part 17

2.9K 131 0
                                    

Author

Hari yang di tunggu-tunggu Nara tiba. Iya hari ini adalah dimana dia akan wisuda. Nara sudah memakai kebaya dan rambut tergerai gelombang.

Orang tua Nara sudah ada di rumah tantenya. Hanya kedua orang tuanya yang bisa masuk.

" Ma ... gimana penampilan Nara " tanya Nara sambil bercermin

Mamanya yang tadi duduk sekarang berdiri menghampiri Nara. Mamanya sedikit membenarkan kebaya Nara.

" Sudah ... cantiknya anak mama " ucap mamanya Nara

" Makasih ma, oh ya. Papa sama pak Bian sudah di bawa kan " tanya Nara

" Sudah kok " ucap mamanya Nara

" Yuk ma, kita nanti telat " ucap Nara sambil memakai sepatu heel

Nara dan mamanya turun dan mendapati pak Bian dan papanya sedang berbincang.

" Pak Bian, yuk nanti kita telat " ucap Nara

" Pa ... Ma, Nara naik mobilnya pak Bian ya " ucap Nara

" Ya sudah papa sama mama naik mobilnya tante kamu " ucap papanya Nara

" Yuk " ucap pak Bian menggandeng tangan Nara

Di dalam mobil Bian tidak henti-hentinya melihat Nara.

" Pak, Nara ada yang aneh ya. Kok lihatin mulu " ucap Nara

" Habisnya kamu cantik Ra " ucap Bian

Pipi Nara sudah bersemu merah. Tangan Bian tidak henti-hentinya memegang tangan Nara.

Setelah sampai gedung kampus.

" Sayang, kamu nanti jangan tegang ya. Pasti nilai kamu bagus " ucap Bian

" Semoga saja " ucap Nara

" Aku ke kantor dulu ya, kamu tidak apakan " ucap Bian

" Tidak apa kok pak, ada mama papa " ucap Nara

" Om ... tante Bian masuk ke kantor dulu " pamit Bian

" Iya " ucap papanya Nara

" Yuk ma kita masuk " ucap Nara

Nara dan ke dua orang tuanya masuk ke ruangan acara wisuda.

---------

Acara wisuda pun di mulai. Tampak di atas mimbar papanya Bian selaku pemilik kampus akan memindahkan tali topi wisuda. Nara sedikit gugup, di sana juga ada Bian yang sangat tampan dengan memakai baju batik. Aura semakin terpancar.

Pemanggilan mahasiswa sudah di mulai. Tepat nama Nara yang di panggil. Dia pun berdiri dan nilainya pun di baca. 3,5

" Nara Amalia dengan IP 3,5 " ucap pembawa acara

Nara berjalan ke arah mimbar. Dia sedikit menatap Bian. Bian pun mengedipkan mata sebelahnya.

" Selamat atas kelulusannya " ucap papanya Bian atau pemilik kampus

" Terima kasih pak " ucap Nara

Nara pun turun dan melewati Bian. Bian tersenyum saat pujaan hatinya lewat.

Setelah acara wisuda semua tamu berada di luar ruangan.

" Nara " teriak ke empat sahabatnya

" Guyssss " ucap Nara

" Selamat ya " ucap Mayang

Semua sahabatnya bergantian memeluk Nara.

" Ra ... Ra lihat pangeranmu sudah datang " ucap Livi

Nara

Aku melihat pak Bian yang  berjalan ke arahku dan membawa buket bunga mawar merah.

" Selamat ya sayang " pak Bian melingkarkan  tangannya ke pinggangku

Semua mata mahasiswa tertuju ke kami. Apalagi ke datangan keluarga pak Bian.

" Fix aku pasti jadi perbincangan " ucapku dalam hati

" Selamat ya sayang " ucap mama pak Bian sambil memelukku

" Terima kasih tante " ucapku

Setelah acara wisuda selesai, aku langsung pulang dan di antar sama pak Bian.

-------------

Nara

" Sayang " panggil pak Bian

" Hem " ucapku

" Kita nikah yuk " ucap pak Bian

Aku yang lagi makan biskuit jadi tersedak

" Uhukkkk "

Pak Bian memberiku minum dan menepuk punggungku.

" Mas kalau ngomong itu lihat situasi dong " ucapku

Semenjak udah nggak kuliah lagi aku memanggilnya dengan sebutan Mas Bian. Atas permintaanya sih.

" Nggak mau nikah ya " tanyanya

" Ya mau lah, siapa sih yang nggak mau nikah " ucapku

" Makanya ayo nikah " ucapnya sambil mengoyang-goyangkan lenganku

" Kok jadi manja gini sih " ucapku dalam hati

" Tapi aku masih mau kerja mas " ucapku menatapnya

" Yang nggak bolehin kamu kerja juga siapa " ucapnya sambil menangkup kedua pipiku

" Jadi walau aku sudah nikah, masih boleh kerja " ucapku

" Iya sayang " ucapnya

" Makasih ya mas " aku langsung memeluknya

Tbc

Pak Bian ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang