Chapter 13: Weekend
Happy ReadingTerjadi keheningan selama beberapa menit di ruangan yang terdapat tiga makhluk berbeda gender. Chaesie, satu-satunya gadis di ruangan itu menatap kedua pemuda di depannya dengan senyum yang tersungging di wajahnya.
"Makasih ya udah bantuin, nanti gue traktir soto di kantin deh," ujar Chaesie yang memecah keheningan.
Wiwin dan Jayden melirik satu sama lain. Lalu setelahnya Wiwin berkata menanggapi, "Ngga perlu, kamu baik-baik aja aku udah seneng," kata Wiwin yang tersenyum sumringah.
"'Kan gue ga berniat nyenengin lo, gue cuma mau berterimakasih."
Senyum Wiwin perlahan memudar. Dan Jayden tersenyum geli pada sepupunya. "Jangan alay Win," bisiknya.
"Kalo gitu kalian boleh pergi," ujar Chaesie yang mengusir mereka dengan tidak langsung.
"Kamu ngusir kita?," tanya Wiwin. Chaesie mengangguk.
'Blak-blakan banget,' Jayden membatin.
"Tapi kamu beneran udah ngga apa-apa?," tanya Wiwin memastikan.
"Iya."
DRRKKK!!!
"Chaesie! ya Tuhan!," wanita paruh baya tiba-tiba menerobos masuk dan segera memeluk Chaesie. "Kamu nggapapa? mana yang sakit? sini bunda cek!!."
"Chaes!! Lo kapan sadar!? ko ngga ngabarin!?," Yohanna berteriak histeris.
"Bun, khe-cshe-khekh (Bun, kecekek)."
"Oh!? maaf!! aduh mana yang sakit? kamu butuh napas buatan!?."
Mata Chaesie membulat namun detik berikutnya kembali segaris. "Ngga perlu."
"Heh Chaesie! Lo kok ngga ngabarin kalo udah sadar!? lo anggep gue apa ha!?," Yohanna berteriak (lagi) dengan dramatis.
"Yakali gue yang baru sadar langsung ngabarin Lo, adu lawak banget," kata Chaesie dengan raut wajah datar.
"Tapi, lo ampir dua hari ngga sadar tau!!."
Chaesie tersentak, "serius?."
"Iya! gue ampe cagpe nungguin," ucap Yohanna yang bertindak sok arogan dan acuh tak acuh.
"Cih, siapa suruh nungguin gue markonah."
"Kita 'kan best friend forever sist!."
"Ew, gamau gelay," Chaesie berkata dengan raut wajah yang seolah-olah ingin muntah.
"Jahat banget!!!."
"Tapi sayang, kamu beneran udah ngga apa-apa? bunda cemas banget soalnya."
Chaesie yang mendengar perkataan Yuna menoleh dan menatap bibinya. Ia tersenyum dan berkata, "beneran isoke Bun, lagian itung-itung lemesin otot. Udah lama 'kan Chaesie ngga gelut gini, jadi agak kaku jadinya malah kalah, hehe," ia berkata dengan menggaruk pelan tengkuknya yang tidak gatal.
Yuna dan Yohanna menatap horor gadis itu.
"Apa maksudnya heha hehe?."
"Lo pikir nyawa lo ada sembilan?."
Chaesie menelan salivanya susah payah, 'wadu, salah ngomong ni gue. Mampus.'
Sementara itu dengan para bujang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Repeated Love; JaeYeon
Fanfiction"Kukira, rasa 'itu' telah hilang, tapi ternyata masih membekas di lubuk hatiku yang terdalam." ─── ⋆ ⚠ Stop plagia(t)risme! ⚠ Karya Original dari CHOSHABLL ⚠ JaeYeon local version n: semua yang ada di karya ini (tulisan, cover) original dari CHO...