part 7

3.6K 150 1
                                    

Bian

Setelah acara ulang tahun mama, aku mengantar Nara pulang. Sekarang kita berdua di dalam mobil.

" Capek " tanyaku

" Sedikit " ucap Nara sambil memijat kakinya

Aku melihat Nara yang memijat kakinya jadi kasihan. Aku menepikan mobil dan mematikannya.

" Kenapa berhenti pak " tanyanya

" Tunggu sebentar " ucapku

Aku turun dan membuka bagasi mobil. Ku ambil sendal santai ku agar bisa Nara pakai. Aku membuka pintu mobil Nara dan melepas sepatu heel nya.

" Tidak usah pak, kaki ku baik-baik saja " ucap Nara

" Lepas Nara " ucapku

Nara masih menahan kakinya

" Ra " ucapku menatapnya

Akhirnya Nara mendekatkan kakinya ke tanganku. Aku pun melepas sepatu Nara dan menggantinya dengan sendal santai.

Aku berdiri dan menutup pintu. Ku letakkan sepatunya di bagasi. Dan aku kembali menyetir mobil.

Sesampai di rumah, Nara pun turun. Ternyata hawa malam ini lumayan dingin.

" Ra ... tunggu " ucapku

Aku mengambil jas yang aku pakai tadi. Aku memakaikan ke badan Nara.

" Eh pak, tidak usah " ucapnya

Namun aku tak menghiraukan ucapannya

" Yuk, saya antar sampai depan pintu " ucapku

Nara pun berjalan dulu dan aku di belakangnya. Tepat di depan pintu aku mengucapkan terima kasih.

" Makasih sudah datang ke acara ulang tahun mama saya. Maaf jika di sana tidak membuatmu nyaman " ucapku

" Tidak apa-apa kok pak " ucapnya

" Masuklah " ucapku

Tok tok

Nara mengetuk pintu dan terlihat tantenya keluar.

" Tante " sapa Nara

" Malam " sapa ku

" Malam " ucap tantenya

" Maaf sudah mengajak Nara tanpa pamit kepada anda " ucapku

" Nara pulang dengan selamat kan " ucap tantenya tersenyum

" Tante apaan sih, emangnya Nara diculik " ucap Nara

Aku pun tersenyum mendengarnya

" Kalau begitu saya permisi dulu " pamit ku

Aku kembali ke mobilku dan melajukannya.

Di perjalanan aku tersenyum sendiri dengan apa yang kulakukan ke Nara.

" Bian kamu sedang jatuh cinta " ucapku sendiri dan tersenyum

Nara

Aku masih membayangkan kejadian di mobil pak Bian tadi. Dia mengganti heels ku dengan sendal santai. Baru pertama kali ini aku di perlakukan manis oleh laki-laki.

" Ehem " dehem tanteku

Aku pun tersadar dari lamunanku. Tante ku membawa cemilan sambil masuk ke kamarku.

" Siapa dia " tanyanya

" Siapa " tanyaku balik

" Tuh, yang ngantar kamu pulang tadi " ucapnya

" Oh yang tadi, dia dosenku " ucapku

Uhukk uhukk

" Kamu pacaran sama dosen kamu " ucap tanteku

" Siapa sih yang pacaran tante. Aku tadi hanya nemenin dia ke acara ulang tahun mamanya " ucapku

" Berarti kamu tau keluarganya dong " ucap tanteku

" Ya sepertinya begitu " ucapku

" Terus keluarganya gimana sama kamu " tanya tanteku

" Mereka baik " ucapku mencomot makanan tante

" Wah ... wah " ucap tanteku

" Kenapa sih te, jangan nakuti Nara deh " ucapku

" Kayaknya mereka mau cari calon istri buat dosenmu itu deh " ucap tanteku

" Ih ... tante mah, kalau bicara ada-ada saja " ucapku

" Siapa tau kan " ucap tanteku meninggalkan kamarku

Aku membaringkan badanku ke kasur dan melihat langit-langit kamar.
Kantuk sudah menyerang ku. Dan akhirnya ku pejamkan mataku

------------

Nara

Sekarang aku berjalan ke ruangan pak Bian untuk menunjukkan isi bab 3 skripsi.

Terlihat wanita keluar dari ruangan pak Bian. Dia keluar sambil membawa tumpukan kertas.

Tampak pak Tama juga keluar dari ruangan pak Bian.

" Lha kamu yang di acara ulang tahun istri saya kan " ucap pak Tama

" Iya pak " ucapku

" Siapa nama kamu " tanyanya

" Saya Nara pak " ucapku

" Mau bertemu Bian " tanyanya

" Iya pak " ucapku

" Bian tidak ada di tempat, dia di rumah sakit" ucapnya

" Rumah sakit " ucapku

Lha kemari baik-baik saja kok sekarang di rumah sakit.

" Harusnya kamu di samping Bian " ucapnya

" Saya pak " tunjuk ku sendiri dan aku heran

" Iya Bian tadi pagi kecelakaan, jatuh dari motor " ucapnya

" Sinta " panggil pak Tama

" Iya pak " ucap mbak Sinta

" Antar Nara ke rumah sakit " ucap pak Tama

" Tu ... Tunggu pak " ucapku

" Mari mbak " ucap mbak Sinta

Aku pun pasrah mengikuti mbak Sinta

Sesampai lobi kampus, aku langsung masuk mobil.

" Mbak Nara pacarnya mas Bian ya " ucap mbak Sinta

" Bukan kok mbak, saya mahasiswanya " ucapku senyum getir

" Mas Bian, itu baik lho mbak orangnya " ucap mbak Sinta

Aku hanya tersenyum meladeni ucapannya. Kenapa aku harus berurusan lagi dengan keluarga pak Bian. Aku menghembuskan nafas kasar.

Tbc

Pak Bian ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang