part 5

4K 167 0
                                    

Bian

Sewaktu aku membuka pintu di ruangan ku. Tiba-tiba Nara muncul di hadapanku. Dia pun kaget dan terjungkal ke belakang. Aku pun meraih pinggangnya agar dia tidak terjatuh.

Pandangan kami bertemu, dan menatapnya.

" Ternyata dia cantik juga " ucapku dalam hati

" Pak, bisa saya berdiri " ucap Nara

Aku menegakkan tubuh Nara dan menetralkan pikiranku.

" Ehem, kita mulai bimbingannya sekarang " ucapku

" Iya pak " ucap Nara

Nara

Gara-gara kejadian tadi, aku tidak bisa konsentrasi di bimbingan ini.

" Untuk judul kamu kurang bagus " ucap pak Bian

" Lho kata pak Yudi itu bagus pak " ucapku

" Itu kan kata pak Yudi, bukan saya " ucapnya

" Sudah buat judul susah-susah malah kurang bagus " ucapku dalam hati

" Cari judul yang beda dari yang lain " ucapnya

" Buat judul lagi memakan waktu yang lama pak " bantahku

" Nanti saya bantu " ucapnya

" Beneran pak " ucapku tersenyum lebar

" Hem " ucapnya

Ponselku berdering

" Nomor siapa lagi ini " ucapku dalam hati

" Maaf pak saya, boleh mengangkat telfon " tanyaku

" Silakan " ucapnya

Aku pun mengangkat telfon

" Hallo " sapaku

" Hallo, ini Nara ya " suara wanita

" Iya, saya Nara. Maaf ini dengan siapa " tanyaku

" Saya mamanya Bian " ucapnya

Kenapa mamanya pak Bian telfon aku

" Ah iya tante " ucapku

Aku melirik pak Bian yang fokus pada kertas yang dia pegang

" Bisa bantu saya " pintanya

Mau nolak nggak sopan di terima jadi serba salah.

" Tante minta bantuan apa " tanyaku

" Tolong nanti sore kamu ikut Bian ya " ucapnya

" Tapi tan " ucapku

" Tante harap kamu datang ya " ucapnya

" Iya tante " ucapku

" Makasih Nara " ucapnya

" Sama-sama tante " ucapku

Tak berselang lama ponsel pak Bian berdering.

" Iya ma " ucapnya

..........

" Tapi ma " ucapnya

...........

" Iya ma " ucapnya

Pak Bian mematikan ponselnya

" Kamu tadi di telfon mamaku " tanyanya

" Iya pak " ucapku

" Selesai bimbingan kamu ada jadwal " tanyanya

" Tidak ada pak " ucapku

" Kamu nanti ikut saya " ucapnya

" Kenapa harus saya sih pak " ucapku

Pak Bian menatapku dan berkata ....

" Kenapa harus tanya saya, tanya saja sama mama saya " ucapnya

" Ihhhhh ... gimana sih. Rasanya ingin kabur saja " ucapku dalam hati

-----------

Oke fix aku sekarang sudah di dalam mobilnya pak Bian. Aku melirik pak Bian namun di fokus dengan nyetirnya.

" Kalau mau yang kamu bicarakan, bicara saja " ucapnya

" Kita mau kemana pak " tanyaku

" Kamu juga nanti tau " ucapnya

Setelah 1 jam, kami pun tiba di sebuah butik. Dia depan butik terlihat wanita cantik yang menghampiri mobil pak Bian. Pak Bian keluar dari mobilnya dan memeluk wanita itu. Aku pun ikut keluar dari mobil pak Bian.

" Kak Bian " sapa wanita itu sambil memeluk

" Apa kabar kamu dek " tanya Bian.

" Aku baik-baik saja kok kak " ucap wanita itu

Wanita itu melihatku dan aku oun tersenyum kepadanya.

" Kak Nara " tanyanya

" Lha kok dia tau namaku " ucapku dalam hati

" Ini adikku namanya Lyly " ucap pak Bian

" Lyly " ucapnya sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman

" Nara " ucapku

" Kak Nara, yuk masuk " ucap Lyly

Lyly menggandeng tanganku lalu masuk ke butik. Pak Bian pun mengikuti kami dari belakang.

" Kak Nara coba deh pakai baju ini " ucap Lyly

Aku melongo begitu lihat dress yang sangat bagus, warnanya merah marun.

Aku pun mencoba dress itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku pun mencoba dress itu. Pegawai butik membantuku memakaikannya.

" Sudah, hem mbak cantik sekali " ucap pegawai butik

Pegawai itu keluar ruangan dulu dan aku mengikutinya dari belakang.

" Wah ... kak Nara cantik banget " ucap Lyly

Pak Bian yang melihatku sampai tidak berkedip. Aku langsung berdehem.

" Ehem " ucapku

Pak Bian sadar dari lamunannya.

" Gimana kak bagus tidak " Lyly bertanya ke pak Bian

" Bagus " ucap pak Bian memegang lehernya

" Oh ya, mbak di butik ini ada sepatu hell " tanta Lyly

" Ada mbak, ayo saya tunjukan " ucap pegawai butik

Aku dan Lyly mengikuti pegawai butik itu. Begitu banyak sepatu hell di sini. Mataku seakan di manjakan anek sepatu.

" Emmmm, ah pakai yang ini " Lyly

Lyly memilih sepatu yang senada dengan bajuku.

" Perfect " ucap Lyly

" Bagus ? " tanyaku

Lyly mengacungkan 2 jempol.

" Tinggal merias wajah " ucap Lyly

Aku bingung sebenarnya aku mau di bawa kemana. Apa aku di culik .... Tidakkkkk

Tbc

Pak Bian ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang