1.6 : Hukuman Untuk Mereka

10.1K 482 50
                                    

YEE OM ILHAM UDAH DATENG LAGI‼️
SEMOGA SUKA DENGAN PART INI

YEE OM ILHAM UDAH DATENG LAGI‼️SEMOGA SUKA DENGAN PART INI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di sebuah ruangan, di mana biasanya menjadi tempat murid-murid yang membuat masalah. Ruangan yang sangat mengintimidasi orang, minus dengan enam orang ini. Mereka berdiri tanpa mendengarkan ocehan guru di depannya yang menurut mereka sangat membosankan.

Salah satu dari mereka menghembuskan napas berat- bosan. "Lama banget sih," lontarnya dengan sinis.

Guru yang sedang berbicara, kini menatap mereka- melotot tajam. Sedangkan guru yang duduk di belakang, sembari menyilangkan tangannya menatap keenam anak remaja itu pasrah. Beliau menggelengkan kepalanya pelan.

"Kalian ini nggak pernah kapok atau gimana!! Selalu saja membuat masalah dan menindas!! Sudah banyak para murid yang bilang, kalau kalian senang menganggu mereka tanpa tau kesalahannya!!" Guru itu berbicara setengah berteriak. Sungguh, menghadapi murid seperti mereka membuatnya ingin mati saja.

Cowok ber-hoodie hitam dengan tusuk gigi yang ia gigit mengangkat sebelah alisnya. "Jelas-jelas mereka yang salah. Ya harus di kasih paham lah," katanya ngotot.

"Anres! Diam kamu!!" sentak Guru dengan kacamata yang bertengger manis di pangkal hidungnya serta baju besar sesuai ukuran tubuh.

"Apa sih, mereka lebay banget. Tukang cepu." Cowok yang memakan permen pentol itu ikut berujar, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Kalian mau di keluarkan, hah!! Jawab!" Namun semuanya diam, membuat Guru itu semakin jengkel.

"CEPAT JAWAB SAYA!!"

"Dih! Jadi guru kok nggak konsisten. Tadi katanya suruh diem. Giliran diem, malah suruh jawab. Jangan kayak cewek deh Pak. Apa-apa minta di ngertiin tapi nggak mau ngertiin," cerca Jordy menatap malas Sang Guru.

"Atau jangan-jangan Bapak cewek ya? Yang dari tadi nyuara itu khodam nya?" Sean bertanya sembari bergidik ngeri.

Guru itu mengepalkan tangannya kuat. Mencoba menahan amarah yang sedari tadi ia bendung. Kemudian menatap ke belakang, lalu membungkukkan setengah badannya. "Pak Sena, sepertinya saya ingin mengundurkan diri saja sebagai Guru BK. Bapak lihat dan dengar sendiri kan, betapa tidak sopan nya attitude mereka."

Keenam anak remaja itu tertawa dengan suara pelan. Sangat lucu melihat air muka milik Pak Sukiman yang sepertinya sangat tertekan.

"Anda bisa keluar dulu. Nanti saya panggil kesini lagi," ucap Pak Sena. Guru BK itu kemudian mengangguk dan pergi, namun sebelum itu, ia memandang mereka dengan tajam seolah akan membunuh satu persatu anak itu.

"BYE KHODAM!!" Sean berteriak, membuat mereka lantas meledakkan tawanya. Tapi seketika terhenti, karena Kepala Sekolah berdehem.

"Saya akan menyampaikan amanah dari orang tua kalian, untuk menghukum kalian ber-enam. Jadi hukuman kalian sekarang adalah membantu anak-anak osis mengumpulkan dana sumbangan, dan menyerahkannya ke panti asuhan."

REX IMPORTUNUS | King BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang