1.2 : Ogah Minta Maaf

8.8K 483 86
                                    

MERHABA ‼️ JUMPA LAGI DENGAN SAYA JODOHNYA RAN TAKAHASHI DISINI💜

•••HAPPY READING•••

•••

Keenam anak manusia berdiri di bawah tiang bendera. Beberapa anak membuka kancing seragam mereka karena panas. Ada juga yang mengambil daun pisang sebagai payung. Mereka di hukum akibat perbuatannya saat di lorong tadi. Tentunya dengan ancaman yang membuat mereka mau tak mau harus menuruti. Siapa lagi kalau bukan Anggota inti Diávolos, si biang kerok sekolah.

"Njing! Ini daunnya kena muka gue!"

Salah satu dari mereka mengumpat kesal, akibat pucuk daun pisang mengenai wajah tampannya. Sedangkan yang memakai daun pisang itu tak acuh.

"Yeu! Bukan salah gue dong. Daunnya aja yang pengen nempel ke lo," cetus Sean melirik sinis.

"Lagian lo ada-ada aja sih, pake daun pisang segala. Udah nggak modal, malu-maluin," lontar Yogi.

"Apa lo? Iri bilang babi."

"Berisik banget sih kalian! Diem bisa kan? Panas nih gue." Anres berseru di tengah kegaduhan kedua anak manusia itu.

"Lo kira lo doang yang panas? Gue juga kali. Liat nih, hasil chocolate scrub gue jadi percuma. Kulit gue gosong lagi," ucap Sean.

Ketua dan wakil hanya memutar mata mereka malas. Percuma saja berbicara dengan mereka. Tak lama setelah itu, Raja pergi entah kemana. Yang lain menatapnya bingung.

"Itu ketua mau kemana?" tanya Jordy pada Yogi. Bukannya mendapat jawaban, cowok itu malah mendapat jitakan di kepalanya.

"Lo nanya gue, terus gue nanya siapa? Monyet? Orang monyetnya aja tanya ke gue," balas Yogi.

"Yeu, babi lo!"

"Woi Xel! Lo mau kemana?" tanya Jordy.

"Raja." seru Axel. Tak lama dari itu, semuanya kabur- terkecuali Sean yang terus menggerutu kepanasan dan berbicara tentang kucingnya yang ia berinama Catlyn.

"Nanti sama Catlyn ke sa-," Ucapannya menggantung seperti hubunganmu. Ia melihat kanan kiri tak ada orang. Setelah sadar, Sean langsung melempar daun pisangnya kemudian berlari tanpa arah.

***

"Riska, ke kantin yuk." Karin kini kini duduk di sofa uks. Menatap Riska yang sedang meminum air putih.

"Udah nggak pusing?" Karin menggeleng.

Riska mengangguk, kemudian menggandeng tangan kanan Karin keluar uks. Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai di tempat jajanan, kantin. Kedua gadis itu mengantre membeli mie ayam.

"Mang cepetin dikit ya, udah laper nih."

"Iya neng, siap."

Karin tersenyum ke arah Riska sembari mengangkat kedua jempolnya. Juga di balas gadis itu dengan senyuman.

"Nih, selamat menikmati."

"Thank you, Mang," ucap Karin menerima mangkok berisi mi ayam itu. "Ris, kita makannya di sebelah sana aja ya?" Sambil menunjuk kursi dekat pilar.

"Oke."

Kedua gadis itu membawanya dengan penuh hati-hati. Namun tiba-tiba saja kaki Karin tersandung, membuat seisi mangkuk tumpah dan pecah. Terlepas dari itu semua, suara tawa keras terdengar begitu bahagia.

"Huu, kalo jalan liat yang bener!"

"Tau tuh! Rambut di iket dua udah kayak anak TK."

Riska membantu Karin bangun. Gadis itu menahan sakit di area lututnya. "Rin, kamu nggak apa-apa?"

REX IMPORTUNUS | King BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang