18. Pesta Queen and King

85 36 144
                                    

Chapter Delapan belas

Happy Reading
🌹
*****

Malam ini, Alisya pergi ke acara pertemuan Queen and King Tirtayasa dan pesta ulang tahun Queen Tirtayasa. Ia mengenakan gaun yang telah Farrel belikan. Ia datang ke acara itu bersama Farrel dan saat ini Farrel telah menunggunya di depan rumah.

"Cantik banget adik gue, mau kemana?" tanya Gio pada Alisya.

Alisya tersenyum pada Kakaknya dan langsung menghampiri Gio, "Ada acara pertemuan Queen and King Tirtayasa, Kak."

"Berangkat sama Farrel yah?" gadis itu hanya mengangguk "tuh anaknya udah nungguin lo dari tadi."

"Iya Kak udah tau, Alisya mau pamit dulu sama Ayah Bunda." Alisya meninggalkan Kakaknya menuju ruang keluarga. Di sana terdapat Bunga yang sedang duduk diapit oleh kedua orang tua Alisya dan tak lupa tangan Emi yang sedang mengelus puncak kepala Bunga. Alisya tersenyum sambil memandang mereka. Walaupun Alisya selalu melihat Ibunya bahagia, tapi ia tidak pernah melihat Ibunya sebahagia ini.

'Terimakasih Tuhan telah menghadirkan Bunga dalam kehidupan kami'

Alisya menghampiri mereka dan langsung duduk di pangkuan Ayahnya. Ia mencium pipi kanan Ayahnya dan meminta izin pada kedua orang tuanya.

"Malam ini kamu cantik banget Kak," ucap Bunga. Ya, mulai saat ini Bunga memanggil Alisya Kakak. Semua itu atas perintah orang tua mereka.

"Hehehe, makasih. Boleh kan yah? Pulangnya nggak bakal malem banget kok, Alisya sama Farrel kok."

"Iya-iya boleh, tapi ingat pesan Ayah waktu itu."

"Iya, siap!" Alisya mengangkat tangannya menghormat kepada Ayahnya, "jangan pulang malam, jangan minum-minuman, jangan nginap di rumah orang."

"Nah gitu, udah sana. Udah ditungguin tuh sama Farrel."

"Enak yah jadi Queen, bisa pergi ke acara-acara kek gituan, pergi ke pesta, dihormati, diturutin setiap ucapannya. Iri deh aku," celetuk Bunga.

"Ha-ha-ha, nggak kok. Pusing tau jadi Queen." Alisya memegangi gaunnya dan mengangkatnya sedikit, "Alisya jalan dulu ya. Assalamualaikum."

Alisya melangkahkan kakinya keluar dari ruang keluarga. Namun, saat ia di ambang pintu, ia mendengar perkataan Bunga yang sulit diartikan.

Bunga mengatakan, "Bunga jadi pengin jadi Queen, andai Bunga secantik dan sepintar Kakak. Pasti Bunga bisa jadi Queen kaya kakak."

'Lo juga cantik dan pintar, tapi takdir lo bukan jadi Queen Tirtayasa. Terima saja takdirmu, suatu saat lo pasti bakal jadi Ratu. Ratu dihati seseorang yang sangat mencintaimu'

Alisya melanjutkan langkahnya keluar rumah dan didepan rumah sudah ada laki-laki yang menunggunya dengan mobil mewahnya. Lelaki itu memandang Alisya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Wow! Perfect. Mungkin kalo lo bukan sepupu gue, udah gue nikahin lo saat ini juga." Lelaki itu yang tak lain Farrel mengagumi kecantikan Alisya.

Alisya tersenyum lalu menyubit pinggang adik sepupunya itu, "Gue denger-denger sepupu an boleh nikah loh."

"Ahh ... sakit woy, gue cuma becanda elah."

"Becanda lo nggak lucu, udah yuk berangkat. Nanti telat loh." Alisya memasuki mobil mewah sepupunya dan menekan tombol klakson agar sepupunya cepat masuk ke mobil.

Mereka berangkat ke acara pertemuan dan sepanjang jalan, mereka mengobrol bersama. Banyak hal yang mereka obrolkan.

Setelah sampai ditempat acara, Farrel meminta agar Alisya merangkul lengannya. Mereka berjalan bersisian dengan senyuman yang tak pernah pudar dari wajah mereka.

ALISYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang