.24.

133 12 5
                                    

Seulas senyum tercetak jelas di wajah cowok tampan berkulit putih, sungguh definisi sempurna. Matanya tertutup sambil menikmati hembusan angin sore melalui balkon kamarnya.

Sudah dua hari yang lalu dia kembali menginjak tanah kelahirannya. Dua hari itu pula senyum bahagia tidak pernah luntur dari wajah tampannya.

Merasa puas menikmati hembusan angin sore dia memutuskan untuk turun ke ruang makan karena merasa lapar.

Seorang wanita cantik menoleh saat mendengar suara tapak kaki dari arah tangga, "Bangun tidur bang?" tanya beliau dengan senyum cantik.

"Iya bun" di balasnya senyum manis sang ibu. Merasa sepi ia mengedarkan pandangannya mencari sesuatu, "Kok sepi bun?"

"Ayah sama adekmu lagi keluar bentar katanya" jawab sang ibu sambil sibuk berkutat dengan masakan.

"Oh gitu.." ia mengangguk pelan sambil memainkan bibirnya, "Bunda mau di bantu gak?" katanya sambil berjalan mendekat ke arah sang ibu yang sedang memasak.

"Gak usah bang. Mending kamu mandi sana, katanya nanti mau keluar?" goda sang ibu sambil tersenyum jahil.

"Hahaha bunda emang paling bisa bikin salting.." ucapnya sambil menggaruk tengkuk belakangnya, "Ya udah Reno naik bun mau mandi" ucapnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan dapur.










"Mau tambah nasi lagi dek?" anggukan kepala sang anak membuatnya tersenyum.

"Emang perut karet kamu San"

"Ih biarin" dengan wajah songong cowok yang terlihat lebih muda itu menatap sinis sang ayah, "Ayah kalo mau nambah juga jangan syirik dong, wlek" juluran lidah dari si bungsu membuat seisi meja makan tertawa gemas.

"Oh iya, ayah ada kabar baik" ucap pria itu sambil memandang anak dan istrinya yang terlihat penasaran, "Ayah udah gak di pindah tugas ke Singapore lagi"

"Loh bukannya masih ada empat tahun lagi yah?" tanya sang istri dengan wajah bingung.

"Iya bun, tapi udah di gantiin sama Pak Herry. Katanya dia mau sekalian pengobatan buat ibunya"

"Jadi kita menetap di sini dong?" tanya si bungsu. Anggukan dari sang ayah membuat wajahnya semakin lesu.

"Kok sedih gitu? enak dong bisa balik sekolah di sini lagi" ucap bunda yang sadar kalau anak bungsunya lagi sedih.

"Gak bisa ketemu Denise lagi bun"

"Yeu cewek mulu yang di pikirin. Sekolah dulu yang bener dek, baru boleh mikirin cewek" cletuk sang ayah.

Sedangkan cowok tampan itu diam-diam sedang menahan diri agar tidak berteriak saking bahagianya.

Rasa rindu yang tidak tertahan baginya berhasil membawa Reno kemari. Bangunan dengan cat dominan warna putih, rumah si gadis.

Tapi siapa sangka saat ia mengunjungi rumah cewek yang berstatus sebagai mantan kekasihnya, ia malah mendapat kabar bahwa gadis itu tengah sakit.

Niat hati ingin menatap gadisnya walau dari jauh sudah hilang entah kemana. Di gantikan dengan perasaan kalut dan cemas yang sedikit berlebihan.

Sesekali terlihat ia berebat dengan Alex karena egonya. Sudah berkali-kali pula Alex menyuruh cowok itu agar pulang, supaya ia istirahat. Namun selalu di tolak dengan alasan khawatir dengan keadaan si gadis.

Sampai akhirnya ia menyerah dan memilih pulang saat Alex mengancam kalau dia terus keras kepala tidak akan di izinkan melihat Elsa.

✨✨✨✨

SEKA'ONE' • ft 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang