Ch 10.

2.2K 333 56
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Cerita ini aku buat sebagai sequel dari Bullying.

Summary : Roda kehidupan mulai kembali berputar, ada saat nya hidup di atas maupun di bawah tergantung pada takdir yang akan membawamu kemana.

Begitu juga langkah kedua anak kembar itu, ikatan darah tidak akan pernah bisa menghapus semuanya. Bahkan jarak pun akan menghilang begitu Tuhan telah kembali ikut bermain. Sejauh apapun semuanya menolak, tidak akan ada seorang manusia pun bisa menghalangi apa yang di sebut dengan TAKDIR.

.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mata Junghwan langsung terbelalak kaget saat melihat seseorang yang berada di depan dia sekarang, akhirnya setelah sekian tahun lama nya dia bisa bertemu kembali dengan kakak sepupunya.

"Kak Jinu."teriak Junghwan sambil mulai nangis dia pengen meluk Jinwoo yang udah mulai nurunin bocah berusia sekitar 7 sampai 8 tahun, yang dari tadi berada di pelukan nya ke tanah.

"Hwanie.."teriak Jinwoo dengan air mata mengalir karena tidak dapat menahan rasa senang nya, akhirnya dia bisa bertemu dengan anggota keluarga yang selama beberapa tahun ini gak pernah dia temui.

"Kakak bisa bebas sekarang? Atau kakak kabur gimana ca-" pertanyaan Junghwan terlalu banyak saking antusias nya bertemu Jinwoo.

"Hwanie satu satu nanya nya, kakak bingung gimana mau jawab."ucap Jinwoo sambil ketawa dan ngapus air mata nya, dia ngelus kepala Junghwan lembut banget.

"Kakak kabur?"tanya Junghwan begitu selesai ngelah nafas buat nenangin diri, dan segera di jawab dengan gelengan pelan dari Jinwoo seolah membantah pertanyaan adik sepupu nya itu.

"Kakak gak kabur kok, coba lihat ini."ucap Jinwoo sambil ngasih liat Junghwan tangan kanan nya, yang udah di lingkari sama cincin putih dengan ukiran rumit dan permata kecil.

"Ini cincin apa kak."ucap Junghwan bingung dan gak ngerti sama sekali, apa yang mau kakak sepupunya itu maksud.

"Pernikahan."kali ini yang ngejawab bukan Jinwoo, melainkan Yoshi. Mata nya menatap datar ke arah seseorang yang telah secara resmi menjadi kakak ipar nya.

"Kau tau ternyata."balas Jinwoo dengan senyum miring penuh arti.

"Kenapa kakak mau nikah sama orang kaya d-"

"Hideki bisakah kau bermain dengan bibi Jang dulu?"tanya Jinwoo lembut sambil menepuk kepala sang putra yang mengangguk kecil, kemudian segera pergi dari sana bersama sang pengasuh.

"Kak."panggil Junghwan gak suka, tatapan matanya keliatan kecewa sekarang.

Bagaimana bisa kakak sepupunya menikah dengan orang kejam sekaligus gila seperti Hamada Mino, dia yang memaksa. Menculik bahkan menghamili Jinwoo, sekaligus menyembunyikan nya selama ini dari dunia.

"Kakak gak punya pilihan lain, dari pada terus berusaha lari apa salahnya kalo kakak belajar mencintai dia? Kakak gak mau hidup dalam pelarian selama nya, kakak pengen bahagia juga Hwanie. Kamu lihat kan sekarang kakak bisa bebas, kakak bisa keluar dari lingkaran setan yang selama ini dia buat."jelas Jinwoo dengan senyum getir dan tatapan menyedihkan yang membuat Junghwan terdiam, tidak bisa sedikitpun membalas ucapan Jinwoo.

Twin Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang