part 15

3K 138 0
                                    

Nara

Hari ini kenapa semua sahabatku tidak bisa di hubungi sama sekali.

" Kemana sih mereka " ucapku sambil menatap layar

Aku pun berinisiatif datang keruangan pak Bian. Aku hampir sampai di ruangan pak Bian, namun aku melihat pak Bian dengan seorang perempuan dan pak Bian menggandeng tangan perempuan itu.

" Siapa perempuan itu " ucapku

Aku mendekat ke mereka, namun terhalang siswa yang ada di depanku. Akhirnya aku kehilangan mereka.

Aku langsung menelfon pak Bian. Namun tidak di angkat.

" Kemana perginya mereka " ucapku

" Awas saja kalau pak Bian selingkuh dariku " ucapku lagi

Sampai menjelang malam, tidak ada satupun kabar dari paka Bian. Mulai aku telfon tidak di angkat sama sekali.

" Ini pada kemana semua sih, mama sama tante pada ngilang " ucapku

Bel pintu rumah berbunyi. Aku pun berjalan menuju pintu. Setelahku buka ternyata pak Bian. Aku sudah malas melihat wajahnya.

" Kenapa ke sini " tanyaku

" Buat ketemu kamu " ucapnya

" Masih ingat sama aku " ucapku tanpa melihat wajahnya

Pak Bian tidak menjawab ucapanku. Akupun duduk di sofa dan di ikutinya.

" Kita makan keluar " ajaknya

" Aku malas keluar " ucapku ketus

" Aku sangat lapar " ucapnya

Aku melihat wajahnya jadi tidak tega. Aku pun berdiri berjalan keluar.

" Mau kemana " tanyanya

Aku membalikkan badan

" Katanya mau makan " ucapku

Pak Bian pun mengikutiku dari belakang. Di dalam mobil tidak ada pembicaraan sama sekali. Aura pak Bian sangat dingin.

Ternyata pak Bian mengajakku ke restoran. Dan sekarang aku cuma pakai baju santai.

" Bodoh amat, siapa juga yang buat jengkel " ucapku dalam hati

" Mau makan apa " ucapnya

" Terserah yang penting enak " ucapku sambil memainkan ponselku

Pak Bian memesan makanan untuk kita. Setelah pelayan itu pergi, pak Bian memegang tanganku. Mataku pun beralih menatapnya.

" Kenapa " tanyaku santai

" Marah " tanyanya

" Nggak " ucapku asal ( padahal iya )

" Mas Bian " panggil seorang perempuan

" Lho bukannya itu perempuan yang tadi di kampus " ucapku

" Sabrina " panggi pak Bian

Perempuan itu langsung memeluknya dan mencium pipi pak Bian. Rasanya hatiku hancur dan mataku mulai memerah.

" Mas, ikut aku sebentar ya " ucap Sabrina

Pak Bian pun menolehku

" Nggak papa kok pak, aku tunggu di sini saja " ucapku sambil terpaksa tersenyum

Perempuan itu mengapit lengan pak Bian dan melenggang pergi.

Tiba-tiba air mataku jatuh seketika. Rasanya sangat sakit. Aku pun mencari udara segar di rooftop restoran.

Air mataku tak kunjung berhenti. Akupun mengusap setiap tetesan air mataku.

Pundakku di tepuk seseorang. Sebelum membalikkan badan aku membasuh air mataku. Ternyata pak Bian.

" Pak Bian " ucapku

" Maaf Ra, aku mau hubungan kita sampai di sini " ucapnya

Bagai tersambar petir di malam hari. Air mataku jatuh tak terhenti.

" Maaf aku tidak bisa mempertahankan hubungan ini " ucapnya

Aku pun menundukkan kepala dan melihat cincin yang melingkar di tanganku.

" Baiklah, jika perempuan tadi lebih baik dari saya, semoga bapak bahagia " ucapku

Aku melepas cincin yang ku pakai dan memberikan ke pak Bian. Aku pun meninggalkan tempat itu.

Surprise dor ... dor ...

Aku mematung seketika mendengar letusan balon. Aku terperangah melihat semua ada disini. Mama, papa, tante, Om, semua sahabatku dan keluarga pak Bian.

" Happy Birthday " ucap pak Bian yang sekarang ada di hadapanku sambil membawa bunga

Aku menangis seketika. Tidak menyangka semua ini kejutan di hari ulang tahunku.

Aku langsung memeluk pak Bian, dan menangis tersedu.

" Maaf ya, sudah mengerjaimu " ucapnya

Tangisku makin menjadi

" Udah dah dong peluknya, acaranya di lanjut apa tidak " ucap sahabatku Rena

Aku pun melepas pelukanku. Wajahku pasti sudah memerah karena malu.

Pak Bian menggandeng tanganku dan berjalan ke para tamu.

" Anak mama yang paling cantik, selamat ulang tahun ya " ucap mamaku dan memelukku

" Pa " panggilku langsung memeluknya

" Anak papa yang manja satu ini, semoga panjang umur " ucap papaku

" Tante sama om ngucapin selamat ulang tahun ya keponakanku " ucap tanteku

" Selamat ulang tahun ya Ra " ucap mamanya pak Bian

" Terima kasih tante " ucapku

" Kak Nara, happy birthday " ucap Lyly memelukku

Dan aku menghadap ke empat sahabatku

" Nara happ .... " ucapan Mayang menggantung

" Kalian jahat sama aku, tidak ada yang bisa di hubungi " ucapku kesal

" Sorry Ra, itu permintaan pak Bian " ucap Livi

Aku pun menatap pak Bian dengan tatapan tajam. Pak Bian membalasnya dengan senyuman garing.

" Jadi nggak di ucapin " ucap Nadia

" Harus itu " ucapku sambil merentangkan tangan

" Happy Birthday my friend " ucap bersamaan

Kebahagianku lengkap dengan kehadiran orang-orang yang aku sayangi.

Tbc

Pak Bian ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang