7. Siswa Baru

132 65 292
                                    

Chapter Tujuh

Happy Reading
🌹

*****

Pagi-pagi, Alisya sudah berada di halaman rumah dengan keringat yang bercucuran. Ia melakukan olahraga pagi sendirian.

Sambil mendengarkan musik Alisya asik berolahraga, saking asiknya sampai tidak menyadari bahwa Pandu sedari tadi mengawasinya dari balkon kamarnya.

"Dia mirip banget sama Oliv, lebih baik dia. Kenapa dulu mama nggak pilih Alisya ya?" gumam Pandu.

Ia berniat memanggil Alisya untuk masuk ke rumah, tapi melihat adik sepupunya yang masih asik berolahraga ia urungkan dulu niatnya. Pikiran Pandu melayang ke masa di mana ia dan sepupu-sepupunya masih kecil. Masa di mana mereka semua berebut mainan di rumah neneknya, berebut makanan dan berebut apa pun itu. Ia merindukan masa-masa itu, ingin rasanya kembali ke masa kecilnya.

Pandu melihat jam tangannya dan ternyata sudah menunjukkan pukul enam pagi, lantas ia berteriak, "Alisya! Udah jam enam, mandi dulu sana sebentar lagi Gio jemput."

"Iya, Kak."

Alisya memasuki rumah dan langsung menuju kamar sepupunya, ia geleng-geleng kepala melihat sepupunya yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Dasar kebo banget nih anak," gerutunya.

Alisya merapikan selimut sambil mencoba membangunkan sepupunya. Namun, sudah beberapa kali ia membangunkannya tetap saja sepupunya itu tidak bangun-bangun. Karena kesal dan jam sudah menunjukkan pukul 06:15 Alisya memutuskan untuk mencipratkan air pada sepupunya itu.

"Lima menit lagi, Bu," gumam sepupunya dengan mata yang masih terpejam.

"BANGUN NONA NUGROHO!" teriak Alisya sambil menyiramkan segelas air pada sepupunya itu.

"Bangsat!" bentak sepupunya padanya.

"Selamat pagi Nyonya muda," ucap Alisya pada sepupunya lalu dengan cepat ia masuk ke kamar mandi.

"Heh! Alisya keluar lo! Gue dulu yang mandi, rambut gue basah nih!" teriak Olivia dari luar kamar mandi. Ia menggedor-gedor pintu kamar mandinya, tapi sepupunya itu tidak membukakannya. Karena kesal akhirnya ia memutuskan mandi di kamar mandi yang ada di kamar Kakaknya.

Sekarang keluarga Nugroho sedang berkumpul di meja makan, semua yang ada di sana terlihat senang kecuali putri bungsu keluarga itu. Ia terlihat murung dan tatapannya tak lepas dari sosok yang duduk di depannya. Pandu yang menyadari raut wajah adiknya yang terlihat kesal pun menyenggol tangan sepupunya sambil melirik adiknya.

Alisya membisikkan sesuatu pada Kakak sepupunya dan mereka langsung tertawa bersamaan. Pandu melirik adiknya lagi dan lagi-lagi ia tertawa.

"Pandu, nggak boleh gitu di meja makan. Tertawanya tunda dulu nanti kalo udah selesai sarapannya!" tegur Nani, Ibu Pandu.

"Iya, Bu."

"Oh ya, Alisya pake seragam siapa? Gio kan belum kesini?" tanya Nugroho pada keponakan kesayangannya.

Alisya meneguk air minumnya, "Seragam Alisya sendiri Om, kan sebagian bajuku ada di lemari Oliv."

"Malahan banyakan baju lo, Sya," sahut Pandu. "Baju lo juga sering dipakai sama Oliv."

"Yeah, nggak yah. Itu emang baju gue yang kembaran sama Alisya," protes Olivia.

Olivia menghabiskan susunya lalu berpamitan pada orang tuanya dan meninggalkan kakak dan sepupunya. Ia pergi ke sekolah menggunakan mobil kesayangannya, mobil hadiah dari Ayahnya.

ALISYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang