Arran berjalan cepat kearah ruang tamu, ia benar-benar muak berada dalam rumah yang sudah seperti neraka bagi nya. Perlahan pria itu menarik tangan zhafira membuat gadis itu terlonjak kaget.
"P-pak"
Arran tidak memperdulikan zhafira yang kini mulai merasakan sakit disekitar pergelangan tangannya, saat cengkraman Arran mulai terasa.
Arran terus saja berjalan dengan mencengkram erat tangan zhafira, enggan untuk melepaskan nya. entah apa yang ada di pikiran pria itu sekarang. Ia membuka pintu mobilnya nya memasukkan zhafira kemudian membanting cukup keras pintu itu, membuat zhafira kembali terkejut. setelahnya ia juga masuk kedalam mobil.
Zhafira menunduk takut melihat Arran yang sekarang. Raut wajahnya benar-benar menakutkan.
Arran melajukan mobilnya meninggalkan area pekarangan rumahnya.
"rumah lo dimana?" tanya Arran saat mereka cukup lama berdiam di dalam mobil.
"Tapi pak ini belum waktunya saya untuk pulang ke rumah"
"rumah lo dimana?" tanya Arran lagi tanpa memperdulikan ucapan gadis itu.
"P-pak ru-"
Citttt
Suara aspal yang menyatu dengan ban mobil Arran membuat decitan yang cukup bisa membuat telinga berdengung. Arran me-rem mendadak mobilnya membuat kepala zhafira hampir saja bertumbukan dengan dasboard mobil pria itu.
Zhafira terkejut lantas melihat Arran yang kini tengah mengantur nafasnya.
"Bapak g-ga papa?" tanya zhafira sedikit khawatir.
Arran beralih melihat zhafira yang kini wajah wanita itu sedikit pucat. Arran beralih menarik tangan kanan zhafira melihat bekas cengkraman nya yang tadi.
Zhafira lagi-lagi terkejut dibuat Arran. Sikap pria itu benar-benar susah di tebak.
Dengan cepat zhafira menarik tangannya, takut tidak sopan kepada atasannya."Gapapa ko pak, di rumah bisa saya obatin"
Arran memanjangkan tangannya mengambil kotak P3k yang ada di dashboard mobil pria itu lalu mengeluarkan salep dari dalam kotak itu.
Arran kembali menarik tangan kanan gadis itu lalu mulai mengolesi nya secara perlahan.
deg deg deg
Jantung zhafira berdegup begitu kencang, saat Arran bersikap seperti ini padanya. Tidak. bukan karna wanita itu baper tapi karna jarak bibir Arran dengan tangannya begitu dekat, jika gadis itu mengangkat sedikit saja maka tangannya akan tercium oleh Arran.
"Pak saya bisa obatin sendiri"
Arran tak menghiraukan perkataan zhafira, malah pria itu justru meniup-niup tangan zhafira dengan sangat lembut membuat desiran aneh menjalari tubuh gadis itu.
setelahnya Arran kemudian menyimpan kembali salep serta kotak P3k itu.
"Ara- maksud gue Fira, sorry" potong Arran cepat saat dirinya malah salah menyebut nama zhafira. Maybe?
Zhafira sempat terkejut dengan nama itu namun dengan segera gadis itu menormalkan kembali ekspresi wajahnya.
"Gapapa pak, saya turun disini aja saya bisa pulang sendiri ko"
"Kita di luar kantor"
"ah iya maaf, maksudnya aku bisa pulang sendiri tapi nanti selesai pekerjaan di kantor, aku turun disini aja"
Arran mengangguk. "sekali lagi sorry"
Zhafira menggeleng dengan cepat. "Bapak- maksud aku, kamu gapapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arran dan lukanya [on going]
Teen Fiction"Dari keluarga ini aku belajar; bagaimana caranya agar tidak menyakiti anak-anakku kelak" ___ Arran.