Ch 3

2.5K 344 152
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Cerita ini aku buat sebagai sequel dari Bullying.

Summary : Roda kehidupan mulai kembali berputar, ada saat nya hidup di atas maupun di bawah tergantung pada takdir yang akan membawamu kemana.

Begitu juga langkah kedua anak kembar itu, ikatan darah tidak akan pernah bisa menghapus semuanya. Bahkan jarak pun akan menghilang begitu Tuhan telah kembali ikut bermain. Sejauh apapun semuanya menolak, tidak akan ada seorang manusia pun bisa menghalangi apa yang di sebut dengan TAKDIR.

.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suasana hening di ruangan itu terpecah oleh suara tamparan keras, menggema ke seluruh ruangan. Wanita cantik itu bahkan nyaris terjatuh jika saja dia tidak bisa menjaga keseimbangan, meskipun begitu matanya tidak sedikitpun menatap takut pada pria yang terlihat jauh lebih tinggi.

"Mas udah berkali kali bilang sama kamu Abiyasa itu udah mati, yang sekarang terbaring di ranjang rumah sakit itu orang lain entah siapa. Dia punya keluarga Nayaka jangan egois tolong berhenti ngelakuin tindakan bodoh kaya gini."bentak pria itu keras terlihat begitu marah pada sang adik yang tidak tergoyahkan sekalipun.

"Enggak! Abiyasa masih hidup mas, dia Abi nya Nayaka suami Naya yang dulu minta langsung adek mas Bayu ini buat di ajak nikah."bantah Nayaka tidak kalah keras nya sampai pria di hadapan nya menggelengkan kepalanya berulang kali, hampir menyerah meruntuhkan keyakinan sang adik.

"Jangan bodoh Nayaka kamu udah ngeliat sendiri di peti mati itu terbaring mayat Abiyasa, dan pria di dalam sana itu bukan suami kamu. Gak perduli meski secara fisik maupun wajah dia sama kaya Abiyasa, tapi suami kamu jelas udah mati."ucap pria itu tegas menimbulkan teriakan histeris dari Nayaka.

"Dia Abiyasa mas harus tau dia Abiyasa, Naya gak bisa hidup tanpa Abi mas. Kalo Abi emang bener udah gak ada lebih baik Naya mati aja."dengan lantang Nayaka segera berbuat nekat kali ini dia membuka jendela Vvip di kamar Abiyasa, berniat terjun langsung dari lantai 7.

"Naya jangan gila kamu."bentak pria itu panik sekaligus marah, adiknya itu begitu gila jika menyangkut apa yang di inginkan nya.

Dia terlalu terbiasa mendapat semua yang di inginkan nya, sampai ketika sesuatu tidak berjalan sesuai kehendak Nayaka. Dirinya akan menggila menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan apapun keinginan nya. Termasuk saat menyelamatkan seseorang lima tahun lalu, begitu dia berniat bunuh diri.

Menyerah atas hidup ketika Abiyasa meninggal dalam kecelakaan bruntun saat akan kembali dari kantor, dua bulan masa depresi Nayaka berhasil lolos dari keluarganya kemudian pergi ke laut untuk menenggelamkan diri nya sendiri.

Tapi entah beruntung atau tuhan masih menyayangi Nayaka, seseorang yang sangat mirip dengan Abiyasa penuh luka parah di sekujur tubuhnya berada di pesisir pantai. Tentu saja tanpa pikir panjang Nayaka segera membawanya kerumah sakit.

Setelah itu menyematkan secara paksa identitas Abiyasa Hardian pada pria asing itu, memaksa sang kakak yang merupakan psikiater terkenal untuk menanamkan rasa familiar atas nama Abiyasa.

Twin Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang