.18.

154 18 1
                                    

Jangan lupa vote ya.


"Terus sekarang hubungan lo sama Aming gimana?"

"Ya gitu Yun gue jalanin sebagai mana mestinya"

"Gimana sih maksudnya?"

"Gue tetep berteman sama dia, tapi gak kayak dulu. Sekarang gue lebih jaga jarak walaupun perasaan gue berat buat milih jalan ini"

Mina sudah menceritakan semuanya sama anak-anak cewek. Semenjak Dika koar-koar di grup Mina terus di bujuk agar mau cerita apa yang sebenarnya terjadi.

"Emang calon tunangan lo gak cemburu Min?"

Sambil terus berjalan menuju kelas, Yuna terus saja ingin mengorek informasi dari Mina.

"Gue gak tau, ketemu aja baru sekali"

"Siapa namanya? lupa gue"

"Yohan"

"Iya si Yohan. Menurut lo aja kira-kira dia orangnya gimana?"

Mina menerawang sambil mengerucutkan bibir. Mencoba mengingat first impression dengan Yohan.

"Dia orangnya pendiem tapi perhatian. Baik juga sih kayaknya, terus mukanya tuh ganteng-ganteng dingin gitu"

"Kalo dari cerita lo gue yakin pasti lebih ganteng dia di banding Aming hahaha"

Mina hanya tersenyum untuk menanggapi. Ternyata selama mereka mengobrol tidak terasa sudah sampai di depan kelas.

"ANJER LO SIAPA?" teriak Yuna saat memasuki kelas.

Sedangkan tiga orang yang memang sudah berada di kelas sejak tadi memandang Yuna aneh.

Kenapa juga ada orang pagi-pagi teriak ga jelas di depan kelas.

"Woi congor lu gede banget sih? gue mau tidur jadi kebangun nyet!" protes cowok ganteng dengan iler yang menempel di pipi sebelah kanannya.

"Idih iler lo tuh elapin dulu! jorok banget sih iyuw!" melihat iler cowok itu Yuna begidik ngeri.

Sedangkan si cowok bersikap tidak peduli dan kembali menidurkan kepalanya di atas meja.

"Ada apa sih Yun pagi-pagi udah teriak aja"

Cewek cantik berambut pendek yang sedang membaca novel itu memang merasa terganggu dengan teriakan Yuna.

"Anjiran El pangling gue sama lo!" sambil Yuna bergegas menghampiri Elsa di bangkunya.

Mina yang juga pangling dengan tampilan baru Elsa juga mengikuti Yuna untuk mendekat ke arah gadis mungil itu.

"Ini kenapa rambut lo jadi botak gini sih?!" dengan kurang ajarnya dia mengacak rambut Elsa.

"Woi jangan di acak-acak juga kali rambut gue! ah elo mah kebiasaan kalo lebay suka rese!"

"Tau nih Yuna lebay deh. Mana ada sih botak?" timpal Mina.

"Pokoknya gue gak ikhlas ya kalo rambut lo pendek. Sambungin lagi gak mau tau!"

Elsa dan Mina sama-sama menatap Yuna dengan alis menyatu serta mulut sedikit terbuka.

"Min mending lo bawa pergi deh biawak satu ini dari bangku gue"

"Iya nih emang suka lepas kendali kadang-kadang" tanpa ampun Mina menyeret tubuh Yuna yang masih sibuk mengacak rambut Elsa.

"WOI NGAPAIN GUE DI SERET SIH?! LU KATA BADAN GUE KARUNG BERAS?"

Sedikit memukul lengan Mina agar dia di lepaskan. Tapi Mina bener-bener gak kasih ampun ke Yuna.

Satu per satu murid IPA-3 sudah mulai mengisi bangku mereka masing-masing.  Dan yang menjengkelkan adalah mereka tanpa henti yang menggoda Elsa dengan rambut barunya itu.

Rasa kesal Elsa semakin memuncak saat teman-temannya dari kelas IPS 1 tiba-tiba datang ikut merusuh kelas yang saat ini sedang kosong.

"Itu cewek rambut pendek boleh lah ya buat gue ahiw"

"Jun. Kalo kamu gak mau liat aku ngamuk mending diem deh" ucap Ochi sinis.

"Ampun nyai, cuma berjanda kok" Juna menyatukan kedua telapak tangannya sambil bersujud di bawah Ochi.

"Berdiri lo njing, lebay amat dah" Dika menendang pantat Juna.

"Ini juga" Dika berganti melihat cowok di sampingnya. "Kenapa lo diem aja?"

Sambil menatap Dika takut, dia menekuk bibirnya ke dalam sampai lesung pipinya terlihat dan menggelengkan kepalanya berkali-kali seperti anak kecil.

"Katanya mau gas terus pantang mundur. Tapi kalo lo cuma ngumpet di ketiaknya Dika kapan bisa dapet njing?" dengan gemas Juna menyentil dahi cowok berlesung pipi itu.

"Aw sakit setan!" meringis kecil sambil mengelus dahinya.

"Lagian lo lelet bener jadi cowok"

"Terus gue harus gimana Jun?" dengan tatapan memelas dia bertanya kepada Juna.

"Ya samperin lah bego!"

Cowok berlesung pipi itu melirik ke arah Elsa yang sedang mengobrol dengan si cowok bule. Merasa dadanya sesak dia beralih menatap Juna dan Dika bergantian.

"Anaknya lagi sibuk. Gak bakal mau ngomong sama gue kayaknya"

Bugh

"Jun kenapa lo suka banget sih mukul gue?!" sambil dia memungut buku paket yang digunakan Juna untuk memukul kepala cowok itu.

"Je lo beneran bego apa cuma pura-pura sih?! urusan pelajaran aja lo cepet nyantol giliran gini lemotnya setengah mampus" sambil Juna memijat pelipisnya.

Diam-diam Dika menahan tawa melihat bagaimana frustasinya Juna mengajari cowok berlesung pipi itu tentang percintaan.

'Pusing gak lo? hahaha. Ya itu yang gue rasain kalo ngajarin Jeje, botak dah tuh pala lo bentar lagi'

"Terus kalo gue nyamperin dia gue harus ngapain?"

Juna diam tidak menjawab. Bukan karena dia bingung mau jawab apa, tapi memang dia sudah kesal dengan sikap lemotnya Jeje.

"Gini deh Je. Lo udah pernah tanya Alex gak gimana caranya bikin cewek nurut?" Dika yang merasa kasihan dengan Juna gantian memberi ilmu kepada Jeje.

Mendengar pertanyaan Dika membuat Jeje mengangguk sebagai jawaban.

"Nah itu yang harus lo lakuin sekarang" ucap Dika.

Menggigit bibir bawahnya Jeje merasa ragu, "Gue.. gak yakin bisa berhasil"

"Kenapa gak yakin? emang Alex ngomong apa sama lo?"

Menatap Dika lekat Jeje merasa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Telinganya tiba-tiba saja memerah. 

Bukan karena dia naksir Dika, tapi dia membayangkan bagaimana jika dia benar-benar mengikuti cara Alex.

"Katanya Alex biar cewek bisa nurut harus pake kata-kata manis. Tapi kalo masih belom berhasil harus bisa bikin si cewek diem dulu...




















..pake bibir" setelah mengucap itu Jeje menutup wajahnya dengan kedua tangan.

MALU TCOY.

.
.

SEKA'ONE' • ft 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang