Part 18

8K 630 58
                                    

Awan terlihat melayang menutupi langit, mencegah sinar matahari menyinari hingga permukaan. Angin sesekali berhembus membawa hawa dingin, membuat semua orang malas beraktivitas di luar ruangan. Hal yang sama juga berlaku bagi seorang gadis dengan sweater soft purple yang berjalan gontai di lorong koridor gedung sekolahnya.

Awalnya ia berniat mencuci muka untuk menghilangkan kantuk, tetapi percuma. Mata dan otaknya segar hanya saat air mengenai kulitnya, namun setelahnya, ia kembali mengantuk. Di jalan, ia berpapasan dengan teman sekamar asramanya, Nabilah, yang kondisinya tak jauh berbeda darinya.

"Gre, temenin gue ke kamar mandi dong. Lo baliknya ntar aja," ungkap Nabilah yang menyeret gadis itu untuk kembali ke kamar mandi di gedung sebelah yang terletak tepat disamping perpustakaan.

Gracia memilih duduk di kursi besi didepan perpustakaan. Baru saja ia memejamkan mata, ponselnya bergetar. Sebuah pesan chat dari Shani.

Sumini
Kalo ngantuk tuh cuci muka bukannya malah tidur didepan perpustakaan

Gracia mendongakkan kepalanya. Kepalanya cerah seketika setelah membaca pesan itu. Pandangannya tertuju pada ruang kelas 11 IPA 1 yang terletak tepat disebrang perpustakaan, hanya terpisah taman kecil. Disana, ia bisa melihat Shani yang duduk di pojok belakang dekat jendela.

S.Gre
Hobi kok duduk belakang. Hp an lagi

Gracia menjulurkan lidahnya saat Shani menoleh kearahnya. Ia langsung menggandeng Nabilah yang keluar dari lorong kamar mandi dengan wajah basah. Tak lupa ia menyilangkan telunjuk dan ibu jarinya membentuk simbol love pada Shani dan berjalan kembali kekelasnya di lantai 2.

Di kelas sendiri, Gracia dan Nabilah yang duduk di bawah AC hanya mendengarkan penjelasan guru dengan bertopang dagu. Gracia memang menatap focus pada papan tulis dan menyalin materi dari sana ke buku catatannya, tetapi pikirannya sendiri tidak berada di tempat yang sama.

Tindakan Gracia seperti sudah tersetting secara otomatis. Sedangkan Nabilah hanya hanya mencoret-coret halaman terakhir bukunya dengan asal. Hingga akhirnya, Nabilah menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Sstt, Gre," bisik Anin yang duduk didepan Nabilah yang tidak mendapat respon dari si pemilik nama, "Gracia Shania,"

"Kalian berdua kekamar mandi sana!"

Perkataan guru paruh baya di depan kelas yang sedang menjelaskan materi fisika itu membuat seisi kelas menoleh ke Gracia dan Nabilah. Keduanya mengangguk dan berjalan keluar kelas.

Keduanya kembali menuju kamar mandi yang sebelumnya mereka kunjungi di lantai 1. Alasan mengapa keduanya tidak menggunakan kamar mandi di lantai 2 sangat sederhana. Mereka ingin membuang waktu pelajaran yang masih ada.

"Suasananya cocok banget buat tidur. Lo gak pengen bolos apa, Gre?" tanya Nabilah pada Gracia saat keduanya memilih duduk di kursi besi depan perpustakaan yang tadi diduduki Gracia.

"Pengennya sih. Tapi, gue baru aja masuk, masa udah bolos lagi sih?" jawab Gracia dengan lemah.

"Akhirnya lo sadar diri," timpal seorang lainnya yang baru saja keluar dari kamar mandi, "Pelajar kok males banget!"

"Eh, ada kak Shani," cengir Nabilah sebelum berjalan cepat menuju kamar mandi, meninggalkan Gracia yang ditatap datar oleh Shani.

"Kenapa lagi?" tanya Gracia dengan malas, "Habis ini aku balik kelas kok,"

"Gak usah balik. Langsung ke kantin aja sana. Kamu pagi tadi cuma makan roti sama minum susu aja, kan?" balas Shani yang membuat Gracia menatapnya tidak percaya.

SGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang