12

412 28 0
                                    

"gue lapar ambilin gue makan"

Brukk

Zhafira terlonjak kaget saat mendengar suara itu, ia terjatuh dari kursi saking kagetnya. Dengan segera dirinya bangun lalu mengecek Arran.

"Kamu udah sadar?"

"Sadar? Orang gue tidur" Ucap Arran langsung membuka alat pernapasan yang terpasang di hidungnya. sangat enteng seolah dirinya tidak sedang sakit.

"Jangan di buka dulu tunggu ya aku panggilin dokter" Cegah zhafira.

"Ribet lu, siapa yang sakit sih!" Ketus Arran.

"Tap--"

"Berisik! ambilin gue makan gue lapar emang kalau gue mati lo mau tanggung jawab?"

"I-iya aku pesenin bubur aja ya kamu pasti masih lemas"

"pesenin gue McD"

"hah?!"

"ha ho ha ho aja lu cepet pesenin, gue mati nih."

"e-eh iya pak saya pesan sekarang."

zhafira langsung mengambil handphone nya memesan makanan yang Arran mau. Dirinya masih saja bingung ada apa dengan pria itu. Ia tidak lemas sama sekali bahkan tidak seperti orang sakit pada umumnya.

dia Arran kan? atau jelmaannya ya?-batin zhafira.

"Woyy lama banget si lapar nih gue" Ucap Arran dengan suara sedikit meninggi membuat Zhafira terkaget dari lamunannya.

"Itu makanannya udah di depan aku ambil dulu."

"hm buru"

"""

Sudah sekitar 10 menit zhafira belum juga kembali. Arran pusing sendiri. Dirinya saat ini benar-benar lapar. Cacing di perutnya pun sedang mengadakan konser dadakan.

"Lama."

"Arghh sialan sakit banget!" Ucapnya saat tak sengaja menyentuh luka di perutnya.

Arran berbalik ke arah pintu, disana ia melihat zhafira dengan tangan kanan yang memegang plastik makanan.

"Lama gue hampir mati."

"Maaf tadi ada problem dikit"

"buruan gue lapar." Arran tak sabaran dengan cepat menyuruh zhafira untuk menyuapinya. Zhafira pun mengikuti mau atasannya itu lagipula ia juga merasa kasihan karena atasannya itu belum sembuh sepenuhnya.

"Kamu sadar sejak kapan?" Tanya Zhafira dengan tangan yang sibuk menyuapi Arran.

"Pas mama papa gue datang, tadi gue udah mau bangun cuma pas mereka datang gue tidur lagi."

"Habis makan aku panggilin dokter ya kamu harus di periksa" Ujar zhafira dengan sabar menyuapi Arran.

Arran mengangguk tidak memperdulikan zhafira, saat ini ia hanya fokus pada makanan nya, ia benar-benar sangat lapar.

Arran dan lukanya [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang