37. After: Baby Blues - 9 Months Since Pregnancy

869 43 2
                                    

Satu minggu sebelum melahirkan.

Crystal membaca sebuah artikel yang ada di ponselnya. Artikel tentang beberapa perempuan yang sudah berpengalaman melahirkan. Beberapa di antaranya, menceritakan saat-saat melahirkan yang baginya sangat-sangat menyiksa.

@taurus_gurl

Aku melahirkan di usia 19 tahun dan normal. Itu benar-benar menyiksaku. Seperti hidup dan mati. Mempertaruhkan 2 nyawa. Aku sempat tidak sadarkan diri setelah melahirkan selama tiga hari. Aku benar-benar menyesal, karena telah melakukan sex tanpa memikirkan konsekuensinya. Hamil. Itu di luar perkiraan. Apalagi aku yang masih muda, benar-benar telah kehilangan masa mudaku. Masa-masa yang seharusnya aku bersenang-senang, ini malah menjadi ibu untuk satu orang anak.

Crystal terdiam, hampir sama dengan dirinya. Di usia 20 tahun Crystal hamil dan sebentar lagi akan melahirkan. Tentunya juga kehilangan masa muda dan sekarang ia sangat takut. Ia bingung harus melakukan apa. Crystal juga membaca artikel pengalaman ibu pasca setelah melahirkan. Mereka menjadi jarang tidur, karena bayi yang tiba-tiba saja menangis di malam hari. Atau apapun itu. Karena jujur saja, Crystal belum siap menjadi seorang Ibu. Harapan Austin serta pria itu yang sangat senang melihat Crystal yang hamil, yang membuatnya bertahan hingga sejauh ini.

🍑

Hari yang sangat dinanti, kelahiran pewaris Oberoi.

“Aku sangat takut.” Sejak tadi, Crystal tidak henti-hentinya berkata seperti itu. Keringat dingin membasahi pelipisnya. Sedangkan Austin, pria itu menenangkan Crystal dan terus bersama di samping istri kecilnya.

“Ada aku. Kau tidak perlu takut, baby.”

Crystal beralih menatap Austin, terlihat jelas di matanya jika Crystal sangat takut. Austin menarik tubuh Crystal, membawanya ke dalam pelukan. Lalu memberikan kecupan-kecupan di dahinya. Saat ini, mereka sedang berada di rumah sakit. Karena Crystal sudah mengalami reaksi-reaksi wanita yang akan melahirkan. “Tenanglah, baby. Kau juga tidak boleh terlalu banyak kepikiran.”

“Tapi aku benar-benar resah dan tidak nyaman.” Crystal masih berusaha mengeluarkan keresahan yang ia rasakan. “Kau akan menemaniku melahirkan, kan?” tanya Crystal menatap Austin penuh harap.

Austin mengangguk, tersenyum hangat. “Tentu ... tentu aku akan menemanimu melahirkan. Aku juga ingin menjadi yang pertama melihat anak kita.”

“Setidaknya aku sedikit tenang saat kau ada di sampingku,” ujar Crystal mendesah dengan lega.

“Apa ada yang kau inginkan, hmm?”

“Aku ingin kau memelukku.”

“Aku sudah menelukmu saat ini.”

Crystal menggeleng. “Bukan begitu. Aku ingin tidur, jadi peluk aku. Naiklah di ranjang.”

Ranjang yang tidak terlalu besar, tapi juga menjadi sempit saat yang berada di situ adalah Austin dengan tubuh kekarnya lalu Crystal yang sedang hamil perutnya terlihat besar. Mereka berhadapan, Austin memeluk Cryatal dengan mengusap-usap punggung Crystal lembut.

Malam tiba, Crystal merasakan kontraksi yang begitu hebat. Austin dengan sigap memanggil dokter dan Crystal segera ditangani. Austin juga tidak lupa, mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah sakit. Crystal akan melahirkan normal, karena wanita itu yang bersikeras tidak ingin sesar. Meskipun di lubuk hatinya, Crystal sangat takut dan was-was.

Before After: Marriage ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang