part 9

3.3K 159 0
                                    

Nara

Aku sekarang lagi bimbingan di apartemen pak Bian. Ya pak Bian menyuruhku datang ke apartemennya. Kalau nyuruh sesukanya sendiri.

" Pak apa ini sudah benar " tanyaku sambil menyerahkan kertas ke pak Bian

" Emmmm bagus juga, tapi " ucapnya

" Tapi apa pak " tanyaku

" Bagian ini perlu di perbaiki " ucapnya sambil mencoret bagian yang si perbaiki

Aku menghela nafas. Ternyata masih saja ada yang salah.

" Yang semangat ya " ucapnya sambil mengacak rambutku

Aku kembali fokus ke bab yang aku tulis.

" Kamu nggak lapar Ra " tanyanya

" Aslinya sih iya pak " ucapku

" Aku pesankan makanan ya " ucapnya

" Biar aku yang masak pak, boleh kan " tanyaku

" Kamu bisa masak " tanyanya kembali

" Jangan remehkan saya pak, orang tua saya punya restoran di Bali " ucapku

" Tapi kita harus belanja dulu " ucap pak Bian

" Memangnya di kulkas tidak ada bahan " tanyaku

" No " pak Bian menggeleng

" Kita belanja di minimarket di bawa apartemen " ucapnya

Sekarang kita sudah berada di minimarket apartemen pak Bian. Tempat pak Bian lengkap banget. Mulai apartemen, minimarket, tempat olah raga top dah.

" Pak kita masak tumis sayur saja ya " ucapku

" Aku ngikut kamu saja " ucapnya sambil mendorong troli

Kita mulai ke tempat sayuran. Aku mengambil wortel, buncis, pakcoy, kol, brokoli.

Aku berjalan mundur untuk menengok tempat ikan. Sangking asiknya aku hampir tertabrak pembeli lain.

" Awas " ucap pak Bian menariku aku pun jatuh kedalam pelukannya pak Bian

Aku langsung membelatakkan mata.

" Kalau jalan di lihat dong Ra " ucapnya yang aku masih di pelukannya

" Pak bisa lepasin saya " ucapku

Pak Bian melepas pelukkannya dan menggandeng tanganku.

" Tinggal ke tempat ikan kan " ucapnya

Aku bengong dan menatap tanganku di genggam oleh pak Bian.

" Ah ... i - iya " ucapku

Pak Bian berjalan menuju tempat ikan. Bisa nggak tanganku di lepas. Gugup tau di pegang gini.

Bian

Aku mengamati Nara yang sedang masak. Aku menopang daguku dan tersenyum sendiri melihat Nara masak.

" Perlu bantuan nggak " tanyaku

" Bapak cukup duduk dan tunggu masakan selesai " ucapnya sambil mengacungkan pisau

Ngeriiiiii

" Pisaunya lho Ra " ucapku

Nara tersenyum melihatku ketakutan

Tidak sampai 1 jam masakan pun jadi. Baunya memenuhi apartemen. Harum sekali.

" Selamat makan " ucap Nara

Aku pun mengambil makanan yang ada di meja. Aku cicipi masakan Nara. Rasanya bukan main. Enak sekali.

" Hemm, kamu jago sekali masaknya " ucapku

" Bener kan " ucap Nara

Setelah makan, Nara pamit untuk pulang. Ya karena jam bimbingan sudah selesai.

" Pak saya pamit pulang dulu " pamitnya

" Saya antar sampai lobi " ucapku

Aku pun mengantarnya sampai lobi. Sesampai di lobi tanpa sengaja aku bertemu dengan Selly.

" Bian " sapanya

" Selly " sapaku balik

" Sudah lama kita nggak bertemu " ucapnya sambil memelukku

Gawat bisa-bisa di cap playboy sama Nara.

" Pak saya pulang dulu " pamit Nara langsung pergi

Aku menatap kepergian Nara

Nara

Aku di antar pak Bian sampai ke lobi. Dan apa tidak aku sangka kita berdua bertemu dengan teman pak Bian.

Wanita itu sok akrab dengan pak Bian. Main peluk segala. Ih jadi ilfil tau gak.

" Pak saya pulang dulu " ucapku langsung pergi

Aku berjalan menyusuri pinggir jalan. Kenapa juga pak Bian mau di peluk sama wanita itu.

Tes tes

Hujan ......

Nasibku sangat tidak bagus.

" Hujan " ucapku

Aku berlari mencari teduhan. Bajuku basah kuyup dan dingin sekali. Kenapa dengan badanku, aku pusing, tidak kuat berjalan.

Brukkkkkk

Tbc

Pak Bian ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang