***
"Abang..." Rhaya menoleh menatap Abian yang tengah berkutat dengan tumpukan dokumen-dokumen di atas meja kerjanya. "Masih lama ya?"
"Bentar lagi ya, Sayang." Abian kembali fokus pada laptopnya.
Rhaya kembali menatap televisi di depannya sambil sesekali melihat jam di pergelangan tangannya.
Hari ini jadwal Hannah sidang S1 nya. Masih ada waktu sekitar 1.5 jam sih, tapi ia harus mampir dulu ke sebuah bakery untuk mengambil kue-kue pesanan Hannah. Lagipula Rhaya ingin berada di dekat sahabatnya itu sebelum Hannah memasuki ruang sidang.
Tapi sepertinya ia harus menunggu sedikit lebih lama karena Bang Bian harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Penting katanya.
Rhaya kembali melirik Abian. Sudah 20 menit berlalu dan calon suaminya itu masih terlihat sibuk membolak balik berkas yang ada di hadapannya, dan sama sekali belum ada tanda-tanda kalau pekerjaannya akan selesai dalam waktu dekat.
Rhaya segera beranjak dari duduknya kemudian berjalan perlahan menghampiri Abian.
"Rhaya pergi duluan aja ya, Bang. Nggak apa-apa kan?" Rhaya berdiri di sisi calon suaminya itu.
"Nggak boleh..." Abian berkata tegas tanpa mengalihkan tatapannya sedikitpun dari dokumen di depannya.
Rhaya menghela nafasnya pelan. Ia hendak berbalik menuju sofa tempat ia sedari tadi duduk menghadap televisi yang menyala ketika ia merasakan tangan Abian yang menariknya cepat hingga ia jatuh terduduk di atas pangkuannya.
"Abang...!!!"
"Duduk di sini aja, Ya temenin Abang kerja."
Rhaya mengernyit bingung. Posisi duduknya saat ini benar-benar nggak nyaman.
"Emang Abang nggak keganggu kalau Rhaya duduk menyamping di pangkuan Abang kayak gini? Bukannya makin susah ntar ngetiknya?"
"Asal kamu nggak gerak-gerak, Yang nggak akan ada masalah."
"Jadi Rhaya harus diem aja nih? Pegel, Bang!"
"Kalau kamu gerak-gerak terus bukan cuma ngetiknya makin lama, Ya tapi bisa Abang pastiin kita akan berakhir di ranjang dengan kamu di bawah tindihan Abang."
Rhaya melotot ganas. Astaga! Dengan bersungut-sungut ia merebahkan kepalanya di dada Abian dan berusaha untuk tidak bergerak sedikitpun. Bisa berabe kalau sampai mereka berakhir di ranjang. Sudah bisa dipastikan mereka akan telat banget datang ke kampus dan berakhir diomelin Hannah berhari-hari.
Rhaya bergidik sendiri membayangkannya.
Abian tertawa keras sambil mengacak rambut gadisnya gemas sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa sedikitpun merasa terganggu dengan keberadaan Rhaya yang berada di pangkuannya.
Sesekali tampak ia mengelus kepalanya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toko Buku Kecil (COMPLETED)
RomanceAku menemukan nya tak sengaja, disuatu sore yg cerah, disudut jalan Braga. Sebuah bangunan berlantai 2 yang didalamnya penuh akan buku-buku dan komik yang begitu memanjakan mata. Toko Buku Kecil. Sebuah nama yang unik bukan. Di Toko Buku Kecil inila...