11

7.1K 646 2
                                    

.
.
.
.
.
Akhirnya sekarang tidak hanya 4 orang yang ada di jamuan itu, Irene ikut bergabung dengan mereka. Irene duduk di sebelah Taehyung dan sekarang Taehyung berada di tengah-tengah antara Jungkook dan Irene.

"Noona kau kemarin kenapa tidak bilang padaku? Aku bisa menyuruh pengawalku untuk menjemput mu," tanya Taehyung pada Irene.

"aku ingin memberimu kejutan Taehyung.. Dan berhasil bukan? Aku mengejutkan mu.. Emm di sebelah mu ini siapa? "
Irene menatap Jungkook yang sedari tadi diam.

"oh dia Jungkook putra sulung dari Kepala Tabib istana dia-"

"perkenalkan Aku Permaisuri ke 4 istri Pangeran Taehyung" Jungkook langsung menyambar kalimat Taehyung..

"k-kau? Istri Taehyung?" Irene terkejut dengan penuturan Jungkook.

"Taehyung kau tidak bilang kalau kau jadi menikah. Taehyung aku sahabatmu kenapa.. " Taehyung hanya terdiam dengan pertanyaan Irene. Jungkook yang melihat Taehyung tidak ada jawaban dia mulai jengah

"Haaah aku sudah kenyang, aku ijin kembali ke Ruangan obat ku, ada beberapa hal yang harus aku teliti,"
Jungkook seketika berdiri dan meninggalkan tempat jamuan itu

"Kookie aku ikut" Yoongi pun menyusulnya.

Jimin yang masih ada disana merasakan hawa yang kurang nyaman.

"Taehyung aku pergi dulu ke tempat Permaisuri Kim" Irene pun juga pergi dari tempat itu.

"Tae? "

"kau juga ingin pergi? Pergi saja"

"bukan begitu.. Aku hanya ingin bertanya kau menganggap Irene Noona sebagai apa?, dan kau menganggap Jungkook sebagai apa?"

"aku.. Belum bisa menentukan Jim.. Aku masih bimbang dengan perasaanku"

"ingat Tae kau jangan menyakiti keduanya, berikan kejelasan pada mereka, agar tidak ada salah paham"

"baik Hyung.. " Taehyung menjawab dengan sendu. Dalam keadaan seperti ini hilang sudah sifat dingin dan datarnya, Jimin memaklumi hal itu karen bagaimanapun juga Taehyung adalah adiknya.

"Baiklah ayoo kita keruang Kerjamu katanya kau mau menunjukan aku sebuah buku perang baru"

-----------------------------------------------------

Jungkook sedari tadi temenung di depan kuali yang sedang merebus tanaman herbalnya, dia hanya mengipasi agar apinya tidak padam namun pandangannya terlihat kosong. Pikirannya melayang memikirkan kenaoa Taehyung tidak menjawab pertanyaan Irene.

"Kook apinya hampir padam" Teguran Yoongi membuatnya sedikit tersentak dan beralih melihat api di bawah kuali, dan ia pun mengipasi agak cepat.

Yoongi menghela nafas panjang melihat Jungkook seperti ini

"apa ada yang mengganggu pikiran mu?  Coba ceritakan.. Aku ini Hyung mu Hmm.. " Yoongi mengelus rambut Kookie dengan sayang. Yoongi sangat Menyayangi Jungkook seperti adiknya sendiri.

"Hyuung kau tau Taehyung sudah mengetahui semuanya." Ujar Jungkook sambil tetap mengipasi api.

"maksudmu? " Yoongi menghentikan kegiatannya memilah obat obatan herbal.

"Taehyung sudah mengetahui kalau aku adalah mata mata yang dikirimkan oleh ibu suri padanya, dan dia pun juga tau kalau aku adalah orang yang merebut kitab suci obat saat di lembah Kangfu." Jungkook menghela nafasnya.

"Jadi dia mengetahui semuanya.. Tapi kulihat tadi dia seperti tidak ada permasalahan padamu"

"yaa.. Karena dia malah menyuruh ku untuk berpura pura memata matainya, namun dia berjanji akan menjamin keselamatan ibuku,"

"Kau mengatakan nama ibumu padanya"

Jungkook menjawab dengan mengangguk. "ya aku mengatakannya bahwa ibuku bernama Xi Luhan"

"lalu sekarang apa yang akan kau lakukan?"

"tetap bertigkah biasa saja dan ia juga menyuruhku utk tetap mengirimkan pesan pada ibu Suri agar tidak ada kecurigaan"

"jadi sekarang kau berpihak pada Pangeran Taehyung? "

"dari awal aku tidak berpihak pada siapapun hyung.. Aku hanya ingin menyelamatkan ibu" Jungkook terlihat murung setelah mengatakan hal ini.

"bukan kah artinya kau harus senang ada orang yang mau membantumu menyelamatkan ibumu dan tidak perlu repot mencari tanda lahir aneh itu? Tapi aku lihat kau tidak begitu senang, ada apa kookie? " Yoongi kemudian menuntun Jungkook untuk duduk. Jungkook pun langsung menyamankan diri dan menaruh kepalanya pada pangkuan Yoongi.

"entahlah Hyung awalnya aku senang namun suasana hatiku mendadak tidak senang dan tidak nyaman.. Sejak..." Jungkook menggantung ucapannya

"sejak irene datang tadi ya?,  dan kau melihat Pangeran Kim tersenyum hangat padanya?  Lain saat bersamamu?  Benar begitu?"

"ti-tidak... " Pipi Jungkook bersemu merah..

"aduuh kookie ku sudah besar, dan bisa cemburu ya sekarang"

"hyuuunggg.. Berhentilah sudah lupakan, aku ingin tidur dulu diamlah" Jungkook pun tidur dipangkuan Yoongi.

Jungkook sudah menganggap Yoongi sebagai Hyungnya sendiri, apapun masalahnya selalu ia ceritakan dan ia pun medapat kasih sayang dari seorang saudara hanya dengan Yoongi karena di kediaman Jeon.. Jungkook tidak diperlakukan dengan baik dan tidak mendapat kasih sayang.

Yoongi masih setia mengelus kepala Jungkook sampai seseorang menghampiri mereka.

"Ohh dia tertidur? Haisshh kalau tidur ternyata imut sekali adik iparku ini"

"Diam lah Jim suaramu bisa membangunkannya, Dimana Taehyung? "

Iya orang yang menghampirinya adalah Jimin.

"Dia ada diruang kerjanya bersama Irene Noona"

Yoongi mendengus setelah mendengar jawaban Jimin

"Huuhh jika masih ada rasa kenapa menerima pernikahan dengan Jungkook"

"entahalah aku pun hanya bisa memberi nasehat bahwa dia tidak boleh menyakiti keduanya."

.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

The Legend of Savior (END). TaeKook.Taekook.VkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang