.15.

158 16 0
                                    

Jangan lupa vote ya.

"Ck mau sampe kapan lo di sini? bel pulang udah bunyi setengah jam yang lalu, mending lo pergi." decakan pelan keluar dari mulut cowok yang sedang menyandar di bangkar uks.

Seorang gadis yang duduk di sampingnya menggeleng berkali-kali. Seakan menolak untuk beranjak pergi dari sana.

"Terserah. Mau lo nginep di sini juga bukan urusan gue." sambil ia berusaha bangun dari tempatnya.

"Eh kok bangun? mau kemana?" cewek cantik itu berusaha untuk membantunya berdiri.

Namun dengan segera di tepis begitu saja. Menghela nafas pelan dan menarik kembali tangannya, gadis itu berucap.

"Mau sampe kapan lo gak ngehargai gue sebagai cewek lo? Mau lo suka atau gak ke gue, lo harus menghargai gue sebagai cewek lo kak!"

Walaupun badan cowok itu terasa sakit semua, dia masih tetap berusaha untuk berjalan menjauh dari gadis itu.

"Kak gue itu cewek lo! Inget kita udah mau tunangan, dan lo gak bakal bisa pergi dari gue"

Lagi, tanpa mau menoleh cowok itu terus berjalan menuju pintu uks.

"Mungkin lo ngerasa gitu. Tapi buat gue lo bukan siapa-siapa. Mau kita tunangan atau gak ini hidup gue, dan lo gak berhak ngatur ataupun ikut campur di dalam urusan gue"

Tangan gadis itu mengepal, wajahnya memerah menahan emosi. Bibirnya bergetar ingin mengucapkan kalimat yang membuat cowok itu nurut.

"Jadi lo pilih nurut sama gue atau hidup Elsa berantakan?" senyum miring gadis itu terpancar.

Walaupun Jeje masih memunggungi Diana, tapi dia tau kalau gadis itu sedang tersenyum licik.

Tangan Jeje sudah menyentuh knop pintu. Mendengar nama Elsa membuatnya secara tidak sadar tersenyum.

"Jangan berani lo ganggu dia, ini urusan kita. Dan satu lagi, hubungan yang di paksakan gak bakal bagus buat kedepannya" ucap Jeje penuh penekanan,

"Coba lo pikir-pikir lagi, lo emang sayang tulus ke gue apa lo cuma mau menang dari Elsa karena obsesi lo ke Reno?"

Ucap cowok itu sebelum benar benar pergi meninggalkan si gadis.

Sedangkan gadis itu menggigit bibir bawahnya, Menahan segala emosi yang memuncak sampai kepalanya.

✨✨✨✨

"Chi yakin nih aku gak di suruh mampir dulu?" tanya Juna dengan bibir cemberut.

"No"

"Yakin?"

"Ya"

"Ya? berarti boleh masuk dong?"

"Ck pergi" mendecak sebal gadis itu pergi meninggalkan Juna di depan pagar.

"Kenapa sih?! aku kan gak ikut-ikutan masalahnya Jeje. Kenapa aku juga kamu judesin gini?"tanya Juna frustasi.

"Because his you're friends"

"Hilih tau aja kalo pangeran pinter bahasa inggris. Yes i love you too"

Ochi menutup mata sambil menipiskan bibirnya. Gak habis pikir kenapa dia mau pacaran sama cowok modelan Juna.

"Karena dia temen kamu Juna!" sentak Ochi membuat Juna yang sedang ngaca di spion terlonjak kaget.

"Pelan-pelan dong gak usah ngerem!"

"Ngegas bego!"

"Idih yang ngegas duluan siapa oon?!"

"Ih tau ah terserah!"

SEKA'ONE' • ft 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang