Nara
Aku sekarang lagi bimbingan di apartemen pak Bian. Ya pak Bian menyuruhku datang ke apartemennya. Kalau nyuruh sesukanya sendiri.
" Pak apa ini sudah benar " tanyaku sambil menyerahkan kertas ke pak Bian
" Emmmm bagus juga, tapi " ucapnya
" Tapi apa pak " tanyaku
" Bagian ini perlu di perbaiki " ucapnya sambil mencoret bagian yang si perbaiki
Aku menghela nafas. Ternyata masih saja ada yang salah.
" Yang semangat ya " ucapnya sambil mengacak rambutku
Aku kembali fokus ke bab yang aku tulis.
" Kamu nggak lapar Ra " tanyanya
" Aslinya sih iya pak " ucapku
" Aku pesankan makanan ya " ucapnya
" Biar aku yang masak pak, boleh kan " tanyaku
" Kamu bisa masak " tanyanya kembali
" Jangan remehkan saya pak, orang tua saya punya restoran di Bali " ucapku
" Tapi kita harus belanja dulu " ucap pak Bian
" Memangnya di kulkas tidak ada bahan " tanyaku
" No " pak Bian menggeleng
" Kita belanja di minimarket di bawa apartemen " ucapnya
Sekarang kita sudah berada di minimarket apartemen pak Bian. Tempat pak Bian lengkap banget. Mulai apartemen, minimarket, tempat olah raga top dah.
" Pak kita masak tumis sayur saja ya " ucapku
" Aku ngikut kamu saja " ucapnya sambil mendorong troli
Kita mulai ke tempat sayuran. Aku mengambil wortel, buncis, pakcoy, kol, brokoli.
Aku berjalan mundur untuk menengok tempat ikan. Sangking asiknya aku hampir tertabrak pembeli lain.
" Awas " ucap pak Bian menariku aku pun jatuh kedalam pelukannya pak Bian
Aku langsung membelatakkan mata.
" Kalau jalan di lihat dong Ra " ucapnya yang aku masih di pelukannya
" Pak bisa lepasin saya " ucapku
Pak Bian melepas pelukkannya dan menggandeng tanganku.
" Tinggal ke tempat ikan kan " ucapnya
Aku bengong dan menatap tanganku di genggam oleh pak Bian.
" Ah ... i - iya " ucapku
Pak Bian berjalan menuju tempat ikan. Bisa nggak tanganku di lepas. Gugup tau di pegang gini.
Bian
Aku mengamati Nara yang sedang masak. Aku menopang daguku dan tersenyum sendiri melihat Nara masak.
" Perlu bantuan nggak " tanyaku
" Bapak cukup duduk dan tunggu masakan selesai " ucapnya sambil mengacungkan pisau
Ngeriiiiii
" Pisaunya lho Ra " ucapku
Nara tersenyum melihatku ketakutan
Tidak sampai 1 jam masakan pun jadi. Baunya memenuhi apartemen. Harum sekali.
" Selamat makan " ucap Nara
Aku pun mengambil makanan yang ada di meja. Aku cicipi masakan Nara. Rasanya bukan main. Enak sekali.
" Hemm, kamu jago sekali masaknya " ucapku
" Bener kan " ucap Nara
Setelah makan, Nara pamit untuk pulang. Ya karena jam bimbingan sudah selesai.
" Pak saya pamit pulang dulu " pamitnya
" Saya antar sampai lobi " ucapku
Aku pun mengantarnya sampai lobi. Sesampai di lobi tanpa sengaja aku bertemu dengan Selly.
" Bian " sapanya
" Selly " sapaku balik
" Sudah lama kita nggak bertemu " ucapnya sambil memelukku
Gawat bisa-bisa di cap playboy sama Nara.
" Pak saya pulang dulu " pamit Nara langsung pergi
Aku menatap kepergian Nara
Nara
Aku di antar pak Bian sampai ke lobi. Dan apa tidak aku sangka kita berdua bertemu dengan teman pak Bian.
Wanita itu sok akrab dengan pak Bian. Main peluk segala. Ih jadi ilfil tau gak.
" Pak saya pulang dulu " ucapku langsung pergi
Aku berjalan menyusuri pinggir jalan. Kenapa juga pak Bian mau di peluk sama wanita itu.
Tes tes
Hujan ......
Nasibku sangat tidak bagus.
" Hujan " ucapku
Aku berlari mencari teduhan. Bajuku basah kuyup dan dingin sekali. Kenapa dengan badanku, aku pusing, tidak kuat berjalan.
Brukkkkkk
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Bian ( Tamat )
Romance" Dosen yang aneh " ucap Nara " Pasti dia akan menjadi milikku " ucap Bian