Ch 12.

2K 315 113
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Cerita ini aku buat sebagai sequel dari Bullying.

Summary : Roda kehidupan mulai kembali berputar, ada saat nya hidup di atas maupun di bawah tergantung pada takdir yang akan membawamu kemana.

Begitu juga langkah kedua anak kembar itu, ikatan darah tidak akan pernah bisa menghapus semuanya. Bahkan jarak pun akan menghilang begitu Tuhan telah kembali ikut bermain. Sejauh apapun semuanya menolak, tidak akan ada seorang manusia pun bisa menghalangi apa yang di sebut dengan TAKDIR.

.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jeongwoo baru saja terbangun tapi entah kenapa dia merasa sekujur tubuhnya begitu sakit, dan lagi tempat ini sangat aneh kenapa dia tidak berada di rumah sakit. Kamar ini bukan kediaman keluarga Bagaswara yang ada di California.

"Mas Abi udah bangun."ucap Nayaka antusias dan berlari kecil lalu memeluk Jeongwoo erat.

"Naya ini dimana?"tanya Jeongwoo pelan sambil melihat ke sekitar dengan waspada, entah kenapa perasaan nya mengatakan untuk berhati hati.

"Kita ada di rumah sepupu aku mas kak Lucas yang dulu pernah ketemu langsung sama mas itu loh."jawab Nayaka sembari tersenyum kecil, saat memberitahu Jeongwoo tentang kakak sepupunya.

"Buat apa kesini, harusnya kamu tetep ngebiarin aku di rumah sakit."tegur Jeongwoo gak suka sama keputusan sepihak Nayaka, harusnya dia ngomong dulu sama Jeongwoo apapun itu harus di omongin berdua biar gak ada kesalahpahaman apapun.

"Keluarga sepupu aku punya dokter pribadi dengan pengobatan tradisional dan jelas lebih baik dari rumah sakit manapun, ayolah mas aku mohon ya kali ini aja coba dulu."rengek Nayaka dengan expresi memohon, sehingga Jeongwoo hanya bisa menghela nafas lelah.

"Tapi kalo gak berjalan baik maka kita harus pergi dari sini, aku gak suka ngerepotin orang."ucap Jeongwoo tegas yang membuat Nayaka kegirangan dan segera memeluk nya erat.

Tok..
Tok...
Tok..

"Ah masuk."teriak Nayaka sedikit keras, dan beberapa pelayan segera masuk. Membawa beberapa peralatan entah apa kemudian di ikuti seorang pemuda tinggi.

"Kak Luke."panggil Nayaka antusias, melihat  itu Lucas segera tersenyum kecil kemudian mengelus kepala Nayaka pelan.

"Hai adik ipar bagaimana kabar mu? Apa sudah lumayan baik atau ada yang sakit. "Tanya Lucas dengan nada tenang.

"Baik kak, mhh ... sebenarnya seluruh tubuhku merasa sakit sekarang."jawab Jeongwoo dengan jujur.

"Kalau begitu cobalah minum ini, itu obat tradisional yang bisa mengurangi rasa sakitmu."ucap Lucas sembari memberikan Jeongwoo segelas minuman yang di tuangkan pelayan.

Kening Jeongwoo mengernyit begitu mencium bau aneh dari minuman itu, teriakan keras dari kepalanya menyuruh Jeongwoo untuk membuang minuman itu. Tapi begitu dia melihat mata Lucas seolah terhipnotis Jeongwoo meraih minuman aneh itu, dan langsung meneguknya sampai habis.

"Naya bisakah kau keluar lebih dulu."perintah Lucas dengan nada lembut membuat Nayaka terlihat ragu, meski begitu dia tetap menurut dan segera keluar dari kamar.

Twin Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang