2.1 : Mulai Peduli 2

8.8K 578 168
                                    

SAY 'HI' KARENA KITA KETEMU LAGI❕

Agak sedih T_T Matanya udah ratusan, bintangnya masih puluhan :") Tolong ya, bantu voment. Jangan jadi siders sksk.

AND HAPPY READING GENGSS ‼️

AND HAPPY READING GENGSS ‼️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di sebuah ruangan ber-AC, di tambah banyaknya peralatan dan beberapa obat di dalam lemari kaca, serta beberapa tumpuk kertas yang ada di meja kerja. Seorang Dokter beserta satu orang remaja lelaki memasuki ruangan itu.

Setelah duduk, Dokter tadi menghela napas membuat remaja di hadapannya bingung. "Sebenarnya ada apa, Dok?"

"Saya sudah menasihati pasien agar tidak terlalu kelelahan, yang bisa membuat energinya menurun. Tapi saya rasa, dia menghiraukannya," ucap Dokter. Raja menatapnya kebingungan.

"Saya nggak paham."

"Memangnya dia tidak menceritakan ini padamu?" tanya Dokter itu dan Raja menggeleng.

"Dia sakit apa?"

"Dia mengidap kanker darah, atau lebih tepatnya leukimia satu tahun belakangan ini. Saya mengajakmu ke sini, karena dia meminta untuk tidak membicarakannya pada sembarang orang."

Deg!— Sungguh, tubuhnya tiba-tiba mendadak kaku. Bibirnya terlalu kelu untuk mengucapkan sepatah kata pun. Ada sesuatu yang sakit di dalam sana. Air mukanya penuh ketegangan. Dia— tidak terpikirkan ini sama sekali. Memang, ada banyak perubahan fisik dari gadis itu, tapi saat itu dia sama sekali tidak memperdulikan.

Dia tersadar, kemudian terkekeh. Menganggap apa yang di katakan Dokter di depannya ini hanyalah lelucon. "Nggak usah bercanda bawa-bawa penyakit gitu, sampah."

Dokter itu justru menyatukan kedua alisnya dengan dahi yang bergelombang. Matanya menatap orang di depannya dengan aneh. "Bercanda? Apa menurutmu hal ini cocok untuk di jadikan lelucon?"

Diam.

Raja seketika kembali mengatupkan bibirnya. Dia tidak tau harus berkata apa lagi. Entahlah, ini kabar yang menggembirakan baginya, atau justru malah menyedihkan.

"Kamu boleh keluar, nanti saya akan membuat resep obatnya," ucap Dokter nya.

Cowok itu berdiri, berjalan keluar ruangan dengan langkah bagai siput. Matanya menatap kosong ke arah depan. Bahkan sudah beberapa kali, dirinya tak sengaja menabrak orang yang berlawanan arah.

Sementara di depan ruangan, ke tiga pemuda tadi masih saja terbengong, sementara yang satunya asik bermain game. Mereka tak percaya ini. Jarang— oh tidak, bahkan saking jarangnya, mereka anggap tidak pernah. Axel yang duduk di bangku, tak sengaja menoleh, lalu melihat Raja yang berjalan arah kemari.

Axel bangkit, berjalan mendekati Raja. Menepuk bahu cowok itu, membuat empunya terkejut menatap Axel.

"Ada apa?" tanya Axel.

REX IMPORTUNUS | King BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang