Part 39

8K 463 182
                                    

Hari berlalu dengan cepat. Hawa panas menyengat di luar tidak menyurutkan semangat sejumlah remaja yang tampak sibuk berlalu lalang dari sebuah ruangan terluas di sekolah itu, aul. Berbanding terbalik dengan hawa diluar ruangan, hawa di dalam aula terasa begitu sejuk dan dingin.

Dentuman keras musik EDM terdengar menggema di dalam aula luas yang kini tampak seperti ballroom mewah yang akan digunakan untuk sebuah pesta pernikahan. Beberapa siswa tampak menata meja kecil di sejumlah tempat. Beberapa lainnya tampak mengatur dekorasi yang membuat kesan glamour semakin terasa.

Seorang gadis dengan kaos oversize putih dan hotpants yang bahkan tertutupi oleh kaosnya tampak sibuk mengatur dan memberikan arahan kepada remaja lainnya. Tak begitu lama, datang seorang gadis sipit yang datang membawa sekrardus air mineral. Walau hanya mengenakan training hitam dan jaket tipis berwarna dongker-ungu tatapan kagum pada gadis yang baru saja datang itu tidak surut sedikitpun, sama seperti biasanya.

"Mungkin kita perlu tukeran outfit biar mata mereka pada keluar sekalian, Shan," sindir gadis dengan kaos dengan tatapan cueknya, Shania, "Lo udah selesein masalah rundown?"

"Sorry, baju lo bukan gaya gue," sindir Shani yang menatap remeh Shania dari atas kebawah, "Udah, nanti biar Naomi kirim ke lo,"

Bukannya sudah saling berbaikan dan menerima, Shani dan Shania akhirnya bertegur sapa setelah digosipkan berada dalam situasi perang dingin karena menyukai lelaki yang sama. Keduanya sepakat secara tak langsung untuk menduakan masalah pribadi mereka dan bersikap professional atas tugas yang mereka emban sebagai ketua koordinator dan ketua panitia perpisahan sekaligus prom night senior mereka.

"Yang jadi MC siapa?" tanya Shania saat ia teringat perdebatan panjang semalam karena tidak ada yang mau menjadi MC.

"Mario, temen sekelas Gracia, sama Gaby," jawab Shani yang membuat Shania menatapnya dengan tajam.

"Gaby siapa? Gaby-"

"Shanjuu lo dipanggilin Brandoo-"

"WOY TANTE! INI SOFT FILE BANNER KALO SELESE TERUS DIAPAIN?!" potong Brandon yang berteriak dari ambang pintu aula, namun perhatiannya segera teralih saat ia melihat Shani, "HALO GEBETAN! ADA YANG BISA GUE BANTU GAK?!"

"BRANDON! LO BRISIK! SANA KELUAAARRR!" amuk Gaby yang mendorong Brandon menyingkir dari aula.

Shani mengangkat sebelah alisnya saat melihat tingkah sohib Shania yang satu itu seolah mengatakan gimana pilihan gue?. Ia menatap datar pada Shania yang memasang ekspresi keberatannya.

Sebenarnya ia ingin mengajukan Naomi, tetapi bisa jadi masalah jika ia mengajukan sahabatnya sendiri, terutama saat hubungan OSIS dan Dewan Siswa sedang berada di zona panas seperti sekarang.

"Lo milih Gaby itu tujuan lo apaan? Gue sebagai sahabat dia aja gak rekomendasiin dia buat tampil di depan umum, Shani," sinis Shania dengan fokus mengambil sebotol air mineral yang tadi dibawa Shani, "Lo mau dia gugup di depan dan berakhir salah injek dan salah ngomong?"

"Emang lo mau siapa yang jadi MC?" pancing Shani yang menoleh saat sebuah tepukan ringan mendarat di bahunya. Shani menoleh dan mendapati Naomi yang memakai setelan olahraga berwarna kelabu membawa tas tangan kecil di tangan kirinya.

"Nom, besok lo yang jadi MC bareng si Mario," putus Shania saat ia melihat Naomi yang berdiri di belakang Shani.

"Heh? Gue?" beo Naomi sambil menunjuk dirinya sendiri, "Gue jadi MC? Kalo lo lupa gue ingetin dulu gue SMP udah lo jadiin tumbal MC, Shania Jujun,"

"Maka dari itu, lo lebih professional buat ngeMCin prom besok malem," balas Shania dengan ringan, "Dah lo gak perlu protes. Lo udah punya rundown acaranya kan?"

SGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang