Ch 1.

7.6K 464 89
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Cerita ini aku buat sebagai sequel dari Bullying.

Summary : Roda kehidupan mulai kembali berputar, ada saat nya hidup di atas maupun di bawah tergantung pada takdir yang akan membawamu kemana.

Begitu juga langkah kedua anak kembar itu, ikatan darah tidak akan pernah bisa menghapus semuanya. Bahkan jarak pun akan menghilang begitu Tuhan telah kembali ikut bermain. Sejauh apapun semuanya menolak, tidak akan ada seorang manusia pun bisa menghalangi apa yang di sebut dengan TAKDIR.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kehidupan dua anak kembar itu memasuki lingkungan baru yang mungkin saja tidak pernah mereka sangka, bangun pagi di kamar mewah dan berbeda harusnya. Tapi Rowon memilih menemani sang adik di kamar barunya, alasan yang di berikan tentu saja karena mereka berada di lingkungan baru. Sehingga perlu membiasakan diri untuk terbiasa.

Padahal jelas bohong sepenuhnya, kedua anak kembar itu tidak takut hantu atau bahkan monster seperti layaknya anak kecil. Mereka tau itu hanya hayalan imajinasi saja, manusia jauh lebih menakutkan dari pada apapun. Hantu tidak bisa menyakiti secara fisik jika mental mu kuat, tapi manusia bisa melakukan dua hal itu sekaligus.

Saat ini keduanya duduk di kursi yang jauh lebih tinggi dari orang dewasa di depan nya, piring mereka terisi penuh makanan yang untuk anak seusianya tergolong berlebihan.

"Eunseo Rowon kalian tidak suka makanan nya ya? "Tanya Jennie dengan nada sedih dan melihat mereka kecewa, Rowon hanya terdiam sedangkan Eunseo menggeleng pelan dan segera menjawab.

"Kami tidak terbiasa makan banyak seperti ini."jawab Eunseo pelan sambil balas menatap Jennie yang terlihat akan menangis sekarang.

"Ini porsi yang sangat sedikit untuk anak kecil, memang kalian tidak pernah di beri makan atau bagaimana."ucap Haruto sambil menaikan alisnya dingin.

"Jika kami mau makan maka kami harus bekerja terlebih dahulu, tapi tidak boleh membuat kesalahan jika tidak Tousan dan kasan tidak akan memberikan kami makanan."timpal Eunseo lagi sambil menunduk kan kepalanya takut jika Haruto marah, biasanya nada seperti itu akan di gunakan kedua orang tua mereka untuk menghukum.

"Aku tidak marah padamu jangan menunduk takut."tegur Haruto sambil menghela nafas lelah, dia memang tidak biasa mengurus anak kecil seperti ini.

"Haru jangan berbicara seperti itu pada Eunseo."ucap Jennie tidak suka dan menatap tajam Haruto, sampai anak nya itu mengerutkan kening tidak mengerti. Sikap mama nya sangat aneh sekali dari kemarin, jika di tanya beliau tidak akan menjawab dan hanya bisa termenung sambil menangis.

Siapa yang tidak akan penasaran jika terjadi hal seperti itu coba, sayang nya Haruto tipe orang malas. Dia tidak akan terlalu banyak bertanya kecuali benar benar penting untuk hidup nya.

"Mama terlihat aneh."ucap Haruto datar kemudian dia segera menaruh sendok nya di piring, pertanda selesai makan kemudian tanpa menunggu balasan Jennie Haruto segera pergi keluar dia masih harus mengurus bahkan skripsi nya bersama Yoonbin.

Twin Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang