Extra Part 4

14.4K 929 21
                                    

                                  ***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Na... kita ngapain ke sini sih?" Rhaya menarik lengan Hannah mengajaknya keluar dari toko yang saat ini tengah mereka masuki.

"Lo kan bentar lagi nikah, Rhay! Lo butuh ini semua buat malam pertama lo nanti. Yah, walaupun bukan pertama-pertama banget." Hannah nyengir sebelum kembali menarik tangan sahabatnya. "Lagian mumpung kita lagi di jakarta, sekalian aja belanja buat nikahan sebelom lo balik ke Prabumulih minggu depan."

"Ya tapi nggak gini juga, Na." Rhaya menatap beberapa pasang lingerie di hadapannya. "Ini sama aja gue nggak pake baju." Tangannya terulur melihat label harga salah satu lingerie tersebut. "Astagah! Baju kurang bahan gini doang harganya jutaan? Mana terawang gini pula." Rhaya menahan nafasnya sesaat lalu segera berbalik hendak meninggalkan Hannah tapi lagi-lagi sahabatnya itu menahan lengannya.

"Sekali-kali bikin suami menggila, Rhay!" Hannah mengedipkan matanya.

Rhaya menyipitkan matanya "kok lo paham bener ya, Na." sambil bersedekap dengan senyum miring tersungging di bibirnya.

Hannah berdehem pelan kemudian kembali memilih-milih beberapa lingerie tanpa memperdulikan sindiran sahabatnya.

"Percuma tau, Na pakai ginian juga. Ga sampe itungan menit juga udah telanjang gue! Mending nggak usah pake apa-apa sekalian." Rhaya menghembuskan nafasnya keras. "Pake baju aja bisa tiba-tiba terbang itu baju, celana, bra sama celana dalam gue. Whuuusss... dalam sekejap gue udah telanjang, Na. Udah kayak sulap aja kan?"

"Anjirlah, Rhaya! Kok gue mendadak geli ya ngomongin ginian. Mana yang dibahas Abang sendiri pula." Hannah bergidik yang membuat tawa Rhaya meledak seketika.

Tapi seperti yang sudah-sudah, Rhaya selalu berakhir menjadi pihak yang mengalah. 3 buah lingerie berwarna hitam, nude dan merah tampak tergeletak dengan pasrah di dalam kantong belanjaan mereka. Oh Tuhan, bagaimana kalau Bang Bian melihatnya? Mau ditaruh di mana mukanya? Membayangkannya saja sudah membuat muka Rhaya memerah hingga ke lehernya.

"Kenapa juga kita belinya banyak banget, Na? Mahal banget ih! Sayang duitnya." Rhaya kembali mengomel.

"Kalau yang satu dirobekin si Abang, masih ada dua lagi Rhaya! Lagian cuma 3 biji doang mah ga bakalan bikin si Abang jadi miskin." Hannah segera menggandeng sahabatnya keluar dari toko. "Mau di beli sekalian nggak tokonya sama si Abang? Biar gue bilangin ntar, Rhay."

"Auk ah, Na." Rhaya melengos meninggalkan Hannah di belakangnya.
Tapi seketika ia berbalik. "Lingerie nya masukin paper bag ini aja, Na. Ntar kalau Abang liat gue kan malu." Rhaya menyodorkan paper bag hitam yang berisi belanjaan mereka yang lain.

"Nggak mau ah!" Hannah memeletkan lidahnya menggoda Rhaya. "Mau gue pamerin malah ke si Abang."

"HANNAH...!!!" Rhaya menghentakkan kakinya kesal.

Toko Buku Kecil (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang