3.0 : Kepergok Dikamar

8.4K 390 14
                                    

GIMANA KABAR DIA KE KAMU? MASIH LANCAR?

BY THE WAY, HAPPY READING ‼️

***

"Ahh… shit! Sakit banget."

Remaja yang baru saja terbangun itu menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Dia memegangi kepalanya yang terasa begitu nyeri. Raja, ya, remaja itu adalah Raja. Yang terbangun bagai orang linglung.

"Gue, dimana?"

Dia menatap sekeliling, pandangannya terpaku pada seorang gadis yang masih tertidur di atas sofa dengan posisi meringkuk, tanpa selimut.

"Kenapa bisa ada dia? Bukannya … shh." Raja mendesis memegangi kepalanya yang seketika bertambah sakit saat berusaha mengingat kejadian semalam.

"Fuck! Jaeden, bastard!" umpat Raja dengan kilatan mata penuh amarah. Ia hanya bisa mengingat beberapa memori semalam. Sebelum penglihatannya benar-benar kabur dan menggelap.

Suara misuh-misuh tadi membuat seorang gadis yang nyaman tertidur, kini terbangun. Gadis itu mengerjap matanya perlahan, sebelum pada akhirnya pandangan mata itu terlihat jelas. Melihat seorang cowok di atas kasur, dengan mulut yang terus mengoceh, tak lupa tangan kanan cowok itu memegangi kepala.

Gadis itu tanpa sadar tersenyum. Namun, tak berselang lama, senyuman tadi luntur, berganti dengan bibir mengerucut kecil saat cowok tadi menegurnya.

"Lo seneng, kan, liat gue sengsara begini, hm? Ngaku aja. Nggak usah senyum-senyum gitu. Nggak manis, tau nggak."

Memang Raja aneh. Masalah senyum, doang, bisa segitu banget ngomel-ngomelnya. Tapi, justru Karin saat ini ingin sekali tertawa. Coba saja kalian melihat kondisi muka Raja sekarang. Dengan mulut yang terus mengoceh, di tambah pandangan mata yang terkesan sinis, namun malah terlihat gemas.

"Awas aja, ya. Kalo lo sampe ketawa, gue yakin, kalo gue udah sehatan, lo bakal abis."

Karin mengubah posisinya menjadi duduk. Matanya masih menatap Raja, dengan bibir berkedut menahan tawa.

"Ya udah, kalo gitu, Kak Raja begini aja terus," ucapnya dengan berani.

Mata Raja langsung membola. What? Berani sekali Karin berkata seperti itu. Cih! Ia yakin, gadis itu hanya berani saat dirinya dalam kondisi seperti ini.

"Lo mau gue pukul?"

"Ih apaan si. Apa-apa pukul, apa-apa pukul."

Karin bangkit, berjalan mendekati Raja. Ia langsung duduk di pinggir ranjang. "Jam 8, ke rumah sakit ya."

"Ngapain? Nggak perlu."

"Kak, kakak emang nggak ngerasa sakit kepalanya? Kan aku perban, semalem," ucap Karin menunjuk kepala Raja yang ter-perban.

"Nggak sakit. Biasa aja," jawab Raja ketus dengan membuang muka. "BANGSAT! SAKIT ANJ*ING!!"

Raja berteriak saat Karin dengan sengaja menekan kepala belakang cowok itu. Dan yang paling membuat Raja kesal saat ini, yaitu dengan tampang tak berdosa nya, gadis itu malah tertawa.

"Katanya nggak sakiiiiit," ledek Karin tertawa.

"Serah lo! Minggir!"

"Eh kak, mau kemana? Jangan kemana-mana dulu." Karin menahan tangan Raja yang hendak bangkit. Gerakan itu refleks membuat sang ketua Diávolos, berhenti bergerak. Pandangan mereka bertemu cukup lama, sebelum pada akhirnya Raja menarik tangannya dengan kasar.

"Lo mau ngambil kesempatan, kan? Deket-deket gue terus, hm? Biar nantinya gue jatuh cinta sama lo? Jangan ngarep terlalu banyak, ya," ucap Raja, dengan senyum remeh.

"Ah ya, one more. Bangun, udah siang," bisiknya di akhiri dengan seringaian.

"Tapi, aku sama sekali nggak ada niatan untuk bikin Kakak cinta sama aku. Aku malah nggak kepikiran kesana-sana." Perkataan Karin tadi, membuat cowok itu sedikit kesal. Entah karena apa.

"Udahlah, minggir! Gue mau pulang!"

Raja menyikap selimut, dan langsung turun dari kasur. Namun saat baru berdiri kepalanya berdenyut, lagi. "Shit!"

Dengan sigap Karin membantu cowok itu untuk berdiri. "Kan, ngeyel banget di bilangin."

Ketua Diávolos itu menatap Karin sengit. "Lo bisa diem nggak sih? Berisik tau nggak. Kepala gue tambah sakit jadinya."

"Ya udah, tinggalin aja kepalanya, biar nggak ngerasain sakit," ucap Karin dengan enteng.

"Sumpah, lo tuh ya! Argh!! Bikin gue marah!"

"Marah kok bilang-bilang, sih."

Raja menyeringai. Ia mempunyai ide jahil. Ditariknya pinggang gadis itu, agar mendekat ke arahnya. Tangan kanannya, meraba pipi halus milik Karin, membuat gadis itu menelan salivanya takut.

Raja mendekatkan bibirnya pada telinga Karin. Dan berbisik, "terus, lo maunya gimana, hm?" Di susul dengan senyuman manis, namun mengerikan.

Mata Raja menatap inci wajah gadis yang biasa ia tindas. Mengelus pipinya dengan begitu pelan. Kemudian ia mendekatkan wajahnya, hingga hidung mereka benar-benar menempel tanpa jarak.

"Lo mau gue, begini, sayang?" bisik Raja yang terdengar begitu sensual.

"ASTAGHFIRULLAH! Maaf, Den, Non. Bibi nggak tau. Maaf." Pintu itu langsung di tutup oleh sang bibi yang tanpa sengaja posisi keduanya seperti sedang 'berciuman'.

Karin langsung saja mendorong cowok itu dan pergi meninggalkannya. Gadis itu memilih masuk ke dalam kamar mandi, dengan wajah merah.

Sementara Raja, cowok itu masih cukup terkejut. Segera ia merutuki perbuatannya tadi, yang hampir 'khilaf'. Ia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan ponsel.

Setelah mengobrak-abrik kasur Karin, akhirnya cowok itu menemukan ponselnya di bawah bantal. Langsung saja dia mengirim pesan kepada salah satu temannya untuk menjemput.

Saat sedang memakai sepatu, matanya terpusat pada foto seorang gadis kecil, dengan boneka beruang yang di peluk yang ada di sebuah bingkai kecil, di atas nakas. Tanpa sadar, seulas senyuman tipis mulai mengembang menghias wajahnya.

"Lumayan."

***

TO BE CONTINUED

DUH DUHH SI BIBI GANGGU AJA, YA KAN?
KIRA-KIRA KALO BIBI NGGAK GANGGU, APA YANG BAKALAN TERJADI? ADA YANG BISA NEBAK??

ADA NOTE UNTUK BUNZO/ZYA SELAKU AUTHOR?

TOKOH-TOKOH FIKSI DI CERITA INI?

LEBIH BANYAK VOTE AND KOMEN, LEBIH CEPET UPDATE!!!!

FOLLOW THIS ACCOUNT, FOR MORE ‼️

REX IMPORTUNUS | King BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang