Part 18

2.7K 310 33
                                    

Rendy dengan tergesa segera menuju ke ruangan Al, memastikan Katrin tidak akan mengeksplor handphone Al lebih jauh. Di depan ruangan Al, Rendy berpapasan dengan Al.

"Ada apa Ren buru-buru?" Tanya Al bingung menghentikan langkah Rendy.

"Handphone tuan ada di Katrin." Jawab Rendy cepat.

Mereka segera masuk ke ruangan Al dan menatap Katrin yang masih menggenggam handphone Al.
Katrin menatap Al dan Rendy yang terlihat panik.

"Ini siapa?" Todong Katrin pada Al yang berdiri dihadapannya itu, sambil memperlihatkan layar handphone Al yang menampilkan foto seseorang.

Melihat bosnya kebingungan mencari jawaban, Rendy lah yang menjawabnya.
"Itu adik saya, nona." Rendy menjawab cepat. Al menatap Rendy yang sedang berbohong, jangan sampai mencurigakan.

"Adik kamu? Kenapa Al simpan fotonya?" Tanya Katrin mengintrogasi.

"I-iya, adik saya sempat hilang diculik saingan tuan Al waktu itu, mungkin tuan Al lupa menghapusnya."

"Al?" Katrin meminta jawaban dari Al langsung.

"Iya, Kat. Benar." Jawab Al singkat.

"Siapa namanya?" Tanya Katrin lagi.

"Renata, nona. Adik saya namanya Renata." Rendy langsung menjawab.

"Ohh.." Katrin tidak langsung mengembalikan handphone Al ataupun kembali meletakannya ke meja, tapi ia mengirimkan foto itu ke handphonenya sendiri. Katrin tidak sepenuhnya percaya. Setelah itu baru Katrin kembali meletakan handphone Al di atas meja.

Al kembali duduk di sebelah Katrin dengan pakaian yang lumayan basah.

"Ren, kamu udah mintakan pakaian untuk ganti Al?" Tanya Katrin mengingat perintahnya pada Rendy tadi.

"Oh iya, sudah nona. Kalau begitu saya permisi dulu." Pamit Rendy kemudian meninggalkan ruangan Al.

"Lanjutin lagi makannya, masih ada tuh belum habis." Ucap Al sok baik pada Katrin, untuk menghilangkan kecurigaan Katrin pada foto Andin yang dilihatnya tadi.

Katrin mengangguk tapi ada yang berbeda, eskpresinya tidak seperti biasa. Selesai makan, Al kembali membuka handphonenya. Al melihat pesan paling atas, terakhir Katrin mengirimkan foto pada dirinya sendiri.

"Kamu ngapain kirim foto adiknya Rendy?" tanya Al bingung dan khawatir. Jika Katrin sudah curiga dan menggunakan power dari Aiden untuk mencari tau, habis Andin. Biarpun gadis itu bilang tidak mudah menghabisinya.

"Biar inget aja, siapa tau nanti ketemu di jalan kan bisa aku sapa." Jawab Katrin enteng dengan tidak masuk akal, Katrin jelas menunjukan ketidakpercayaannya pada Al. Tapi Al tidak bisa berkutik sama sekali karena foto itu sudah ada di handphone Katrin.

Yang Al pikirkan saat ini adalah menghubungi Andin secepatnya tapi Andin bahkan baru akan mengaktifkan handphonenya di malam hari.

"Udah ya Al, aku mau pulang dulu." Katrin berdiri dan berpamitan pada Al, Al semakin panik. Semakin cepat Katrin pergi dari kantornya, semakin cepat juga kemungkinan Katrin bertemu Aiden dan menceritakan tentang foto Andin. Al yakin Katrin akan mencari tau tentang foto itu karena sikap dan ekspresi wajahnya berubah menjadi datar sedari tadi.

"Kat.." Al menahan tangan Katrin agar wanita itu tidak pergi dulu.

"Apa?"

"Mau belanja? Saya temani kamu ke mall, mau?" Al mengulur waktu agar Katrin tidak pulang sampai ia bisa menghubungi Andin.

"Tumben, biasanya banyak alesan kalau diminta temenin?" Katrin mengerutkan keningnya, tapi ia tau kebiasaan lelaki, setelah berbuat salah maka akan menjadi baik. Katrin justru semakin yakin Al menyembunyikan sesuatu.

MAFIA (Aldebaran & Andin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang