Tangan Abian meraba sisi kasur di sebelahnya, terasa kosong dan dingin.
"Rhaya...?" Abian sontak bangun dari tidurnya, matanya menatap ke sisi tempat Rhaya tertidur dalam pelukannya semalam. Kosong. Dia merasakan kepanikan sebelum akhirnya mendengar samar-samar suara dari arah dapur.Abian terkekeh sendiri sebelum akhirnya beranjak turun dari pembaringan menuju kamar mandi sebelum akhirnya menemui gadisnya yang saat ini sedang membelakanginya dan tampaknya tidak menyadari akan kehadirannya.
"Sayang..."
Abian mengulurkan tangan kirinya meraih pinggang Rhaya kuat hingga tubuh Rhaya sedikit terangkat.
"Abang..." Rhaya reflek mengalungkan tangannya di leher Abian.
"Kamu lagi ngapain? Kenapa sepagi ini sudah bangun?" Tanya Abian lembut sambil menggendong Rhaya dan mendudukkan gadisnya itu di atas meja dapur.
"Rhaya mau bikin sarapan, Bang. Hari ini Abang ke kantor jam berapa?"
"Jam 8 Abang harus udah berangkat. Kenapa emangnya? Rhaya mau Abang nggak usah ngantor aja?"
"Eehh... nggak gitu." Rhaya tertawa. "Siang ini Rhaya mesti ke kampus, Bang ketemu sama Pak Bima."
"Emangnya Rhaya udah enakan? Udah ga pusing lagi?" Abian menangkup pipi Rhaya lembut dengan kedua tangannya.
Rhaya mengangguk sambil tersipu malu, kepalanya menunduk menghindari tatapan Abian yang sekarang berdiri mengungkung tubuhnya dengan kedua tangan yang sudah bertumpu ke atas meja di kedua sisi tubuhnya.
"Rhaya udah baikan kok, Bang udah nggak pusing sama lemes lagi."
Abian menyentuh dagu Rhaya lembut dan mendongakkannya hingga dia bisa kembali melihat wajah gadisnya yang sudah merona.
"Tapi Abang nggak bisa nganterin kamu, Ya. Hari ini Abang ada meeting di 3 tempat berbeda." Abian tampak berpikir. "Nanti Abang tanya Nana dulu ya, bisa nggak nganterin kamu."
"Kalau Nana nggak bisa, Rhaya naek angkot aja ya, Bang."
"Tapi pulangnya Abang yang jemput ya."
"Rhaya nggak boleh bilang 'nggak' kan Bang?"
"Iyalah...!"
Abian tertawa lalu mencium kening Rhaya lembut kemudian memeluknya dengan kencang.
"Abang...." Rhaya memukul punggung Abian pelan. "Peluknya kekencengan, Bang." Rhaya menengadahkan kepalanya berusaha mencari pasokan udara.
Abian terkekeh pelan lalu sedikit melonggarkan pelukannya. "Jadi... kamu sembunyi di mana selama 2 bulan pergi ninggalin Abang, Yang?" Abian menaikkan alisnya.
Rhaya meringis pelan. "Rhaya ke Banjarbaru, Bang tempat Mas Anta."
"Mas Anta?" Abian mengernyit. "Siapa itu Mas Anta?" Abian menatap dengan tatapan menyelidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toko Buku Kecil (COMPLETED)
RomanceAku menemukan nya tak sengaja, disuatu sore yg cerah, disudut jalan Braga. Sebuah bangunan berlantai 2 yang didalamnya penuh akan buku-buku dan komik yang begitu memanjakan mata. Toko Buku Kecil. Sebuah nama yang unik bukan. Di Toko Buku Kecil inila...