Ch 14.

2.1K 308 62
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Cerita ini aku buat sebagai sequel dari Bullying.

Summary : Roda kehidupan mulai kembali berputar, ada saat nya hidup di atas maupun di bawah tergantung pada takdir yang akan membawamu kemana.

Begitu juga langkah kedua anak kembar itu, ikatan darah tidak akan pernah bisa menghapus semuanya. Bahkan jarak pun akan menghilang begitu Tuhan telah kembali ikut bermain. Sejauh apapun semuanya menolak, tidak akan ada seorang manusia pun bisa menghalangi apa yang di sebut dengan TAKDIR.

.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tangan kecil Eunseo tiba tiba menarik tangan Asahi pelan dia kebetulan memang lagi ke rumah keluarga Park buat nemuin Haruto bareng sama Jaehyuk, dengan lembut Asahi noleh dan nanya pelan ke Eunseo.

"Kenapa hm? "Tanya Asahi gerakan tangan Eunseo seolah menyuruh Asahi untuk mendekat, meski terlihat bingung di awal dia tetap mendekatkan telinganya ke arah Eunseo.

"Paman boleh gak kita ngomong di tempat sepi, tapi jangan ngajak yang lain."bisik Eunseo pelan banget sampe cuman keduanya aja yang bisa denger.

"Mau main? Yaudah yuk paman temenin ke taman belakang."ajak Asahi dengan senyum lembut, dia tidak banyak bertanya apa alasan Eunseo sampai mengajak nya ke tempat sepi.

Kebetulan di ruangan itu cuman ada Jaehyuk, Yedam sama Haruto doang. Junghwan, Doyoung sama Yoshi lagi ke luar bentar buat ngambil berkas dari orang suruhan mereka masing masing. Sehingga gak bakal ada satupun yang curiga kalau Asahi nurutin kemauan si kembar.

Beda cerita kalo tiga orang itu ada, Karena jelas suara se kecil apapun bakal bisa mereka denger. Maka dari itu dengan langkah tenang Asahi keluar bersama Eunseo dan Rowon, untuk pergi ke pojok taman. Pokoknya tempat yang jarang banget di datengin, meski dengan langkah pelan mengingat tubuh Asahi belum sepenuhnya bisa gerak secara bebas.

"Paman dari keluarga Hamada kan? "Tanya Rowon langsung membuat salah satu alis Asahi naik karena heran, tapi meskipun begitu toh dia tetap mengangguk.

"Kalo gitu jelas bisa nyanyi lagu kematian kan? "Tanya Eunseo kali ini tatapan mata nya memiliki kilat aneh seperti sebuah kegilaan secara tidak langsung.

"Apa yang kalian mau."ucap Asahi pelan dengan nada datar tidak bisa terlalu memandang remeh kedua anak kembar di hadapan nya.

"Paman bisakah mengundang keluarga Na dan Lee? Jika bisa maka kami akan menjelaskan semuanya."ucap Eunseo tenang tidak merasa terintimidasi sama sekali dengan perubahan sikap Asahi.

"Apa sebenarnya ren-"

"Kami minta tolong."mohon Eunseo dan Rowoon secara bersamaan dengan mata bulat dan berkaca kaca.

Sampai Asahi tidak memiliki pilihan lain selain mengangguk, dan segera mengatur pertemuan dengan Taeyong juga Jaemin. Kebetulan sekali mereka juga ada di negara ini, sehingga pertemuan nya bisa di laksanakan hari ini juga.

"Sebentar kita harus izin dulu sama bunda."ucap Rowon yang langsung berlari lagi masuk ke dalam rumah, untuk meminta izin sang bunda sedangkan Asahi dan Eunseo menyusul di belakang nya.

Twin Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang