Ch 9.

2.1K 317 104
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Cerita ini aku buat sebagai sequel dari Bullying.

Summary : Roda kehidupan mulai kembali berputar, ada saat nya hidup di atas maupun di bawah tergantung pada takdir yang akan membawamu kemana.

Begitu juga langkah kedua anak kembar itu, ikatan darah tidak akan pernah bisa menghapus semuanya. Bahkan jarak pun akan menghilang begitu Tuhan telah kembali ikut bermain. Sejauh apapun semuanya menolak, tidak akan ada seorang manusia pun bisa menghalangi apa yang di sebut dengan TAKDIR.

.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Awalnya Haruto memang tidak berniat pergi ke negara itu lagi, terlalu banyak kenangan menyakitkan di sana terutama saat kecelakaan Jeongwoo dan ketidakmampuan nya menghadapi kenyataan hingga berulang kali melakukan percobaan bunuh diri.

Katakan dia beruntung atau tuhan masih menyayangi nya, karena si kembar begitu kuat anak mana yang masih bisa bertahan begitu sang ibu jatuh dari atas balkon lantai dua. Dan hanya mengalami pendarahan ringan padahal jika itu terjadi pada orang normal mereka jelas akan keguguran.

Saat ini Haruto hanya bisa menangis dia berulang kali terlihat menatap ke arah luar, sedangkan Jeongwoo dia cuma bisa diam saja tidak mengerikan. Kenapa Haruto pergi ke negara nya? Bukankah dia tinggal di California?

Mereka tadi tiba menggunakan pesawat biasa, sedangkan semua permintaan Haruto tentang pesawat jet pribadi merupakan jebakan saja untuk mengelabui Irene agar tidak tau siasat mereka.

"Haru bisa gue minta penjelasan lo terlebih dahulu?"tanya Jeongwoo sambil natap Haruto tegas, dia gak mungkin selamanya cuman bisa diem gitu aja sedangkan Nayaka beserta keluarga nya pasti udah ngerahin anak buah nya buat nyariin keberadaan Jeongwoo sekarang.

"Pulang kerumah mama sakit."ucap Haruto dengan suara serak, dia sempet di hubungi Junghwan kalo Rose makin parah keadaan nya dan sekarang di rawat sama keluarga utama Park.

Jadi mau gak mau mereka emang harus ngejelasin gimana bisa nemuin kalo Jeongwoo masih hidup, biar Rose gak semakin sakit parah karena ngerasa kehilangan anak kesayangan nya.

Meski Jeongwoo sering dia katain atau bahkan omeli tapi percayalah Rose sangat menyayangi dia lebih dari siapapun, anak pertama adalah buah hati dari setiap orang tua. Yang akan mengajarkan mereka setiap proses bagaimana menjadi orang tua yang sebenarnya.

Itu alasan yang membuat Rose tidak sanggup kehilangan Jeongwoo, awalnya dia tidak sampai separah Haruto. Tapi entah kenapa seiring dengan berjalan nya waktu Rose mulai sering sakit sakitan, sering kali Doyoung sama Junghwan ngeliat mama mereka termenung.

Pandangan nya seringkali gak fokus dan selalu nangis tiap malem manggil nama Jeongwoo, sampe harus beberapa kali konsumsi obat penenang. Keadaan Rose sekarang buruk karena cuman bisa terbaring di ranjang kamar sejak setahun yang lalu.

Mata Jeongwoo beberapa kali ngerasa kalo supir itu sejak awal keliatan kaget ngeliat dia sebelum bisa ngendaliin diri, dan berusaha bersikap biasa aja. Tapi Jeongwoo lebih dari tau kalo semua orang sejak tadi ngawasin dia.

Twin Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang