part 16

2.9K 136 1
                                    

Bian

Hari ini ada momen yang sangat spesial untukku. Semua sudah berkumpul dan aku berniat untuk melamar Nara.

" Masih marah " tanyaku

" Menurut bapak " ucapnya

" Jangan marah dong sayang " ucapku

" Ih ... kok panggil sayang sih " ucapnya

" Memangnya tidak boleh ya " ucapku

" Aneh aja " ucapnya

" Pakai lagi ya cincinnya " pintaku

" Ogah, belum bisa di maafin " ucapnya

" Maafin saya ya, sayang " ucapku sambil memegang tangannya

" Kalau bohong acara ulang tahun sudah aku maaf kan " ucapnya

" Terus apa lagi " tanyaku

" Adegan cium pipi tadi, tidak akan aku maaf kan " ucapnya

Aku pun tersenyum dan mencubit hidungnya

" Cemburu nih ceritanya " tanyaku

" Siapa juga yang cemburu " ucapnya sambil cemberut

" Baiklah biar aku jelaskan, perempuan tadi itu adik sepupuku " ucapku

Nara langsung menatapku dengan melongo. Sampai gemas aku melihat wajahnya.

" Adik sepupu " ucapnya

" He em " anggukku

" Sabrina " panggilku bertepatan dia datang

Nara kelihatan malu sekali

" Mas " sapa Sabrina

" Kenalin ini Sabrina " ucapku

" Nara, maaf sudah berprasangka jelek kepadamu " ucapnya

" Kalau tidak kayak tadi, nggak bakalan sukses acaranya " ucap Sabrina

" Hati-hati acara spesial masih belum di mulai " ucap Sabrian

" Sabrinaaa " ucapku

Nara sedikit bingung mendengar ucapan Sabrina.

Setelah acara makan-makan hampir selesai. Aku berpamitan untuk ke toilet.

" Aku ke toilet sebentar " ucapku

Nara

Ternyata perempuan itu sepupu pak Bian. Malunya aku sudah cemburu ke dia.

" Pa, kapan papa datang " tanyaku

" Tadi siang " ucap papaku

" Pantas saja mama sama tante sudah tidak ada di rumah " ucapku

" Ra ... temui mamanya Bian gih " ucap mama

" Nara ke sana dulu ya ma " ucapku

Mama menganggukkan kepala

" Tante Tari " sapaku

" Nara sayang " ucapnya sambil mencium pipiku

" Terima kasih, tante sudah datang " ucapku

" Apa yang tidak buat kamu sayang " ucap tante Tari

" Boleh minta perhatiannya " ucap pak Bian

Aku melihat ke sumber suara tenyata pak Bian sudah ada di depan mix.

" Pak Bian kok ada di sana " ucapku dalam hati

" Saya berdiri di sini ingin mengucapkan sesuatu. Pertemuan saya dan Nara bisa di bilang tidak sengaja. Tidak ada kata cinta pertama kali bertemu dia. Justru bisa di bilang aku cuek dengan dia. Lambat laun aku tidak bisa melupakan wajahnya dari ingatanku. Wajah manisnya selalu terngiang di pikiran saya " ucap pak Bian

Tanpa sadar mataku meneteskan air mata

" Saya ingin sekali menjadi pendampingnya di kala di susah mau senang " ucap pak Bian

Aku lihat pak Bian mengambil nafas panjang.

" Nara Amalia Will You Merry Me " ucap pak Bian

Semua orang teriak

Terima .... Terima

Aku melihat mama. Mama pun menganggukkan kepalanya. Sabrina memberikan mix kepadaku.

" Jangan sampai di tolak " bisik Sabrina

Aku menghapus air mataku

" Yes I Will " ucapku

" Yes " ucap pak Bian

Riuh tepuk tangan memenuhi rooftop restoran.

Pak Bian berjalan menghampiriku dengan membawa buket bunga mawar merah. Dia berdiri tepat di hadapanku. Pak Bian mengeluarkan kotak kecil dan di dalamnya terdapat cincin.

" Boleh pinjam tangannya " ucapnya

Aku pun menganggukkan kepala dan pak Bian meraih tanganku dan memasukkan cincin di jari manisku.

" Terima kasih sudah menerimaku " ucap pak Bian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Terima kasih sudah menerimaku " ucap pak Bian

Aku pun memeluknya dengan erat

" Naraaaa akhirnya sold out juga " teriak semua sahabatnya

Aku menunjukkan cincin yang aku pakai kepada semua orang.

Maaf ya ...
Part ini pendek
Jangan lupa vote ya ❤❤❤❤❤

Pak Bian ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang