part 3

4.2K 200 1
                                    

" Siang " sapa dosen

" Siang " jawab seluruh mahasiswa

" Sebelum saya memulai, saya mau perkenalkan diri. Nama saya Bian Nugraha saya akan menggantikan bu Sari. Oh ya, apa di sini ada asisten dosen " tanya pak Bian

" Belum ada pak " ucap salah satu mahasiswa

" Baiklah saya akan memilihnya, kamu yang wajahnya di tutup pakai buku " ucap pak Bian

Semua mahasiswa mencari siapa yang wajahnya tertutup buku.

" Ra ... Ra " Livi menyenggol lengan Nara

" Apaan sih Liv " ucapku

" Kamu, wajahnya yang di tutup sama buku " ucap pak Bian

Aku baru sadar kalau wajahku yang tertutup buku.

" Apa gue bilang, itu lho " ucap Livi

Aku pun menurunkan buku yang ku pegang.

" Kamu menjadi asisten saya " ucap pak Bian

" Kenapa harus saya pak, kan banyak yang lain " ucapku

" Baiklah, apa ada yang mau jadi asisten saya ? " tanya pak Bian

" Nara saja pak " ucap para mahasiswa

Dasar teman tidak seperjuangan

" Sudah tau jawabannya, sekarang bagikan daftar absennya " ucap pak Bian

Aku berjalan ke meja dosen untuk mengambil daftar absen. Ku lirik pak Bian dan dia pun melirik saya sebentar.

Tak terasa tofel selesai juga. Hampir 3 jam duduk di kursi, membuat punggungku serasa mati rasa.

" Baiklah, jangan lupa tugas kalian kumpulkan minggu depan " ucap pak Bian

" Baik pak " ucap semua mahasiswa

" Sekian dari saya, selamat sore " pamit pak bian

" Sore pak " seri mahasiswa

" Akhirnya, pergi juga tuh orang " ucapku

" Emangnya kenapa sih Ra, penasaran deh gue " tanya Livi

" Ingat nggak yang aku ceritain tadi pagi, pas kita kumpul " ucapku

" Hu um " angguk Livi

" Ternyata laki-laki itu pak Bian " ucapku

" Whaaaaattttt !!! Wala wala nasibmu Ra " ucap Livi menepuk pundakku

" Sabar ... sabar " ucap Livi lagi

Aku menundukkan kepala meratapi nasib

" Lho ini kan absennya mahasiswa, bukannya harus di bawa pak Bian ya " ucap Livi

Aku menepuk jidat. Aku sampai lupa memberikan absen ini.

" Temeni gue ya Liv " pintaku

" Em em " Livi menggeleng

" Ayolah Liv " rengekku

" Sorry, aku udah di jemput pacarku tuh " Livi menunjuk pintu dan benar pacarnya udah bersandar di sana

" Dasar tidak setia kawan " ucapku

" Selamat bertemu pak Bian " ucap Livi meninggalkanku

Dengan malas aku berjalan keluar kelas.

" Ngomong-ngomong ruangan pak Bian dimana ya " gumamku

" Nah itu pak Man, tanya aja ah " ucapku

" Pak Man " panggilku

" Iya mbak " jawabnya

" Pak tau ruangan pak Bian " tanyaku

" Pak Bian dosen baru kah " ucapnya

" Iya pak " ucapku

" Ruangan pak Bian ada di lantai 8 mbak " ucapnya

" Makasih ya pak " ucapku

" Sama-sama mbak " ucapnya

Apa tidak kurang jauh ruangannya. Apa boleh buat. Ku langkahkan kakiku menuju ruangan pak Bian.

Dan sekarang aku sudah di hadapan pintu ruangan pak Bian. Sebenarnya paling males berhubungan dengan dosen satu ini. Aku menarik nafas dan membuangnya. Ku ketuk pintu ruangannya.

Tok tik tok

" Masuk " suara pak Bian

" Permisi pak " ucapku

Pak Bian hanya melirikku dan kembali fokus pada kertas di mejanya.

" Tuh kan, pasti di cuekin .... arggggg " teriakku di dalam hati

" Maaf pak, ini absen tadi. Saya lupa memberikan ke bapak " ucapku

" Letakkan di meja saja " ucapnya tanpa melihatku

" Kalau begitu saya permisi dulu " pamit ku

" Tunggu " ucapnya

Langkah kakiku berhenti mendengar ucapan pak Bian.

Pak Bian berdiri dan menghampiriku. Dia mendekat ke arahku. Otomatis aku berjalan mundur beberapa langkah.

" Masih mau berpura-pura tidak mengenal saya " ucapnya

Wajah kita sudah sangat dekat. Aku gugup seketika. Pak Bian menegakkan badannya. Akhirnya aku bisa bernafas lega.

" Maaf kejadian di parkiran tadi pak " ucapku menunduk

" Hemm " ucap pak Bian

" Apa saya boleh keluar " tanyaku

" Silahkan " ucapnya

Aku bisa bernafas lega. Baru beberapa langkah tiba-tiba lampu ruangan pak Bian mati. Sontak aku berteriak dan berlari ke arah pak Bian dan memeluknya.

" Aaaaaaa " teriakku dan memeluk pak Bian

Tbc

Pak Bian ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang