.25.

128 13 0
                                    


Dentuman musik seakan membakar semangat para remaja di dalam ruangan penuh kaca ini. Tenggorokan yang terasa kering serta keringat bercucuran sudah menjadi hal yang biasa mereka rasakan.

Dari sekian banyak murid academy di sana, hanya di ambil beberapa yang di rasa mampu untuk menguasai seluruh gerakan rumit yang telah di ajarkan.

Seperti enam remaja perempuan yang saat ini sedang fokus melenggokkan tubuh kesana kemari mengikuti irama. Gadis-gadis itu terlihat bersemangat saat salah satu di antara mereka berteriak keras seolah memberi semangat di akhir lagu.

"Woah udahan dulu ya.. capek banget gue anjay" ucap salah satu gadis yang langsung merebahkan dirinya di lantai.

"Iye Jen, gue juga capek." balas gadis lainnya dengan nafas tersengal.

Lima menit mereka habiskan hanya untuk menghirup nafas sebanyak mungkin, tentu saja untuk menetralkan deru nafas mereka yang masih tidak beraturan.

Lisa, gadis itu segera bangun dari posisinya yang semula ikut merebahkan diri di lantai. Ia berjalan kemudian mengambil satu botol besar air mineral, "Kak Selly.. nih kakak duluan" ucapnya sambil menyerahkan botol air mineral tersebut.

Gadis bernama Selly itu tersenyum, "Lucu banget sih.. selalu aja gue di suruh duluan. Jangan mentang-mentang gue yang paling tua ya di sini" katanya sambil tertawa gemas, "Kalau lo udah haus minum aja gak usah nu-

"Halah lama deh.. sini biar gue minum" gadis dengan bentuk bibir yang menggemaskan itu segera merebut air mineral yang semula berada di tangan Lisa.

"Mulut gue sebenernya udah gatel pengen misuh liat kelakuan kak Jessy,  cuman gimana ya.. dia lebih tua sih, jadi gak enak kan mau ngatain" ucap gadis berwajah bulat yang masih asik menikmati dinginnya lantai.

Merasa tersindir gadis bernama Jessy itu mendelik sebal, "Woi Jen.. gue denger ya lo barusan ngatain gue" kata gadis itu sambil mengoper air minum kepada temannya yang lain.

"Belum ngatain kak Jes, mulut gue masih tahap gatel-gatel doang" jawabnya sambil ia merubah posisi menjadi meringkuk.

Melihat itu Jessy mengangkat sebelah bibirnya, "Liat kelakuan si Jenni bibir gemes gue rasanya pingin misuh"

"Gue denger ya kak Jes elo ngatain gue" balas gadis itu dengan mata yang masih terpejam.

"Belum ngatain kok Jen, bibir gue masih tahap gatel-gatel doang" ucap Jessy meniru perkataan Jenni beberapa waktu lalu.

"Woi ngikut bae l-

"Berantem aja terus, gak mau minum lo?" Selly memotong ucapan Jenni saat gadis itu terbangun dari acara rebahannya. Kalau tidak di potong bisa sampai besok mereka adu mulut.

"Hehehe ya mau kak" jawabnya dengan ringisan kecil.

Di pojok ruangan ada tiga gadis sedang mengobrol santai. Sesekali mereka tertawa saat Lisa membuat lelucon aneh.

"Kak Moy, potongan rambut lo keren amat dah" ucap Lisa sambil memainkan rambut gadis yang ia panggil Moy itu.

"May Moy May Moy, lo kira gue Cimoy?! nama gue Momo, panggilnya gak usah di kasih tambahan Y, bego.." ucap Momo geregetan sambil memukul pelan kening Lisa, "Eh iya, lo berdua kenal yang namanya Dahlia kagak?"

Lisa dengan cepat menggeleng, "Emang ada yang namanya Dahlia di sekolah gue?"

"Yeu.. gue tanya ngapain elo balik tanya bego?!" lagi-lagi Momo di buat geregetan dengan ulah Lisa.

"Dahlia?" ucap Ochi tiba-tiba. Matanya memincing sambil mengingat sesuatu, seingatnya ia pernah mendengar nama itu.

"Iya Dahlia. Adek sepupu gue, biasa di panggil Ica sih kalo di rumah" kata Momo dengan semangat.

SEKA'ONE' • ft 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang