MAU TAU DONG, PEMBACA REX IMPORTUNUS DARI DAERAH MANA AJAA💗
BY THE WAY, HAPPY READING ‼️
***
Suasana hampir tengah malam, jam telah menunjukkan pukul sebelas. Suasana rumah pun sudah gelap. Seorang gadis dengan baju tidur panjang berwarna navy bermotif polkadot berjalan menuruni tangga sembari memegangi perutnya. Bunyi 'aneh' dari perut sudah jelas, bahwa gadis itu kelaparan.
"Pengen ke Indomars. Masih buka nggak, ya?"
Sesampainya di pintu utama, ia membukanya dan berjalan ke arah garasi untuk mengambil sebuah sepeda.
"Pake ini aja deh, sekalian jalan-jalan malem."
Saat ini, di rumah tidak ada orang tuanya. Jadi, itu bisa membuatnya lebih bebas. Mamahnya sedang ada kunjungan ke luar kota, sementara Papahnya pun sama. Para pembantu, sudah pulang tadi jam 9. Hanya ada 1 satpam di depan.
"Non Karin, mau kemana malem-malem begini?" tanya satpam.
Karin yang sedang mengendarai sepeda, berhenti sejenak tanpa turun. "Mau beli jajan di Indomars. Boleh minta tolong bukain gerbangnya, Pak?"
"Aduh gimana ya, bukannya nggak boleh. Tapi Nyonya sudah berpesan, kalo Non Karin nggak boleh keluar lewat jam 10 malem."
"Ih Pak, sebentar doang kok. Lagian deket, ini. Janji deh. Sama, Karin nggak bakal bilang ke Mamah," bujuk Karin.
"Karin laper banget, Pak. Pengen jajan…"
Serba salah kalo gini, batin satpam.
"Ya udah, tapi sebentar aja ya, Non. Takutnya nanti Nyonya telfon terus tanya-tanya," balas satpam menyetujui.
Karin langsung menunjukkan ibu jarinya sambil tersenyum.
***
Di tengah pergelutan yang tidak seimbang, terdengar suara sirine polisi yang membuat perkelahian itu, mau tak mau, harus berhenti. Semua tersangka, kabur dengan mengendarai motor mereka. Sementara satu korban tergeletak lemas dengan darah yang mengalir di bagian belakang kepalanya akibat pukulan dari sebuah balok kayu.
Setelah para tersangka kabur, ada satu orang yang mendekati korban tersebut dengan penuh rasa takut.
"Mas, mas, bangun mas."
Matanya terbelalak, tangannya refleks menutup mulutnya yang terbuka seketika. Ini bukan mimpi, dan ia tak salah melihat. Bahwa yang sedang terkapar tak berdaya ini, adalah … Raja? Kakak kelasnya? Benar-benar sulit di percaya.
"Kak? Kak Raja. Kak, kakak kenapa?"
Mata Raja masih saja tertutup, wajah yang biasanya terlihat sangar itu, kini di hiasi darah di bagian bibir, hidung, dan pelipis.
Karin mencoba mengangkat Raja dengan susah payah. Ia ingin meminta bantuan, tapi suasana benar-benar sunyi. Lagi pula, ini di gang kecil.
Mau tak mau, Karin harus membawa Raja kerumahnya menggunakan sepeda. Butuh waktu cukup lama untuk memindahkan Raja ke bagian boncengan.
"Hhh … berat banget sih."
Ia langsung menaiki sepeda tersebut, namun tak lama jantungnya berdegup tak beraturan. Saat kepala Raja tanpa sengaja bersandar di punggungnya.
"Tenang Karin, tenang. Dia lagi pingsan."
Dengan sekuat tenaga, ia mengayuh sepedanya. Hingga akhirnya sampai di depan gerbang. Ia berteriak meminta bantuan Pak satpam.
"Tolong bawa masuk ya. Aku mau balikin sepeda dulu," ucap Karin yang ngos-ngosan.
"Iya Non, baik."
***
"Bawa ke kamar tamu aja, Pak. Nanti yang lainnya biar Karin aja."
Pak satpam langsung membawa Raja ke kamar tamu. Setelahnya, pamit pergi. Walaupun dengan rasa penasaran dan takut.
Karin langsung melepaskan sepatu yang di pakai cowok itu beserta kaos kakinya. Kemudian ia duduk di pinggir ranjang dengan kapas dan air hangat yang ada di pangkuannya.
Dengan perlahan, Karin membersihkan sisa-sisa darah di wajah Raja. Setelah itu, barulah ia menggunakan Betadine dengan kapas, dan memakaikan perban di kepala Raja.
"Kayaknya sih begini, besok ke rumah sakit aja deh."
Tanpa di sadar, gadis yang biasanya menjadi sasaran empuk bagi Raja dan yang lain, kini malah menatap pemandangan indah. Apalagi jika bukan menatapi wajah yang terpahat begitu sempurna itu.
"Ganteng banget…"
"Kak Raja sebenernya ganteng, cuma … kadang jahat sama aku. Coba aja, kalo sifatnya lebih baik lagi. Pasti banyak yang suka. Contohnya aku— Oops!!"
Seketika Karin langsung memukul kecil mulutnya. "Ih bukan gitu. Jangan marah ya, itu tadi nggak sengaja, beneran deh."
"Oh ya, kenapa ya, sifat Kak Raja tuh dari kemaren-kemaren aneh. Kadang baik, kadang nggak baik. Kadang suka tiba-tiba perhatian, trus tiba-tiba juga bisa nggak peduli."
Jari telunjuk Karin kini berada di hidung Raja. Mengelusnya kemudian menoel-noel dengan gemas.
"Please ya, jangan buat aku bingung."
"Kakak gini aja deh, biar aku bisa bebas mau ngapain aja. Keliatan kalem juga, adem liatnya. Tapi, besok kalo kakak udah sadar, pasti langsung ngomel-ngomel."
Tangan kiri Karin beralih mengusap rambut Raja, terus mengusap sembari berbicara. Hingga rasa kantuk benar-benar menyerangnya. Ia berdiri dan berpindah ke sofa yang ada di ruangan tersebut.
"Tidur sini aja kali, ya?"
Ia mulai merebahkan diri dan memejamkan mata, samlai mimpi mulai datang dalam tidurnya.
***
TO BE CONTINUED
SIAPA YANG SENENG REX IMPORTUNUS (RAJA) DOUBLE UP?!!!
MASIH SETIA SAMA MEREKA KAN?
MAU NEXT LAGI?
BURUAN KOMEN DAN VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA!!ADA YANG MAU DI SAMPAIKAN KE BUNZOE/ZYA SELAKU AUTHOR??
KE TOKOH-TOKOH FIKSI DI CERITA INI?
ADA YANG BERHARAP HAPPY ENDING? ATAU MALAH SAD ENDING NIH?
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI YA SAYANG YAA!!
MAKASIH BANYAK!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
REX IMPORTUNUS | King Bullying
Teen Fiction𝐓𝗼𝐱𝐢𝐜 𝐀𝐫𝐞𝐚//𝐓𝐞𝐞𝐧𝐚𝐠𝐞𝐫𝐬//𝐇𝐮𝗺𝗼𝐫 [17+] "Kak ampun, Kak. Ss-sakit, di-ngin Kak." "BERANI BANGET LO, MERINTAH GUE?!" Gimana rasanya di bully oleh ketua geng motor besar? Bahkan sampai bertahun-tahun. Itu yang ten...