2. Brother

227 85 430
                                    


Chapter Dua

Happy Reading!
🌹

****

Gio dengan sabar menemani adiknya berbelanja. Sesekali ia juga ikut memasukkan cemilan ke keranjang belanja sesuai keinginannya. Cemilan yang adiknya ambil sudah memenuhi keranjangnya, tapi ia masih saja memilih-milih cemilan.

Setelah selesai memilih-milih cemilan, mereka mengantri untuk membayar belanjaan. Tiba-tiba, Alisya ingat kalo teman-teman kakaknya ada di rumah dan ia berniat untuk membelikan sedikit cemilan untuk mereka. Ia berjalan lagi ke deretan cemilan dan meninggalkan Kakaknya.

"Segini banyaknya masih kurang, Sya?" Gio menghampiri adiknya sambil mendorong keranjang belanjaannya.

"Ini buat temen-temen Kakak, tadi aku liat cemilannya abis." Alisya menaruh cemilan di keranjang belanjaannya lalu ia mendorong keranjang belanjaannya ke arah kasir.

Setelah membayar, Alisya dan Gio langsung pulang. Dalam perjalanan, Alisya maupun Gio tidak ada yang memulai percakapan. Gio fokus pada jalanan dan Alisya memandang keluar jendela. Tak lebih dari lima belas menit, mereka sampai di rumah. Gio membawa belanjaan mereka dan menaruhnya di kamar adiknya untuk di kemas. Ia juga mengambil cemilan untuk teman-temannya.

Gio memasuki kamarnya dan melihat teman-temannya masih seperti tadi ia tinggal, bahkan sekarang keadaannya bertambah buruk. Tomi yang melihat Gio masuk membawa cemilan langsung menghampirinya dan mengambil cemilan dari tangan Gio. Gio hanya geleng-geleng menyikapi kelakuan temannya itu.

"Lo dari mana aja, Yo?" tanya Reno yang sedang main game online.

"Nemenin adik gue," jawab Gio.

Gio duduk di samping Reno lalu ia memainkan game online di ponselnya, sedangkan teman-temannya memakan cemilan yang tadi ia bawa.

Teman-temannya juga membicarakan adiknya dan memaksa Gio untuk mengasih nomor telepon adiknya pada mereka. Namun, Gio tidak memberikannya. Di saat Gio sedang asik bermain game di ponselnya, salah satu temannya keluar kamar. Dia adalah Alfa, teman Gio yang paling irit bicara.

Alfa keluar dari kamar Gio dan ia berniat menuju dapur untuk mengambil air dingin. Saat sudah sampai di dapur, ia melihat Alisya sedang mengambil sesuatu di kulkas. Ia mendekati Alisya dan berdiri di belakangnya.

Alisya yang sudah selesai mengambil buah di kulkas, ia berniat kembali ke kamar tapi saat berbalik badan tiba-tiba ia menabrak dada bidang seseorang. Ia mendongakkan kepalanya dan melihat siapa yang menghalangi jalannya.

"Sorry, gue cuma mau ngambil air dingin," ucap Alfa.

"Eh, iya silahkan." Alisya bergeser ke samping dan mempersilahkan Alfa mengambil air di kulkas. Alisya memperhatikan Alfa lalu ia berniat kembali ke kamar tapi, Alfa memanggilnya.

"Alisya, congrats yah gue denger-denger lo juara satu."

"Iya makasih Kak," balas Alisya.

Alfa mengajak Alisya mengobrol di taman belakang dan mau tak mau Alisya menerima tawaran Alfa. Mereka duduk di gazebo dan Alfa banyak menanyai Alisya dan Alisya menanggapi seadanya. Dalam hati, Alisya ingin cepat-cepat masuk ke kamarnya tapi ia tak enak jika meninggalkan teman Kakaknya.

"Lo udah punya pacar belum?" tanya Alfa.

"Belum Kak, sama Kak Gio nggak boleh pacaran dulu."

Alfa tersenyum menanggapi jawaban Alisya dan ia mengeluarkan ponselnya dari sakunya. Ia memberikan ponselnya pada Alisya. Alisya menerima ponsel itu, ia menaikkan alisnya seakan bertanya apa maksud semua ini. Seakan tau apa yang Alisya pikirkan Alfa berucap, "Nomor lo."

ALISYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang