Ch 2

3K 384 113
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Cerita ini aku buat sebagai sequel dari Bullying.

Summary : Roda kehidupan mulai kembali berputar, ada saat nya hidup di atas maupun di bawah tergantung pada takdir yang akan membawamu kemana.

Begitu juga langkah kedua anak kembar itu, ikatan darah tidak akan pernah bisa menghapus semuanya. Bahkan jarak pun akan menghilang begitu Tuhan telah kembali ikut bermain. Sejauh apapun semuanya menolak, tidak akan ada seorang manusia pun bisa menghalangi apa yang di sebut dengan TAKDIR.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Berkali kali pukulan di layangkan baik oleh Doyoung ataupun Junghwan gak ada satupun orang di ruangan itu bisa nahan keduanya, rasa penuh amarah mereka juga bentakan demi bentakan penuh umpatan sejak tadi terus keluar tidak berhenti sedikitpun.

"Junghwan udah berhenti dia bakal mati sebentar lagi kalo lo terus kaya gini."tahan Yoshi dengan lembut memeluk tubuh Junghwan.

"Biar biar dia mati sekalian, berani berani nya mereka nyembunyiin hal penting kaya gini dari gue sama Doyoung."geram Junghwan marah masih ingin terus memukul Hanbin, meski pria yang jauh lebih tua telah hampir sekarat di bawah nya.

"Kalo mereka mati Haruto pasti bakal jauh lebih depresi, dan hal itu gak bakal baik buat pertumbuhan si kembar nantinya."jelas Asahi dingin meski begitu terdapat jejak memar bekas pukulan Junghwan dan Doyoung sekaligus.

Dua saudara Jeongwoo itu tentu saja terlebih dahulu memberikan pelajaran pada Asahi, meski begitu Asahi itu kuat jadi keduanya tidak akan bisa sampai membuatnya sekarat seperti Hanbin juga Seunghyun.

"Gue pengen ketemu sama mereka."ucap Doyoung pelan dia udah berhenti mukulin Seunghyun dan mulai ngelap tangan bekas noda darah pake tisu yang gak tau di dapetin Yedam dari mana.

"Gue ikut."ucap Junghwan ngelepas pelukan Yoshi terus jalan keluar ngikutin Doyoung.

"Kita bawa mereka kerumah sakit sekarang."ucap Yoonbin sambil ngelah nafas lelah, di bawah udah ada mobil ambulance emang sengaja Hanbin siapin terlebih dulu.

Karena dia jelas tau baik Doyoung maupun Junghwan gak bakal cuman ngasih satu dua pukulan sederhana, sebenarnya mereka masih beruntung dua saudara Park itu gak make sedikitpun tenaga dalam ketika mukul mereka kalo enggak nyawa kakak Haruto pasti gak bakal selamat dan udah nemuin malaikat maut.

"Dia bilang si kembar nemenin kak Haruto yang lagi gak sadar kan."ucap Junghwan pelan sedangkan Doyoung cuman ngangguk doang, mereka berdua cuman jalan sedikit doang ngelewatin lorong buat pergi ke pojok kamar.

Tempat Haruto berada, tanpa basa basi maupun ngasih salam sedikitpun Doyoung ngebuka pintu. Cuman buat ngeliat dua bocah kembar cewek cowok terperanjat kaget. Mata bulat mereka terlihat sangat waspada sekarang membuat Junghwan tertawa kecil.

Twin Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang