part 12

3.3K 155 0
                                    

Bian

Dalam perjalanan aku mendengar suara notifikasi ponsel. Aku pun mengecek ponselku. Namun tidak ada notifikasi.

Aku pun menepikan mobilku. Tepat di bawah jok mobil ada ponsel. Ternyata itu ponselnya Nara.

" Dasar ceroboh " ucapku tersenyum

Aku pun memutar balik mobil untuk kembali ke rumah Nara. Tidak membutuhkan waktu lama bisa sampai ke rumah Nara.

Setelah sampai rumah Nara, aku pun turun dari mobil. Aku pun heran bukannya tadi pintu sudah di tutup sama Nara kok terbuka.

Aku berjalan menuju rumah Nara. Dan terkejutnya, aku melihat Nara yang tersungkur di bawah dan ada 2 laki-laki mengobrak abrik rumah Nara.

" Nara " panggilku

" Pak Bian " ucapnya lirih

" Siapa kau " teriak pencuri itu

" Lepaskan dia " ucapku

Pencuri itu langsung menyerangku. Aku pun melawan memukul sampai menendang. Akhirnya ke dua pencuri itu tersungkur tidak sadarkan diri.

" Cepat ambil tali " ucapku ke Nara

" Ba ... baik" ucapnya

Nara kembali dengan membawa tali. Langsung ku ikat tangan pencuri itu kebelakang.

" Kau tidak apa-apa kan " tanyaku memegang pundaknya

Nara langsung memelukku dan menangis seketika.

" Jangan takut, saya di sini " ucapku sambil mengusap kepalanya

Setelah sudah tenang aku memanggil RT setempat.

" Pak tolong amankan mereka, dan juga saya minta perketat kawasan ini " ucapku sama pak RT

" Baik mas, nanti saya perketat keamanan di sini. Terima kasih sudah menangkap pencuri ini " ucap pak RT

" Nak Nara keadaannya bagaimana " tanya pak RT

" Nara baik-baik saja " ucapku

" Syukurlah, saya permisi dulu " pamit pak RT

Aku kembali masuk ke rumah Nara. Aku melihat Nara yang masih ketakutan. Aku pun menghampirinya.

" Kita ke apartemenku saja ya " ucapku

Nara menganggukkan kepalanya

Aku memakaikan jaket yang aku kenakan. Aku menuntunnya sampai ke dalam mobil.

Nara tertidur di dalam perjalanan, aku melihat sudut bibirnya yang berdarah. Aku mengeratkan cengkramanku di pengemudi mobil.

Sesampai di apartemen aku membangunkan Nara.

" Ra " panggilku dengan membelai pipinya

" Emmmm " gumamnya

" Kita sudah sampai " ucapku

Aku menuntunnya sampai masuk ke apartemenku. Aku membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan menyelimutinya.

Aku hendak berdiri namun dia mencekal tanganku.

" Jangan pergi " ucapnya lirih

" Saya tidak pergi " ucapku memegang pipinya

Aku mengambil obat untuk mengobati luka di sudut bibirnya. Aku oleskan obatnya.

" Stttttt " rintihnya

" Sakit " tanyaku

Dia mengangguk

Pak Bian ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang