42. Kolam renang

62 29 118
                                    

Chapter empat puluh dua

Happy Reading
🌹

*****

Hari-hari Alisya setelah menikah dengan Alfa semakin baik. Setiap ia ngidam selalu dituruti oleh suaminya. Namun, entah mengapa ia masih belum bisa mencintai suaminya. Perasaanya masih berpihak pada Ken.

Sudah jalan empat bulan pernikahan mereka dan selama itu mereka masih berpisah ranjang. Mereka tinggal di apartemen Alfa dan hidup mandiri bersama. Sebenarnya, Alan, memberikan sebuah rumah di jalan anggrek untuk mereka. Namun, Alfa menolaknya dan memilih tinggal di apartemennya sendiri yang ia beli dari hasil jerih payahnya.

Setiap Alisya ngidam atau mual-mual, Alfa selalu menurutinya dan berdiri di sisinya. Alfa selalu ada untuk Alisya. Ia selalu mengantar istrinya cek kandungan ke klinik kembarannya. Dan kalian tau tidak, ternyata bukan hanya Alisya yang mengalami ngidam. Namun, Alfa juga kerap merasa ngidam. Lebih seringnya sih Alfa yang ngidam. Kata Tuti, Alfa tuh sama kaya Ayahnya dulu saat beliau mengandung si kembar.

Alisya suka terkekeh saat menghadapi suaminya yang ngidam karena ngidamnya tuh aneh-aneh. Padahal bukan Alfa ayah dari anaknya tapi kenapa dia juga mengalami ngidam yah? Pernah jam dua belas malam Alfa membangunkan Alisya hanya untuk meminta istrinya itu membuatkan siomay. Dan pernah suaminya meminta pada ibunya untuk membuatkan kue yang selalu ia makan waktu kecil.

Alfa maupun Alisya kalo lagi ngidam tuh aneh-aneh. Tapi, alhamdulilah semua terkabulkan. Mau seaneh apa ngidamnya, harus terkabulkan karena Tuti nggak mau cucunya ileran. Jadi, beliau selalu menuruti mantu dan putranya.

Dan ada suatu keganjalan yang belum terungkap, setiap Alisya ngidam pasti anak tiri Ayahnya selalu membawakan apa yang Alisya inginkan. Padahal Alisya tidak pernah mengatakan apapun pada lelaki itu.

Kini, Alisya sudah dekat dengan keluarga Prapnoto. Dan juga ia semakin jauh dengan keluarga Hermansyah kecuali Gio. Kakaknya itu selalu mampir ke apartemennya untuk menanyai kabarnya.

Dan kalian tau gimana kabar Ken sekarang? Dia kacau, kacau sekali. Dia juga berubah. Yang dulunya kalem dan setia pada Alisya, kini playboy dan begajulan. Hampir setiap hari ia berganti pasangan dan mempermainkan cewe. Salah satu korbannya adalah mantan sahabat baik Alisya, Fifi.

Siang ini, Alisya sedang ditemani berenang oleh suaminya. Sebenarnya Alisya bisa renang sendirian, tapi suaminya ngeyel agar di temani. Suaminya tidak ingin istrinya kenapa-kenapa.

Alisya hanya merendam tubuhnya ke dalam air, sedangkan suaminya melakukan renang gaya bebas bolak-balik dari ujung ke ujung. Alisya tercengang akan keahlian renang suaminya dan keindahan tubuh suaminya yang hanya terbalut kaos putih dan celana hitam pendek. Apalagi saat suaminya itu keluar dari air dan mengibas-ibaskan rambutnya dengan tangan.

‘Indah banget sih ciptaan Tuhan! Beruntung yang jadi jodohnya ’

Saat Alisya sedang memandang Alfa, suaminya menyadari dan langsung mengedipkan sebelah matanya ke Alisya yang membuat wanita itu salting. Untuk menutupi saltingnya, Alisya memasukkan kepalanya ke dalam air dan menahan nafas di dalam sana.

Terlihat samar-samar kaya ada yang mendekati Alisya dan ia yakin kalo itu suaminya. Alisya memejamkan matanya karena tidak bisa berlama-lama membuka mata di dalam air. Tiba-tiba, kaya ada tangan yang melingkar di pinggangnya dan benda kenyal yang menempel di bibirnya.

Alisya langsung mendorong tubuhnya naik ke permukaan dan mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Suaminya terkekeh akan tingkah Alisya dan mengangkat istrinya duduk dipermukaan sisi kolam. Ia ikut duduk di samping istrinya yang terlihat gugup.

‘Gemes banget sih istri gue kalo lagi salting’ batin Alfa.

Lelaki itu menoleh pada istrinya dan mengatakan, “Sya, kayaknya aku ngidam deh.”

“Ngidam lagi Mas? Ngidam apa?” tanya Alisya dengan menundukkan kepalanya, ia tidak berani memandang wajah suaminya.

“Nggak tau kenapa aku pengin makan …,” ucapan Alfa terpotong dengan Alisya yang langsung mengucapkan makanan yang sedang ingin ia makan. Mungkin Alisya juga pengin makan makanan itu.

Dengan cepat, mereka ke kamar masing-masing untuk berganti baju dan pergi mencari batagor. Mereka sama-sama ingin memakan batagor yang di jual di taman kota.

Namun, saat mereka akan pergi ada tamu yang datang ke apartemen mereka. Alfa memakai baju sambil menuruni tangga lalu membukakan pintu apartemen.

Ternyata tamu itu si Bayu, pemuda itu membawakan batagor untuk adik tirinya. Dan Alfa langsung menerima batagor pemberian Bayu, ia juga memanggil Alisya agar bergabung dengannya.

Alisya menuruni tangga dan menghampiri mereka, ia langsung duduk di samping suaminya dan memakan batagor yang ada di meja.

Bayu membelikan batagor untuk Alisya dengan alibi ia lagi dalam perjalanan dan melewati apartemen Alfa. Ia juga mengatakan bahwa ada penjual batagor di taman kota dan ia langsung teringat pada Alisya, jadi ia langsung membelikan itu untuk Alisya.

“Makasih banget loh, Bay. Sebenarnya Alisya sama gue lagi ngidam pengin makan batagor. Eh malah lo bawain, ya udah deh kita nggak usah beli,” cerocos Alfa dengan mulut yang masih mengunyah batagor.

“Jangan sambil ngomong Mas! Telen dulu!” tegur Alisya pada suaminya. “Kok bisa pas banget sih Kak?”

‘Ya bisa lah, kan ada ikatan batin’

“Nggak tau lah, gue juga nggak sengaja beli batagor buat kalian. Gue nggak tau kalo lo lagi ngidam,” balas Bayu.

Mereka bertiga memakan batagor yang Bayu bawa dan setelah itu mengobrol bersama.

Bayu menanyai kehamilan Alisya dan juga menasehati Alisya agar menjaga pola makannya. Alisya senang sekali bahwa Bayu sangat baik padanya. Namun, setiap Bayu mengeluarkan suara, Alisya selalu teringat pada suara lelaki bertopeng. Suara Bayu sangat mirip dengan lelaki bertopeng itu.

Alisya, Alfa dan Bayu pergi dari apartemen Alfa ke rumah Prapnoto. Hari ini, jadwalnya Alisya nginap di rumah Prapnoto. Jadi, setiap hari Jum'at Alisya dan Alfa bakal nginep di rumah Prapnoto. Dan hari Sabtu, mereka bakal nginep di rumah Alan.

Alfa membawakan tas istrinya dan menuntun istrinya menaiki tangga rumah Prapnoto. Kamar mereka di lantai dua jadi harus menaiki tangga dulu. Di rumah itu hanya ada tiga lantai.

Setelah meletakkan bajunya, mereka memasuki ruang keluarga yang ada di pojok lantai dua. Di dalam sana udah ada Prapnoto, istrinya dan Bayu.

Alisya dan Alfa duduk di samping Bayu dan ikut mengobrol bersama mereka. Prapnoto ataupun istrinya selalu menanyai kehamilan Alisya dan meminta agar putri kecilnya itu bercerita akan perbedaan yang tubuhnya rasakan selama kehamilannya.

Prapnoto tidak marah pada putrinya akan kehamilannya yang ternyata sudah ada sebelum pernikahan putrinya.

Dengan senang hati, Alisya bercerita pada Ayah kandungnya. Ia bersyukur Ayahnya tidak memarahinya seperti Ayah Herman.

‘Udah banyak yah yang lo alami, maaf nggak bisa temani lo. Jaga baik-baik anak gue yah’

‘Maafin Ayah ya, Nak. Sehat-sehat di sana, Ayah tunggu kedatanganmu! Akh Ayah sudah nggak sabar liat muka kamu, apakah kamu setampan Ayah atau secantik Bunda?!’

_________

Hai, jangan lupa vote+komen yah!
See you next part 😉
Thanks for reading ☺️

ALISYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang