Nara
Setelah kejadian pemberian cincin yang menurutku itu sangat cantik, mataku tidak bisa lepas dari cincin yang aku pakai.
Sekarang aku berada di kampus tepatnya di kantin sih.
" Ra, kayaknya ada yang beda sama kamu deh " tanya Rena
Ke empat sahabatnya pun ikut mengangguk
" Apanya yang beda " ucapku
" Kamu pakai make up ya " ucap Livi
" Siapa yang pakai make up " elakku ( memang sih aku pakai make up dikit doang )
" Eh eh eh ... terus tuh. Kenapa pakai cincin segala " ucap Mayang
Aku langsung gelagapan mencari alasan
" Ini cincin lama " ucapku
" Eh guys lihat instagram pak Bian " ucap Nadia
Pak Bian punya instagram kok aku tidak tau ya.
" Pak Bian posting tangan cewek pakai cincin " ucap Nadia
Semua mata tertuju ke ponsel Nadia
" Wah, kayaknya pak Bian udah nggak sendiri lagi " ucap Mayang
Aku menatap layar ternyata cincin yang di posting itu yang aku pakai.
" Tapi kayaknya aku pernah liat deh " ucap Livi
Semua mata tertuju ke tanganku
" Eiii ... model cincin ini pasti pasaran makanya mirip " ucapku hendak berdiri
" Ra duduk " ucap Rena
Aku pun menurut dan duduk kembali
" Jelaskan ini tangan siapa " ucap Nadia menunjukkan ponselnya
Aku menatap mata semua sahabatku
" Nara " ucap Livi
Aku menghela nafas
" Iya itu tanganku yang di instagram pak Bian" ucapku
Ponsel Nadia jatuh seketika dan semua sahabatku melongo tidak percaya.
Suara ponselku membuat sahabatku sadar. Dan tertulis nama pak Bian.
" Angkat Ra " ucap Mayang
Aku menggelengkan kepala
" Ayo lah Ra " ucap Livi
Terpaksa aku mengangkat telfonku. Rena langsung menekan spiker.
" Hallo Nara " sapa pak Bian
" Iya pak " ucapku
" Nanti siang makan di ruangan saya ya " ucap pak Bian
Aku sudah malu di depan sahabatku.
" Iya pak " ucapku
" Saya tunggu ya Ra " ucap pak Bian
Sambungan telfon terputus
" Cie cie yang pacar pak Bian " goda Livi
" Apaan sih " ucapku
" Udah berapa lama nih jadi pacar pak Bian, secara tuh tangan sudah nangkring cincin " ucap Mayang
" Pasti lho udah di lamar, ngaku deh " ucap Rena
" Enak aja, main lamar. Aku ingin lulus dulu tau " ucapku
" Lho harus traktir kita " ucap Livi
" Nggak nggak mana ada main traktir " ucapku
" Ayolah Ra .... ayolah Ra " ucap Rena
Jam pulang kampus para sahabatku memang sengaja untuk meminta traktiran karena aku jadian sama pak Bian.
Pak Bian berjalan menghampiriku. Dan kalian tau para sahabatku sudah nangkring di sebelahku.
" Nara " sapa pak Bian
" Pak ini semua temanku, bisa anterin kita ke mall " ucapku
" Jadi kalian sudah tau kalau saya sama Nara ... " ucapan pak Bian menggantung
" Kami tau dari instagram bapak " ucap Livi
" Lagian ngapain sih, bapak posting foto itu " ucapku cemberut
" Jangan marah dong Ra, kasian pak Bian tau " ucap Mayang
" Jadi ke mallnya " tanya pak Bian
" Jadi dong pak " ucap Nadia
" Oh ya, kalian naik mobil sendiri " ucapku
" Tenang aja Ra, kita nggak bakalan ganggu kamu kok " ucap Rena
" Yuk " pak Bian menggandeng tanganku
Sesampai di mall, dasar teman tidak perasaan. Masa mereka pilih restoran yang sangat mahal.
" Pak tunggu sebentar " ucapku melepas gandengannya
Aku pun menggiring temanku menjauh.
" Gila lho pada, apa nggak ada restoran lain. Ini mahal tau " ucapku
" Kan ada pacar lho " ucap Mayang
" Dasar ya kalian, yang bayar kan tetep gue " ucapku
" Udahlah pak Bian nungguh noh " ucap Livi
Aku pun berjalan ke arah pak Bian
" Ada apa " tanyanya
" Tidak ada apa-apa " ucapku
Aku melihat sahabatku makan dengan lahap.
" Bapak tidak makan " tanyaku
" Cukup lihat kamu makan, saya sudah kenyang " ucapnya
Aku memutar mataku. Pak Bian terlalu lebay. Semua mata sahabatku melongo.
Setelah acara makan-makan selesai, teman-teman ajak berfoto.
" Bapak tunggu di sini ya " ucapku
Pak Bian mengangguk kepalanya
" Eh Ra, pak Bian romantis juga ya " ucap Rena
" Coba ada satu lagi kayak pak Bian, pasti udah aku embat " ucap Rena
" Pak Bian itu limited edition " ucapku
" Duh yang pacarnya pak Bian " goda Mayang
Setelah sesi foto-foto aku kembali ke pak Bian.
" Sudah selesai " tanyanya sambil membelai rambutku
" Em " anggukku
" Ra kita-kita balik dulu ya " ucap Nadia
" Kenapa nggak bareng aja sih " ucapku
" Kita nggak mau ganggu kencanmu " ucap Livi
" Kencan " ucapku
" Ya sudah, pak kami pamit dulu ya " pamit Mayang
" Kalian hati-hati " ucap pak Bian
" Da Ra " ucap Rena
Setelah para sahabatku sudah pergi, aku melangkah ke kasir.
" Mau kemana " tanya pak Bian
" Mau bayar " ucapku
" Sudah saya bayar " ucapnya
" Lho kok bapak yang bayar " ucapku
" Memangnya kenapa " tanyanya
" Kan anak-anak minta ke saya bukan ke bapak " ucapku
" Kamu siapanya saya " tanyanya
" Pacar bapak " ucapku
" Ya sudah, tadi kan teman kamu minta traktir. Ya saya harus tanggung jawab sebagai pacar dong " ucapnya
Gila nih orang, bucin banget sama gue.
" Jadi jangan di pikir lagi ya " ucapnya sambil memegang kepalaku
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Bian ( Tamat )
Romance" Dosen yang aneh " ucap Nara " Pasti dia akan menjadi milikku " ucap Bian