part 10

3.6K 173 0
                                    

Nara

Aku membuka mata yang terlihat hanya atap warna putih.

" Nara kamu sudah siuman " ucap tante Anita

" Tante ... Emmm " aku bangun dan bersandar di ranjang

" Nara kok bisa sampai di sini " tanyaku

" Kamu pingsan Ra " ucap tante

" Pingsan " ucapku

" Iya, Bian yang membawamu kesini " ucap tante

" Pak Bian " ucapku mengerutkan dahi

Pintu kamar terbuka tampak pak Bian yang datang.

" Pak Bian " ucapku

" Kamu sudah datang, aku mau pulang dulu " ucap tanteku

" Tante jangan pulang, nanti Nara sendirian " ucapku

" Siapa yang sendirian, kan ada saya Ra " ucap pak Bian

Aku tak menanggapi ucapan pak Bian. Entah mengapa aku sangat jengkel melihatnya.

" Tante pulang dulu ya " ucapku

Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya mengangguk saja.

Tante mengambil tas dan berpamitan sama pak Bian.

" Tolong jaga Nara " ucap tanteku

Pak Bian mengangguk

Setelah tante pulang aku mengambil ponselku, untuk mengalihkan pandanganku dari pak Bian.

Pak Bian mendekatiku dan duduk di tepi ranjangku.

" Kenapa tidak menelfonku kalau kehujanan" tanya nya

Aku tidak menanggapinya

" Ra " panggilnya

Aku hanya menatapnya dan tidak menjawabnya.

" Kenapa hanya diam saja " tanyanya

Aku tidak menjawab

Tiba-tiba pak Bian mencium bibirku sekilas.

Cup

Mataku melotot

" Pak " teriakku

" Akhirnya bisa bicara " ucapnya

" Bapak tidak sopan tau " ucapku sambil mengusap bibirku

" Kenapa tidak jawab pertanyaan saya, kenapa tidak telfon saya tadi " tanyanya

" Pikir saja sendiri " ucapku

Pak Bian mencium bibirku lagi

" Pak " bentakku

" Jika tidak di jawab, saya tetap akan menciumu " ucapnya

" i ... itu karena ... " ucapanku menggantung

" Karena apa " ucap pak Bian siap-siap mencium lagi

" Karena bapak tadi sama wanita lain " ucapku sambil teriak

Pak Bian malah tersenyum

" Kenapa bapak tersenyum " tanyanku mengerutkan kening

Pak Bian memegang tengkuk leherku dan kembali mencium bibirku. Sedikit ada lumatan kecil. Tanpa sadar aku memejamkan mataku dan mengimbangi ciumannya.

Pak Bian melepas tautan bibirnya dan tersenyum melihatku.

" Mau kah kamu jadi kekasihku " tanyanya

Pak Bian ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang