Nara
Hari ini aku pindah dari apartemen pak Bian. Dan sekarang dia sedang mamajang wajah jutek karena aku mau pindah.
" Ra, kamu jangan pindah ya " rengeknya
" Pak, tante Anita sudah pulang ke rumah " ucapku
" Nanti aku bakalan kangen kamu " ucapnya
" Mulai deh lebaynya " ucapku
" Siapa yang lebay, kenyataan kok " ucapnya
Aku berjalan menghampiri dan memegang tangan.
" Pak saya tidak akan pergi jauh. Toh kita masih bisa ketemu " ucapku
" Jangan sampai mengabaikan telfon dan pesanku " ucap pak Bian
Aku pun menganggukkan kepala
-------------
Sekarang aku berada di mobil pak Bian. Tanganku tidak pernah lepas dari genggamannya mulai dari keluar apartemen.
" Pak, lepasin tanganku. Bapak kan lagi nyetir " ucapku
" Aku bisa hari-hati " ucapnya
Aku tidak banyak bicara lagi
Sesampai rumah tante,pak Bian membantuku membawakan koperku. Aku membuka pintu rumah.
" Tante .... Nara pulang " sapaku
Alangkah terkejutnya aku melihat mama yang sudah di hadapanku.
" Mama " ucapku
Mamaku menatap kami yang baru masuk.
" Mbak dia yang aku ceritakan kemarin "bisik tanteku ke mama
Bian
Aku pun mengikuti Nara masuk ke rumah.
" Mama " ucap Nara
Aku mendongak dan melihat tante Anita berdiri tepat di sebelah mamanya Nara. Aku langsung tegang seketika.
" Mama kapan datangnya " tanya Nara
" Tadi pagi " ucapnya sambil menatapku
Aku serasa maling yang habis menculik anak perempuannya.
Nara melihatku dan dia berinisiatif memperkenalkanku ke mamanya.
" Ma, kenalin ini pak Bian " ucap Nara
Aku menyodorkan tangan untuk berjabat tangan dengan mamanya Nara.
" Bian " ucapku
" Mamanya Nara " ucapnya dengan nada dingin
" Siapa kamu Ra " tanya mamanya
Aku menelan ludah seketika, mamanya Nara bertanya siapa aku.
" Dia kekasih Nara ma " ucap Nara sambil menundukkan kepalanya
" Nara kamu masuk ke kamar " perintah mamanya
" Tapi ma " ucap Nara
Aku melirik Nara dan aku menganggukkan kepala agar dia masuk ke kamar.
" Ma, jangan keras-keras sama pak Bian. Dia baik kok " ucap Nara memegang tangan mamanya
" Sttttttt " ucap mamanya
Aku senang Nara kwatir denganku
" Nara, kita beresin bajumu " ajak tante Anita
Setelah Nara hilang dari pandanganku, sekarang aku duduk di hadapan mamanya Nara.
Sungguh menakutkan, lebih menakutkan bertemu CAMER dari pada menghadapi ujian kampus.
" Bian asli orang sini " tanya mamanya Nara
" Iya tante " ucapku
" Pekerjaan kamu " tanya mamanya Nara
" Dosen " ucapku
" Kamu tau kan, kalau Nara habis ini lulus " ucapnya
" Iya saya tau " ucapku
" Sudah berapa lama berhubungan dengan Nara " tanya mamanya
" 5 bulan " ucapku
Nara keluar dari kamarnya
" Bukannya gaji dosen sedikitnya " tanya mamanya Nara
Aku pun menelan ludah
" Ma, sudah dong jangan bertanya yang aneh-aneh " ucap Nara
Aku bisa bernafas lega karena Nara datang.
" Menjalin hubungan itu tidak cinta saja, harus materi juga " ucap mamanya Nara
" Ma " ucap Nara
" Saya juga sebagai wakil direktur perusahaan BMC " ucapku
Mama Nara dan Nara langsung menatapku seketika. Aku bengong seketika.
Nara
Kalian tau kan apa yang baru saja aku dengar. Pak Bian bukan saja dosen, tapi dia juga menjabat wakil direktur perusahaan BMC. Perusahaan itu yang memiliki berbagai mall di kota ini. Mama langsung menetralkan kagetnya.
" Jadi bisa di bilang kamu pemilik perusahaan itu " tanya mamaku
Aku langsung menyenggol lengan mama
" Lebih tepatnya anak pemilik perusahaan itu" ucap pak Bian
" Oke lulus " ucap mama
Aku mengerjapkan mataku. Whatttt mama sudah setuju.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Bian ( Tamat )
Romance" Dosen yang aneh " ucap Nara " Pasti dia akan menjadi milikku " ucap Bian