1.9 : Raja Boncengin Karin?!

9.3K 630 212
                                    

⚠️WAJIB BACA❗ PENTING⚠️
DI MOHON, UNTUK PEMBACA OFFLINE, KALAU UDAH SELESAI BACA JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA, SETIDAKNYA KALAU NGGAK KOMEN, ITU VOTE. BIAR AKU TAU, KALAU KALIAN UDAH BACA CERITA INI ❤️‍🔥

 BIAR AKU TAU, KALAU KALIAN UDAH BACA CERITA INI ❤️‍🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pagi ini, beberapa murid di kumpulkan di lapangan, guna mempersiapkan acara penggalangan dana di beberapa gang tertentu. Namun, masih kurang beberapa anak lain.

Raka, Sang ketua osis memperhatikan arah gerbang sekolah lalu menatap arloji di tangan. "Enam orang itu ke mana?" Ia bertanya pada semua anggota.

Mereka menggeleng tanda tak tahu. Raka menatap Danial, menyuruh cowok itu untuk mengambil beberapa kardus bekas. Setelah membagikan ke setiap kelompok, Raka segera menginterupsikan untuk segera berangkat. Namun, seruan suara berat membuat hal itu tertunda. Semua lantas menoleh, meneguk saliva masing-masing.

"TUNGGU."

Ada enam orang remaja berjalan sejajar memasuki lapangan inti. Masih dengan jaket kulit berwarna hitam yang melekat pada tubuh mereka, serta tas yang di panggul di bahu kanan, ataupun kiri. Raja, selaku ketua Geng Diávolos itu menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jemarinya. Lalu mereka berjalan mendekati anggota osis.

"Lo telat 5 menit," kata Raka dengan pandangan tajam.

"Ya elah, 5 menit doang, sewot amat lo," semprot Sean yang berdiri di samping Anres.

"Time is everything. Lain kali, usahain disiplin."

"Nyenyenye, bacot njir," cibir Sean yang menye-menye. Raka mencoba sabar menghadapi cowok satu ini.

"Oke, sebelum itu, gue mau ngomong. Kemarin, Kepala Sekolah bilang, kalo Karin sama Riska bakalan ikutan acara ini. Berhubung semua kelompok pada delapan-delapan, mereka bakalan masuk ke kelompoknya Raja," ucap Raka, menatap kedua gadis yang kini menegang, lalu ganti menatap Raja dengan seringaian kecil.

"Lo jangan nambahin beban dong!! Udah di suruh ke gang kecil, ini di tambah pula beban keluarga," cerca Yogi yang tak terima jika dua gadis itu ikut bersamanya.

Namun Raka tak menanggapi, ia menatap dua gadis itu dengan senyuman kecil. "Silakan," ucapnya.

"Duh Rin, tau gini aku bakalan nolak perintah kepala sekolah," bisik Riska yang sedikit takut.

"Iya, aku juga. Tapi mau gimana lagi, kita udah terlanjur nge iyain." Karin ikut berbisik, sembari mencengkeram rok nya kuat-kuat. Keduanya berjalan dengan penuh takut, mendekati Raja.

Cowok itu memasukkan tangan kanannya ke dalam saku jaket, lalu pandangannya turun ke dua gadis jelek— menurutnya. Kemudian tersenyum sinis. "Abis lo, sama gue."

***

"Duh kak, sebenernya kita nggak mau bilang ini. Tapi, emm … gimana ya? Kita itu nggak bawa motor." Riska berkata sambil menundukkan wajahnya takut. Sumpah! Ia memang benar-benar takut saat ini. Melihat wajah mereka yang seperti akan memangsa seseorang membuat gadis itu merinding.

REX IMPORTUNUS | King BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang