih mengumpulkan nyawa, "Bisa pela- eeehhh Jihan.. aduh makasih udah di bangunin. Gue mandi dulu, buru-buru soalnya."

Begitu tau kalo yang di depannya adalah Jihan, cewek garang yang gak kenal takut. Tentu Lisa gak mau cari penyakit pagi-pagi gini.

"Makasih Han." ucap Mina sambil tersenyum.

"Yoi."



"Eh Jun gue nebeng lo ya." teriak Yuna saat melihat Ajun sedang memasang sepatu di teras.

"Waduh sorry mbak, Yun gak bisa. Gue udah janji mau jemput cewek gue." kata Ajun tidak enak hati.

"Oalah gitu.. ya udah deh gue naik angkot aja."

"Mau gue pesenin ojek online gak?" tawar Ajun untuk mengurangi rasa sungkan nya.

Namun Yuna menggeleng, "Enggak deh. Gue takut, gak semua ojek online aman. Kalo hari ini gue apes gimana? gue di apa-apain sama mas ojol nya gimana?" ucap Yuna mendramatisir.

"Lebay lu." Yongki yang baru saja keluar langsung nyletuk, "Kalo emang gak berani ya udah gak usah naik ojol, gak usah di bawa ribet."

Yuna diem. Diem-diem cemberut maksudnya.

"Nebeng gak lo? kalo enggak gua duluan nih."

"Eh iya gue nebeng."

Ya gitu si Yongki. Walaupun galak, atau kadang mulut nya pedes kayak Jenni tapi dia perhatian sama temen-temen kost nya.



Baru juga keluar kamar, bau harum masakan udah nyambut indera penciuman cewek mungil itu.

"Loh bang Zidan gak kerja?" tanya Elsa sambil melihat jam yang menunjukkan angka 9.

"Libur, El. Di kantor gue kemarin ada kecoa jadi di liburin dua hari." jawaban Zidan sukses membuat Elsa dan beberapa penghuni kost yang ada di sana membuka mulut lebar.

SEKA'ONE' • ft 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang