33. After: Baby Blues - Happy Shopping

892 49 6
                                    

“Bagaimana usahamu kabur? Apakah itu membuahkan hasil?” Crystal memasukkan es krim ke dalam mulut. Pandangan matanya tidak lepas dari sosok di depannya. Sang kakak tercinta, Autumn Eija Oberoi.

Autumn yang sejak tadi merasa diintimidasi oleh adiknya mendengus kesal merasa jengah. “Bisakah tidak menatapku seperti itu, dasar bumil menyebalkan.”

“Memangnya kenapa dengan tatapanku? Aku merasa biasa saja,” balas Crystal dengan ringan.

Autumn menghembuskan napasnya dengan pelan. “Sepertinya aku tidak salah dengan caraku. Mengingat bagaimana perlakuan pria itu terhadapku.”

“Dia itu tunanganmu,” ujar Crystal mengingatkan.

“Tidak sebentar lagi, karena aku akan memutuskannya.”

“Jangan gila, Kak!” seru Crystal menatap Autumn serius. “Sebenarnya ada apa dengan kalian?”

“Bagaimana jika kau tau, jika tunanganmu selingkuh?” tanya Autumn menaikkan sebelah alisnya.

“Tidak mungkin Thomas berselingkuh. Kalian sudah memiliki hubungan serius selama tujuh tahun. Kalian juga sudah saling mengenal sejak kecil.” Crystal menatap Autumn, masih tidak percaya dengan apa yang kakaknya itu bicarakan.

Autumn terkekeh, mengusap sudut matanya. Hampir saja air matanya akan jatuh. “Kau tidak menyangka, kan? Bagaimana denganku? Aku lebih tidak percaya dengan apa yang kulihat dengan mataku sendiri. Berharap jika semua adalah mimpi atau setidaknya ilusi semata.”

“Tapi tidak, Thomas sendiri juga yang berterus terang kepadaku. Dan itu membuatku benar-benar marah pada diriku sendiri. Aku kecewa. Bagaimana bisa, dia, yang benar-benar aku cintai. Kita saling percaya dan mengasihi, berselingkuh.”

“Berulang kali aku meyakinkan pada diriku jika semua itu mimpi, tapi tidak, ini nyata. Apalagi saat Thomas mencoba membuktikan dengan mencium selingkuhannya tepat di depanku.”

“Aku, terluka .....”

Crystal yang mendengar itu, mendekatkan dirinya ke Autumn. Lalu memeluk kakaknya itu. Bahkan Crystal sudah menangis, tidak menyangka. “Kak .....”

“Benarkah dia sejahat itu,” gumam Crystal melanjutkan.

“Dia tidak jahat. Aku yang jahat karena tidak memberikan apa yang dia inginkan,” gumam Autumn dengan suara bergetar. Kali ini, Autumn berkata dengan suara bergetar. Berbeda dengan sebelumnya, ketika dia menjawab dengan tegar.

“Kak, bagaimana dengan shopping?” tanya Crystal menawarkan, ia mengusap pipinya yang basah.

Autumn mendongak, menatap Crystal. Sedetik kemudian, senyum misterius terbit di bibirnya. Sedangkan Crystal, paham apa arti senyuman itu. “Let's go!”

Mereka sudah sampai di salah satu mall besar dengan menggunakan transportasi umum. Sebelum melaksanakan rencana mereka, Crystal mengusulkan untuk mengisi perut terlebih dulu. Bumil satu ini memang sangat mudah sekali merasa lapar. “Makan dulu, bagaimana?” tanyanya pada Autumn dan dijawab langsung dengan anggukan.

“Aku juga lapar,” ujarnya sembari mengusap perut, membuat Crystal terkekeh.

Lalu, mereka memutuskan untuk makan sushi dan memasuki salah satu resto yang terlihat ramai. Langsung saja, Autumn memperlihatkan kartu member VIP pada salah satu pelayan, ini juga memudahkan para pelanggan resto untuk mendapatkan pelayanan.

Bagi kebayakan wanita di dunia, makan, berbelanja, atau apapun yang membuat senang dan bahagia adalah obat menghilangkan galau dan sedih saat habis putus cinta. Apalagi untuk ukuran Autumn yang sudah saling mengenal lama, memutuskan untuk bertunangan—ke jenjang yang lebih serius malah diselingkuhi. Itu benar-benar menyakitkan sekaligus menyedihkan di waktu yang bersamaan.


Perut sudah terisi, saatnya sekarang mereka beraksi. Yang pertama mereka memasuki toko untuk perlengkapan bayi. Karena Autumn pernah mengatakan, “Jika ingin membeli perlengkapan bayi nantinya harus denganku!

Dan di sinilah mereka berada. Autumn tersenyum lebar, langsung berlari menuju baju-baju bayi. “Crys, bukankah ini bagus? Sangat lucuuu!” Autumn memperlihatkan sebuah kostum sapi, beruang, kucing, dan masih banyak lagi untuk ukuran balita.

“Aku akan membeli beberapa, sapi, beruang, kelinci, panda,” gumamnya dan tingkah Autumn membuat Crystal menggelengkan kepala, terkekeh geli. Autumn benar-benar sangat excited “Hmmm, bukankah babi lucu juga?” gumamnya lagi bermonolog.

“Beli saja semua, Kak!” seru Crystal tertawa melihat Autumn.

Autumn menoleh, menaikkan sebelah alisnya. “Sungguh? Apakah aku boleh membeli semua untuk keponakanku?” tanyanya berniat memanggil pelayan untuk menyiapkan kostum hewan yang bermacam-macam, setiap hewan Autumn akan membeli satu.

Crystal langsung mencegah, lalu mendengus. “Ish, tidak perlu, Kak. Tidak ada tempat.”

“Mansion sebesar itu tidak ada tempat. Kau tidak waras?” Autumn mengejek—berlalu pergi, menuju tempat mainan.

Mereka sudah membeli banyak barang, mulai dari baju-baju bayi, mainan bayi, dan peralatan bayi lainnya. Tidak lupa, Crystal dan Autumn berbelanja, tidak melupakan niat awalnya untuk menyenangkan diri sendiri dengan shopping. Bahkan, semua toko di mall mereka masuki dan ada saja yang dibeli. Entah sudah berapa banyak uang yang mereka keluarkan hanya dalam sehari.

Di sisi lain, Austin menatap ponselnya tidak percaya. Bagaimana bisa Crystal berbelanja sebanyak ini? Bahkan Austin harus mengucek-ucek matanya, takut melihat nominal-nominal di ponselnya. Di sana, ada banyak sekali tagihan. Rata-rata uang yang dikeluarkan Crystal di satu toko sebesar 100.000.000.

“Astaga, baby. Apa saja yang kau beli,” gumam Austin lelah—memijat pelipisnya.

Austin juga mendengar, jika adiknya sudah kembali. Tentu bisa ditebak ini ulah mereka berdua. Mereka akan gila berbelanja ketika dijadikan satu.

Before After: Marriage ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang