Ch 4

2.3K 349 117
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati.

Cerita ini aku buat sebagai sequel dari Bullying.

Summary : Roda kehidupan mulai kembali berputar, ada saat nya hidup di atas maupun di bawah tergantung pada takdir yang akan membawamu kemana.

Begitu juga langkah kedua anak kembar itu, ikatan darah tidak akan pernah bisa menghapus semuanya. Bahkan jarak pun akan menghilang begitu Tuhan telah kembali ikut bermain. Sejauh apapun semuanya menolak, tidak akan ada seorang manusia pun bisa menghalangi apa yang di sebut dengan TAKDIR.

.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di pojok ruangan yang jarang sekali orang lewat karena tempat itu merupakan gedung lama, sehingga semua kegiatan dan peralatan baru rumah sakit tidak terlalu lengkap karena di pindahkan ke gedung baru.

Sehingga di jadikan tempat paling cocok untuk berbicara atau lebih tepatnya menginterogasi Nayaka, yang saat ini menatap mereka dengan pandangan kosong. Sepenuhnya berada di bawah kendali Yoshi, sang master yang lebih jago dari Asahi tapi jarang sekali menggunakan kekuatan nya yang satu itu.

"Sebutin nama lengkap lo."ucap Doyoung nyoba dulu berhasil atau tidak nya kekuatan Yoshi dalam memberikan pengaruh.

"Nayaka bagaswara."jawab Nayaka dengan datar nyaris tanpa intonasi nada sedikitpun.

"Cowok tadi siapa lo?"tanya Junghwan datar meski begitu tangan nya terkepal kuat, akhirnya dia akan tau siapa pria yang begitu mirip sama abang nya yang udah meninggal lima tahun lebih.

"Suamiku."balas Nayaka singkat.

"Bukan gitu cara nanya nya. Minggir biar gue aja."tegur Yoonbin kesal sendiri, jika mereka berdua bertanya hal seperti itu buat apa sampai Yoshi menggunakan kekuatan nya. Di profil lengkap wanita itu juga udah menjelaskan semuanya, jadi harusnya mereka lebih bertanya spesifik.

"Abiyasa itu aslinya orang asing kan, kapan dan dimana lo nemuin dia."ucap Yoonbin langsung memilih point penting agar Nayaka bisa lebih bercerita.

"Pesisir pantai kota B saat aku akan bunuh diri, aku melihatnya terluka parah di pinggir pantai dan karena baik wajah maupun tubuhnya mirip dengan mendiang suamiku. Maka dari itu aku menyematkan identitas Abiyasa pad-"

Plak...

"DOYOUNG."teriak Yedam kaget dia segera nahan tangan tunangannya itu biar gak kelepasan mukul Nayaka lebih jauh, karena satu tamparan itu cukup untuk membuat wanita itu terjatuh di atas rumput.

Bisa di lihat oleh semua orang bekas darah di sudut bibir nya beserta memar kebiruan yang sangat mengerikan. Seolah menjelaskan seberapa kuat Doyoung menggunakan tenaganya.

"Jangan bertindak sembarangan, kita di sini bukan buat ngebunuh dia."tegur Yoshi saat Doyoung kehilangan kendali, meski begitu Yoshi tau perasaannya sekarang pasti campur aduk.

Padahal yang di kira semua orang akan kehilangan kendali itu Junghwan, mengingat seberapa dewasa juga tenang nya Doyoung dalam bersikap. Maka dari itu Yoshi menahan tangan Junghwan agar tidak bergerak, tapi realita sebenarnya justru Doyoung yang memukul Nayaka.

Twin Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang