Part 66

5.3K 430 114
                                    

Malam yang hangat dengan suhu 15°C. Angin sejuk sisa musim gugur sesekali berhembus, membawa aroma makanan yang dijual di tenda-tenda para pedagang yang dapat ditemukan di kompleks Levenshulme Market. Hanya sekali setiap bulan night market disana akan dibuka, dan kebetulan hari ini adalah hari itu.

Banyak pengunjung terlihat menikmati malam hari disana. Candaan, obrolan, dan tawa adalah sesuatu yang dapat dengan mudah didengar disana. Kehangatan disana seolah meluap setelah musim dingin yang ekstrem, bahkan tetap terasa bagi orang asing sekalipun. Beberapa remaja bahkan menyanyikan lagu disalah satu sudut, menarik perhatian banyak pengunjung.

Diantara beberapa pengunjung yang pergi dari pasar membawa barang belanjaan dan bberapa pergi tidak membawa apapun, seperti 3 remaja yang kini saling bercanda di halte bus. Ketiganya bergegeas masuk saat bus 192 yang mereka tunggu tiba. Didalam bus, ketiganya bahkan mengajak sang supir berbincang karena lokasi duduk ketiganya yang tepat di belakang supir. Ketiganya berterimakasih sebelum keluar dari bus saat tiba di halte tujuan mereka yang hanya berjarak 0,8 mil.

"Eh, Gre, ini ada apa sih kakak lo ngajakin ketemuan di KFC?" tanya Ara. Ia mengecap udara kosong saat melihat poster ayam tepung yang dipasang di jendela kaca, "Gagal total diet gue,"

"Kamu udah kurus, gak usah diet-dietan," balas Chika yang menggandeng semi menarik tangan Gracia untuk masuk, meninggalkan Ara yang menatap sebal padanya.

"Chikaaaaaaaa tungguin wooyyy," rengek Ara. Ia dengan cepat menempatkan dirinya diantara sang kakak dan sang sahabat untuk memisahkan mereka, "Heh, ingeet. Gre, lo udah punya pacar. Ci, orang yang lo pepet udah punya pacar,"

"Kalo sama kakak lo sih," balas Gracia dengan menggantung. Ia menatap Chika dengan tatapan memuja, walau tidak sememuja seperti dirinya menatap Shani, "Boleh kok. Nanti kita bicarain lagi,"

"Gue gak ikhlaaaaaassss. Greeeeee, ishhh," sebal Ara. Ia sekuat tenaga menjadi penghalang antara Chika dan Gracia yang bahkan sebenarnya juga tidak melakukan kontak kulit, hanya berjalan beriringan.

Gracia tertawa sebelum langsung berjalan menuju meja kasir untuk memesan. Ia memberikan tatapan menghinanya kepada Ara yang memilih langsung duduk bersama Shania dan Dhiska. Senyum meremehkannya terbit saat Ara menatap kearahnya. Ekspresinya langsung berubah saat Chika menatap kearahnya.

"Gre, plis, jangan godain Ara terus. Kalo dia pundung aku yang repot," ucap Chika saat ia berdiri di samping Gracia yang sedang membayar pesanannya.

"Iya deh iyaaa," balas Gracia dengan wajah cemberutnya. Ia menerima ayam, burger, kentang, dan minuman pesanannya. Ia berterimakasih sebelum berbalik menuju meja 6 orang yang ditempati Shania dan Dhiska, "Kak Dhika mana?"

"Ke McDonald's sebelah. Katanya ada temen bokap disana," ucap Dhiska. Ia menatap geli pada Gracia yang kini menatap Ara dengan tatapan sedikit memuja, "Shan, adek kamu abis diapain sama Shani?"

"Gak tau. Udah 2 bulanan dia jadi kadal gini,"

"Kalo gue kadal, lo tante kadal dong. Si Ara juga calon tante kadal," goda Gracia dengan alis yang dinaik-turunkan. Ia tertawa saat Shania menatapnya dengan sebal, "Canda tante kadal,"

Tawa Gracia mengeras saat Ara ikut menatapnya dengan cara tatap yang sama seperti Shania. Namun, tawanya seketika menghilang saat ia melihat Dhika berjalan menggandeng seseorang. Siapapun itu, wanita cantik itu tidak terlihat seperti Bintang yang notabene ratu di hati Dhika dan tidak terlihat pula seperti saudara sepupu si kembar.

"Siapa tuh, kak?" tanya Gracia dengan nada seolah ia cemburu, "Kak Dhika mah diem-diem gandengannya banyak,"

"Anak departemen lo bukan sih?" tanya Dhiska saat merasa familiar dengan wajah itu, "Temen seangkatan Shani kayanya,"

SGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang