Ch 11.

2K 321 103
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Cerita ini aku buat sebagai sequel dari Bullying.

Summary : Roda kehidupan mulai kembali berputar, ada saat nya hidup di atas maupun di bawah tergantung pada takdir yang akan membawamu kemana.

Begitu juga langkah kedua anak kembar itu, ikatan darah tidak akan pernah bisa menghapus semuanya. Bahkan jarak pun akan menghilang begitu Tuhan telah kembali ikut bermain. Sejauh apapun semuanya menolak, tidak akan ada seorang manusia pun bisa menghalangi apa yang di sebut dengan TAKDIR.

.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keringat dingin terus mengalir dari dahi Jeongwoo, tubuhnya bergetar hebat dan tidak ada seorangpun yang bisa membantunya menahan rasa sakit. Segel itu menghalangi semua orang untuk membantu, jadi mereka semua hanya bisa mengepalkan tangan.

Menahan diri agar tidak menghancurkan semua yang ada di sekitar, Haruto bahkan terus menangis melihat Jeongwoo yang berteriak kesakitan. Dan si kembar yang kini terdiam melihat kondisi dari sang ayah, dengan banyak nya orang melingkari tempat tidur.

"Apa tidak ada yang bisa kita lakukan?"tanya Rose lirih tubuhnya yang lemah di paksa untuk berdiri, melihat sang putra yang berteriak kesakitan tanpa henti.

"Ada satu cara, tapi saya gak tau apa kalian bisa setuju atau enggak."ucap Yoshi yang baru aja dateng dengan tergesa gesa, kakak nya gak bisa lama lama di sini.

Dia mesti ngalangin Irene biar gak macem macem atau ngelakuin tindakan gila lainnya, dan untuk itu maka Mino harus berada di dekat nya terus. Agar bisa memantau segala macam gerak gerik nya, jadi waktu untuk menyembuhkan Jeongwoo juga tidak banyak.

"Jelaskan."perintah Jiwon dingin dengan nada berwibawa, dia perlu mendengarkan pendapat Yoshi untuk membuat keputusan. Karena kekuatan keluarga Park tidak akan terlalu banyak berguna untuk, menghancurkan segel keluarga Huang.

Salah langkah sedikit saja maka nyawa Jeongwoo bisa jadi taruhan, maka dari itu tidak ada sedikitpun yang bisa meringankan  rasa sakit itu. Kecuali dari Jeongwoo sendiri,  permasalahan nya segel itu di buat saat Jeongwoo kehilangan ingatan.

Dia jelas tidak akan bisa menggunakan sedikitpun tenaga dalam, dan juga segel itu seperti menahan segala ingatan Jeongwoo agar tumpang tindih dia mungkin tidak akan bisa membedakan mana mimpi maupun kenyataan.

Atau bahkan pertemuan nya dengan Haruto dan keluarga Park sebelumnya akan segera hilang, tidak akan ada jejak sedikitpun yang tersisa karena cara kerja dari segel keluarga Huang memang seperti itu.

"Kakak kedua saya mungkin bisa membantu memulihkan ingatan Jeongwoo, itupun jika kalian mengizinkan nya."jelas Yoshi tegas dan balas menatap Jiwon yakin.

"Hamada Mino anak yang terobsesi pada Jinwoo itu kan."timpal Kyuhyun menyela pembicaraan saat ingatan nya akan sosok kakak kedua dari Yoshi muncul.

Twin Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang